Penyerasi KOMPONEN KOMPOSIT .1 Fasa Matriks

49 Menurut mekanisme ini, ikatan akan terbentuk apabila molekul - molekul polimer meresap dari satu permukaan ke dalam struktur molekul permukaan yang lain. Kekuatan ikatan tergantung pada jumlah kekusutan molekul dan jumlah molekul yang terlibat. Jumlah penyerapan tergantung pada konformasi molekul, bagian yang terlibat dan kemudahan pergerakan molekul. Selain itu, penyerapan juga dapat ditingkatkan dengan menambahkan pelarut dan plasticizer. 3. Daya elektrostatis Mekanisme pengikatan ini berhasil apabila ada perbedaan muatan elektrostatik antara dua konstituen. Mekanisme ini tidak meningkatkan ikatan antarmuka kecuali bila digunakan agen penggandeng coupling agent atau penyerasi compatabilizer. 4. Ikatan kimia Ikatan kimia terjadi apabila menggunakan agen penggandeng atau penyerasi secara bersama - sama. Pengikatan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia antara permukaan pengisi dengan permukaan matriks. 5. Ikatan mekanik Pengikatan mekanik terjadi secara interlocking mekanik apabila geometri permukaan fasa matriks dan fasa tersebar pengisi tidak rata. Bagaimanapun juga, kekuatan pada arah tegangan horizontal lebih lemah dibanding pada arah tegangan vertikal. Faktor - faktor yang mempengaruhi pengikatan mekanik ialah kekasaran permukaan faktor utama dan terpenting dan aspek geometri selama proses fabrikasi.

