55
.100 l
l l
ε dan
A F
τ
o o
2.1 Dimana :
= Tegangan tarik Nm
2
F = Tegangan gaya N A = Luas permukaan m
2
= Regangan l = Panjang akhir sampel m
l
o
= Panjang awal sampel m Pada peregangan suatu bahan polimer, perpanjangan tidak selalu berbanding
lurus dengan beban yang diberikan, dan pada penurunan kembali beban, sebahagian regangannya hilang, karena bahan polimer bukan merupakan bahan
sepenuhnya elastis tetapi ada sifat viskositasnya [51].
2.3.2 Uji Kekuatan Lentur Flexural Strength
Material komposit mempunyai sifat tekan lebih baik dibanding tarik, pada perlakuan uji lentur spesimen, bagian atas spesimen terjadi proses tekan dan
bagian bawah terjadi proses tarik sehingga kegagalan yang terjadi akibat uji bending yaitu mengalami patah bagian bawah karena tidak mampu menahan
tegangan tarik [44]. Kekuatan lentur merupakan kemampuan bahan untuk melentur, dimana
pengujian biasanya dilakukan dengan menekuk bahan sampel menggunakan beban. Kekuatan lentur τ suatu bahan dapat dihitung dengan persamaan berikut
[51] :
2
2bd 3PL
τ 2.2
Dimana : = Kekuatan lentur Nm
2
P = Beban patah N L = Lebar batang uji m
b = Tebal batang uji m d = Jarak antara titik tumpu m
Universitas Sumatera Utara
56
2.3.3 Uji Kekuatan Bentur Impact Strength
Kekuatan impak adalah suatu kriteria penting untuk mengetahui ketegasan bahan atau ketahanan bahan terhadap daya dengan kecepatan tinggi hantaman.
Kekuatan impak suatu bahan polimer dapat diukur dengan menggunakan alat impact test. Untuk kekuatan impak, bahan dapat dibagi dalam dua klasifikasi,
yaitu bahan yang rapuh brittle dan lentur ductile [51]. Pengujian ini biasanya mengikuti dua metoda yaitu metoda Charpy dan Izod
yang dapat digunakan untuk mengukur kekuatan impak, yang kadang juga disebut sebagai ketangguhan ketok notch toughness. Untuk metoda Charpy dan Izod,
spesimen berupa dalam bentuk persegi dimana terdapat bentuk V - notch yang dapat dilihat pada gambar berikut [44] :
Gambar 2.18 Spesimen V - Notch Metoda Charpy dan Izod
Peralatan untuk melakukan kekuatan impak spesimen V - notch ditunjukkan pada Gambar 2.19. Beban didapat dari tumbukan pendulum yang
dilepas dari ketinggian h. Spesimen diletakkan di dasar seperti pada Gambar 2.18. Ketika dilepas ujung pisau pada pendulum akan menghantam dan mematahkan
spesimen pada titik ketoknya notch yang bekerja sebagai titik tegangan untuk benturan kecepatan tinggi. Pendulum terus berayun, naik sampai ketinggian
maksimum h yang lebih rendah dari h. Energi yang diserap, yang diukur dari perbedaan ketinggian h dan h merupakan pengukuran kekuatan impak. Perbedaan
antara metoda Charpy dan Izod yaitu bergantung pada peletakan support spesimen seperti ditunjukkan pada Gambar 2.18 [44].
Universitas Sumatera Utara
57 Gambar 2.19 Skema Pengujian Impak
2.3.4 Analisa Penyerapan Air oleh Komposit Water Absorption