Fasa Tersebar KOMPONEN KOMPOSIT .1 Fasa Matriks

40 Tabel 2.2 Karakteristik Polipropilena Daur Ulang [6, 37] Sifat Nilai Titik lebur o C Suhu kristalisasi o C Kekuatan tarik MPa 163,7 121,79 16 - 26 Modulus tarik MPa 700 - 800 Pemanjangan saat putus 12,5 Kristalinitas 32,2481

2.2.2 Fasa Tersebar

Fasa tersebar pengisi merupakan bahan dalam bentuk partikel, serat atau kepingan yang ditambahkan untuk meningkatkan sifat mekanik dan fisik bahan komposit seperti kekuatan, kekakuan dan keliatan [5]. Fasa ini bertindak sebagai medium alas beban atau komponen dimana tegasan diberikan. Bentuk yang paling kuat pada semua kelas bahan penguat adalah serat. Oleh karena itu, banyak bahan penguat terutama serat yang telah digunakan secara komersil untuk beberapa jenis matriks tertentu [30]. Ada beberapa bentuk serat seperti serat pendek, serat panjang, serat selanjar, tikar anyaman, dan lain - lain. Serat adalah bahan penguat yang dicirikan dengan perbandingan aspek aspect ratio yaitu perbandingan panjang terhadap diameter serat. Perbandingan aspek ini memainkan peranan penting terhadap sifat - sifat kekakuan dan keliatan toughness bahan komposit. Partikel tidak mempunyai geometri yang seragam, sehingga perbandingan aspeknya lebih susah ditentukan. Perbandingan aspek partikel lebih kecil dibandingkan serat sehingga kesan partikel terhadap sifat - sifat mekanik komposit polimer yang dihasilkan tidak begitu nampak [30]. Ada terdapat dua jenis serat, yaitu serat sintetis dan serat alami [30] : 1. Serat Sintetis Serat sintetis telah digunakan secara meluas pada pembuatan komposit. Contohnya serat kaca, serat karbon, serat kevlar dan sebagainya. Kelebihan penggunaan serat sintetis adalah kekuatan yang tinggi karena serat ini dapat menghasilkan kekuatan yang diinginkan tetapi meningkatkan biaya pembuatan komposit karet serat sintetis cenderung mahal. Komposit yang dihasilkan dengan menggunakan serat sintetis mempunyai ketahanan terhadap panas, dingin dan kelembaban. Selain serat di atas, contoh serat Universitas Sumatera Utara 41 sintetis yang lain, yaitu serat logam, serat polimer dan sebagainya yang digunakan pada industri pembuatan komposit. 2. Serat Alami Serat alami merupakan suatu serat lignoselulosa yang berasal dari tumbuh - tumbuhan yang memiliki komponen kimia yang terdiri dari karbohidrat, lignin dan bahan ekstrak. Sedangkan karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa. Serat alami digunakan sebagai bahan penguat pada teknologi polimer karena beberapa alasan berikut :  Serat alami dapat terikat sendiri antara satu sama lain karena adanya ikatan hidrogen antara molekul selulosa.  Memiliki sifat lentur yang tinggi.  Memiliki luas permukaan yang besar sehingga sentuhan ikatan antara muka dengan serat dan matriks semakin besar.  Penggunaan serat alami pada pembuatan komposit juga dipengaruhi harga, kriteria ekonomi yaitu faktor kesediaan bahan mentah dalam jumlah yang banyak dan juga biaya yang lebih murah dibandingkan dengan serat sintetis. Adapun beberapa kriteria pemilihan serat sebagai pengisi bahan komposit, yaitu [30] :  Biaya  Sifat - sifat mekanik  Densitas  Keserasian  Kestabilan UV  Kemampuan proses  Koefisien termal ekspansi Pada penelitian ini, terdapat 2 jenis pengisi yang digunakan, yaitu serbuk serat sintetis dan serbuk serat alami. Serat sintetis yang digunakan adalah serat kaca tipe - E dan serat alami yang digunakan adalah serat ampas tebu. Universitas Sumatera Utara 42 2.2.2.1 Serat Kaca Serat kaca merupakan komoditas komposit yang paling banyak digunakan dan berkembang dengan sangat pesat dalam penggunaannya [29]. Kaca merupakan jenis pengisi yang baik untuk plastik. Kaca merupakan salah satu material paling kuat kekuatan tarik 3,5 GPa pada ukuran diameter 9 - 15 μm. Selain itu, serat kaca juga memiliki sifat tidak mudah terbakar dan tahan terhadap senyawa kimia [38]. Kaca merupakan turunan dari sumber alam yaitu pasir [39] dan