58 vital untuk penggunaan komposit berpenguat serat alami di lingkungan
terbuka [53, 54]
2.3.5 Analisa Fraksi Volume Serat
Dalam penyusunan bahan komposit, distribusi pengisi dalam matriks dapat dideskripsikan berulang atau secara periodik. Meskipun susunan serat tidak
teratur, tetapi asumsi pertama bahwa serat yang tersusun dalam cross section dianggap sebagai bentuk persegi square packed atau heksagonal hexagonal
packed. Asumsi bahwa dua bentuk diatas mengikuti pola pada Gambar 2.18. Dengan mengarahkan perhatian pada unit sel model maka dapat dilihat luas
penampang pada serat relatif terhadap luas permukaan total pada unit sel merupakan pengukuran volume serat terhadap volume total komposit. Fraksi ini
merupakan parameter yang penting dalam bahan komposit dan dikenal dengan istilah fraksi volume serat dan nilainya diantara 0 - 1 [44].
Gambar 2.20 Susunan Geometri Serat dalam Matriks
2.3.6 Karakterisasi Fourier Transform Infra - Red FTIR
Pada saat ini spektrofotometer infra merah sering digunakan untuk keperluan analisa kuantitatif, akan tetapi sering juga digunakan untuk analisa
kualitatif dengan spektrofotometer ultra - lembayung dan sinar tampak. Penggunaan spektrofotometer infra - merah dimaksudkan untuk analisa yang lebih
banyak ditujukan untuk identifikasi senyawa organik [50]. Penggunaan spektrofotometer FTIR untuk analisa banyak diajukan untuk
identifikasi suatu senyawa. Hal ini disebabkan spektrum FTIR suatu senyawa misalnya senyawa organik bersifat khas, artinya senyawa yang berbeda akan
mempunyai spektrum yang berbeda pula. Vibrasi ikatan kimia pada suatu molekul
Universitas Sumatera Utara
59 menyebabkan pita serapan hampir seluruhnya didaerah spektrum IR yakni 4000 -
400 cm
-1
[50]. Pada temperatur biasa molekul organik frekuensi vibrasinya dalam keadaan
tetap. Masing - masing ikatan mempunyai vibrasi regangan stretching dan vibrasi tekuk bending yang dapat mengabsorbsi energi radiasi pada frekuensi
itu. Yang dimaksud vibrasi regangan adalah terjadinya terus menerus perubahan jarak antara dua atom didalam suatu molekul [50].
Formulasi bahan polimer komersil dengan kandungan aditif bervariasi seperti pemplastis, pengisi, pemantap dan antioksidan, memberikan kekhasan
pada spektrum inframerahnya. Analisis inframerah memberikan informasi tentang kandungan aditif, panjang rantai, dan struktur rantai polimer. Disamping itu,
analisis IR dapat digunakan untuk karakterisasi bahan polimer yang terdegradasi oksidatif dengan munculnya gugus karbonil dan pembentukan ikatan rangkap
pada rantai polimer. Gugus lain yang menunjukkan terjadinya degradasi oksidatif adalah gugus hidroksida dan karboksilat. Umumnya pita serapan polimer pada
spektrum inframerah adalah adanya ikatan C - H regangan pada daerah 2880 cm
-1
- 2900 cm
-1
dan regangan dari gugus fungsi lain yang mendukung untuk analisis suatu material [50].
Untuk memperoleh informasi struktur dari spektra inframerah lebih lanjut, maka seharusnya terbiasa dengan frekuensi atau panjang gelombang dimana
berbagai gugus fungsional menyerap. Sebagai pelengkap informasi tersebut, dipakai tabel, yang disebut tabel korelasi inframerah yang memuat informasi
dimana berbagai gugus fungsional menyerap [50].
2.3.7 Analisa Scanning Electron Microscopy SEM