tersedia dalam berbagai macam bentuk, yaitu [27] : 1. Bentuk benang kontinu dengan susunan keliling continuous strands and rovings. Susunan keliling ini diperoleh dari benang kontinu yang digunakan pada produk berupa filamen seperti botol bertekanan, tanki, dan sebagainya. Resin poliester dapat dipadukan dengan bentuk serat kaca ini. Gambar 2.6 Continuous Strands and Rovings 2. Bentuk benang yang dipotong chopped strands. Benang kaca ini dipotong menjadi bendek pada ukuran 3 - 10 mm. Resin poliester dapat dipadukan dengan bentuk serat kaca ini dan juga banyak digunakan sebagai pengisi pada termoplastik. Gambar 2.7 Chopped Strands Universitas Sumatera Utara 43 3. Bentuk benang yarn. Bentuk ini merupakan analogi dari serat tekstil dan digunakan untuk menenun kain kaca ataupun digunakan sebagai kawat pengikat pada ban kendaraan. Gambar 2.8 Yarn 4. Bentuk tikar Mat. Bentuk serat kaca ini dibuat dengan menyatukan benang - benang serat kaca panjangnya 20 - 50 mm dengan bantuan resin sehingga satuan benang - benang ini akan menyerupai bentuk tikar. Gambar 2.9 Mat Selain terdiri dari berbagai macam bentuk, serat kaca yang digunakan secara komersial juga terdiri dari berbagai tipe sesuai dengan sifat serat kaca tersebut yang diklasifikan dalam abjad, yaitu [27, 40] : 1. Serat Kaca Tipe - E Abjad „E‟ yang terdapat pada tipe serat kaca ini merupakan singkatan dari kata electrical, yang menandakan bahwa sifat khasnya adalah memiliki ketahanan terhadap listrik yang baik kemampuan menghantarkan listrik yang buruk. Universitas Sumatera Utara 44 2. Serat Kaca Tipe - S Abjad „S‟ yang terdapat pada tipe serat kaca ini merupakan singkatan dari kata strength, yang menandakan bahwa sifat khasnya adalah memiliki kekuatan yang tinggi. 3. Serat Kaca Tipe - C Abjad „C‟ yang terdapat pada tipe serat kaca ini merupakan singkatan dari kata chemical, yang menandakan bahwa sifat khasnya adalah memiliki ketahanan terhadap senyawa kimia yang tinggi. 4. Serat Kaca Tipe - M Abjad „M‟ yang terdapat pada tipe serat kaca ini merupakan singkatan dari kata modulus, yang menandakan bahwa sifat khasnya adalah memiliki modulus yang tinggi kekakuan yang tinggi sehingga banyak digunakan pada aplikasi struktural yang memerlukan tingkat kekakuan yang tinggi. 5. Serat Kaca Tipe - A Abjad „A‟ yang terdapat pada tipe serat kaca ini merupakan singkatan dari kata alkali, yang menandakan bahwa sifat khasnya adalah memiliki komposisi senyawa alkali yang tinggi sehingga mudah dirusak oleh adanya uap air. Tipe serat kaca ini hanya digunakan untuk hal - hal yang umum tidak ada kontak dengan uap air, selain itu harganya juga murah. 6. Serat Kaca Tipe - D Abjad „D‟ yang terdapat pada tipe serat kaca ini merupakan singkatan dari kata dielectric, yang menandakan bahwa sifat khasnya adalah memiliki konstanta dielektrik yang rendah sehingga cocok untuk diaplikasikan pada bidang elektronik. Pada penelitian ini, tipe serat kaca yang digunakan adalah tipe - E dengan bentuk serat kaca tikar mat. Serat kaca tipe - E memiliki komposisi yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Universitas Sumatera Utara 45 Tabel 2.3 Komposisi Serat Kaca Tipe - E [40] Komposisi berat Silikon dioksida SiO 2 59,0 - 60,1 Aluminium oksida Al 2 O 3 12,1 - 13,2 Kalsium oksida CaO 22,1 - 22,6 Magnesium oksida MgO 3,1 - 3,4 Titanium oksida TiO 2 0,5 - 1,5 Sodium oksida Na 2 O 0,6 - 0,9 Kalium oksida K 2 O 0,2 Besi oksida Fe 2 O 3 0,2 Florin F 2 0,1 Sifat fisis dan mekanik dari serat kaca tipe - E dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2.4 Sifat Fisis dan Mekanik Serat Kaca Tipe - E [39] Sifat Nilai Densitas gcm 3 2,59 Konstanta dielektrik pada 23 o C, 1 MHz 6,3 - 6,7 Kekuatan tarik MPa 34,45 Modulus elastisitas GPa 72,35 Pemanjangan 4,8 Tabel 2.5 Perbandingan Antara Serat Alami dan Serat Kaca [41] Sifat Serat Alami Serat Kaca Massa Jenis Rendah 2x Serat Alami Biaya Rendah Rendah lebih tinggi dari SA Terbarukan Ya Tidak Kemampuan Daur Ulang Ya Tidak Konsumsi Energi Rendah Tinggi Distribusi Luas Luas Menetralkan CO 2 Ya Tidak Menyebabkan Abrasi Tidak Ya Resiko Kesehatan Tidak Ya Limbah Biodegradable Tidak Biodegradable Berdasarkan perbandingan antara serat alami dan serat kaca pada Tabel 2.5, dapat dilihat bahwa serat alami memiliki sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki oleh serat kaca. Penambahan serat alami pada komposit yang diperkuat serat kaca diharapkan dapat mengurangi kelemahan serat kaca. Universitas Sumatera Utara 46 2.2.2.2 Serat Ampas Tebu Ampas tebu bagasse merupakan adalah bahan sisa berserat dari batang tebu yang telah mengalami ekstraksi niranya dan tidak tahan disimpan karena mudah terserang jamur [42]. Ampas tebu tersedia dalam jumlah banyak pada industri gula dan dalam satu kali proses ekstraksi dihasilkan ampas tebu sekitar 35 - 40 dari berat tebu yang digiling secara keseluruhan. Dari sekian banyak ampas tebu yang dihasilkan, hanya sekitar 50 yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar dalam proses produksi gula [43]. Selain sebagai bahan bakar dalam proses produksi gula, ampas tebu juga dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk serat dan partikel untuk papan, plastik, pakan ternak, kertas dan media untuk budidaya jamur atau dikomposisikan untuk pembuatan pupuk, serta adsorben ion logam berat seperti seng, kadmium, tembaga dan timbal [42, 43]. Sebanyak 54 juta ton tebu diproduksi setiap tahun di seluruh dunia dan industri gula rata - rata menghasilkan 270 kg ampas tebu per ton tebu [13]. Gambar 2.10 Ampas Tebu Ampas tebu juga memiliki kadar selulosa tinggi yang merupakan komponen penting dalam dunia polimer [14]. Suatu bahan yang memiliki kadar selulosa yang tinggi mengindikasikan bahwa bahan tersebut memiliki ikatan - ikatan seperti ikatan hidrogen yang dapat membuat bahan menjadi kuat dan kaku [15]. Komposisi serat ampas tebu dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Universitas Sumatera Utara 47 Tabel 2.6 Komposisi Serat Ampas Tebu [26] Komponen Kadar Selulosa 55,3 Hemiselulosa 18,8 Lignin 21,0 Senyawa ekstraktif 2,9 Abu 1,9 Selain itu, ampas tebu juga memiliki densitas yang rendah sehingga dapat memperingan komposit yang dihasilkan serta beberapa sifat mekanik yang mendukung. Sifat fisis dan mekanik serat ampas tebu dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.7 Sifat Fisis dan Mekanik Serat Ampas Tebu [42] Sifat Nilai Densitas gcm 3 0,36 Kekuatan tarik MPa 140 Perpanjangan 25 Kekerasan MPa 3200 Dengan jumlah produksi yang besar setiap tahunnya, komposisi selulosa tinggi yang dapat membuat suatu bahan menjadi kuat dan kaku, serta sifat fisis dan mekanik yang mendukung pada ampas tebu ini, maka ampas tebu sangat berpotensi untuk dijadikan salah satu pengisi pada komposit hibrid polipropilena daur ulang dari PBKG.

2.2.3 Fasa Antarmuka

Dokumen yang terkait

Pembuatan Komposit Biodegradabel dari α-Selulosa Ampas Tebu Bz 132 (Saccharum officinarum) dan Polipropilena dengan Menggunakan Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida dan Divinil Benzena Sebagai Agen Pengikat Silang

5 67 113

Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena Tereftalat (PET) Sebagai Matrik Komposit Dengan Bahan Penguat Kaca Serat

2 34 51

Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena (PE) Sebagai Matriks Komposit Dengan Bahan Penguat Serat Kaca

5 55 54

Pembuatan Komposit Polipropilena Dengan Penguat Serat Polipropilena Terorientasi Dan Bahan Pengikat Anhidrida Maleat

0 36 90

Daur Ulang Limbah Plastik Bekas Kemasan Gelas (PBKG) dan Limbah Lignoselulosa dari Serat Tandan Kosong Sawit (STKS) sebagai Bahan Baku Komposit Termodifikasi

0 0 131

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 19

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN - Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 5

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 24