2.2.4 Penyerasi

Dalam suatu campuran multifasa, banyak perhatian ditujukan pada daerah permukaan antar fasa dimana terjadi interaksi antar fasa dan tenaga pendorong untuk pemisahan fasa. Hal ini umumnya dinyatakan sebagai tegangan antar muka antar fasa yang merupakan perilaku mekanik dari sistem multifasa yang juga tergantung pada karakteristik antarmuka dan kemampuannya untuk mengatur tegangan dari satu fasa ke fasa lain. Secara normal, batas fasa adalah titik lemah dalam materi. Dengan demikian, adhesi antara fase memiliki pengaruh penting tentang bagaimana campuran akan merespon terhadap stres [46]. Universitas Sumatera Utara 50 Proses modifikasi sifat antarmuka dari polimer campuran untuk pembuatan campuran polimer disebut kompatibilisasi. Tujuan utama kompatibilisasi adalah untuk menstabilkan dispersi yang baik terhadap aglomerasi penumpukan selama berlangsungnya proses dan mencapai suatu morfologi yang seimbang yang akan memberikan tegangan halus yang ditransfer dari satu fasa ke fasa yang lain dan digunakan untuk menahan gangguan kerusakan tegangan yang lebih besar. Suatu campuran polimer dikatakan kompatibel apabila memenuhi syarat berikut [46] : 1. Kelarutan yang menyeluruh dari dua atau lebih polimer pada skala molekul. 2. Campuran polimer yang tidak menunjukkan pemisahan yang jelas. 3. Campuran polimer yang memenuhi sifat - sifat sepenuhnya kompatibel. Campuran dikatakan sepenuhnya kompatibel apabila menunjukkan transisi gelas Tg tunggal, homogen dan ukuran partikel antara 5 - 10 nm. Sedangkan untuk campuran yang semi kompatibel akan menunjukkan dua transisi gelas Tg yang terpisah dimana posisi puncak tergantung pada interaktif kekuatan antara batas fasa. Secara umum, ada dua keadaan untuk meningkatkan keserasian immiscible blends, yaitu [47] : 1. Reactive blending, yaitu dengan cara menambahkan polimer yang sudah difungsionalisasi sehingga mampu meningkatkan interaksi tertentu atau bereaksi secara kimia. Fungsionalisasi dapat dilakukan sebelum pencampuran polimer atau sekaligus dalam proses pencampuran dalam mesin pencampur extruder sehingga akan terbentuk blok atau graft - copolymers, halogenasi, sulfonasi, pembentukan hidrogen peroksida, dan lain - lain. Perkembangan terakhir dalam produksi campuran polimer menggunakan metode reactive blending bergantung pada pembentukan langsung kopolimer atau interaksi polimer. Biasanya polimer reaktif dapat dihasilkan oleh radikal bebas copolymerisation atau disebut pencangkokan reaktif reactive grafting kepada rantai induk polimer. Gugus fungsional, seperti anhidrida, epoksi, oxazoline, yang terikat pada rantai induk polimer sering dipilih untuk reactive blending. Universitas Sumatera Utara 51 2. Penambahan zat penyerasi compatabilizer, yaitu dimana zat ini memiliki interaksi spesifik atau reaksi kimia dengan komponen campuran polimer. Blok - atau graft - copolymer dan zat reaktif dengan berat molekul rendah termasuk dalam kategori ini. Penentuan pilihan blok atau graft - copolymer sebagai zat penyerasi didasarkan pada sifat kereaktifan dan kemampuan bercampur miscibility dengan campuran polimer. Fungsionalisasi polimer yang mempunyai kemiripan struktur dengan salah satu jenis polimer campuran dapat digunakan sebagai zat penyerasi dalam pencampuran polimer. Pada penelitian ini, penyerasi compatabilizer yang digunakan adalah maleat anhidrida - g - polipropilena MAPP. Pada penyerasi ini, polipropilena PP dicangkok graft ke dalam maleat anhidrida MAH. MAH adalah senyawa vinil tidak jenuh yang merupakan bahan mentah dalam sintesa resin poliester, pelapisan permukaan karet, detergen, bahan aditif dan minyak pelumas. Kehadiran gugus maleat dapat meningkatkan berat molekul dan sifat ketidakjenuhannya sehingga lebih mudah dalam membentuk suatu film dengan daya lekat yang lebih baik koheren. Gugus maleat juga dapat meningkatkan sifat tahan benturan, fleksibilitas dan kekerasan goresan yang lebih baik. Umumnya, MAH dikenal untuk memperkuat adhesi, yaitu gaya tarik menarik antara molekul yang tidak sejenis [48] . Gambar 2.12 Maleat Anhidrida - g - Polipropilena MAPP Grafting maleat anhidrida pada polipropilena saat ini merupakan menjadi daya tarik industri yang sedang sangat berkembang dan patut untuk dipertimbangkan dan dikembangkan, karena dapat menghasilkan keselarasan dan peningkatan kereaktifan. Fungsionalisasi terhadap polipropilena oleh monomer - monomer polar yang merupakan suatu cara yang efektif untuk meningkatkan kepolaran dari polipropilena Universitas Sumatera Utara 52 tersebut, dengan cara mengrafting maleat anhidrat pada polipropilena. Dan kenyataannya berbagai jenis dari polimer - polimer yang tergrafting telah digunakan secara luas untuk memperbaiki adhesi permukaan antara komponen pada campuran polimer. Modifikasi dari polipropilena juga digunakan secara luas untuk meningkatkan penggunaan dari bahan - bahan mekanik dari komposit yang berbahan dasar polipropilena dan juga meningkatkan kekuatan dari komposit tersebut [49] . O O O C C CH 3 H H H n C C CH 3 H H O O O n a b c Gambar 2.13 a Struktur Maleat Anhidrida MAH b Struktur Polipropilena PP c Struktur Maleat Anhidrida - g - Polipropilena MAPP Mekanisme grafting maleat anhidrida pada polipropilena adalah sebagai berikut [50] :  Dekomposisi Peroksida C O O C O O temperatur C O O 2 Gambar 2.14 Reaksi Proses Dekomposisi Senyawa Benzoil Peroksida  Proses Degradasi 2 C O O + C C CH 3 H H H n C C CH 3 H H n + C OH O Gambar 2.15 Reaksi Proses Degradasi Polipropilena Universitas Sumatera Utara 53  Proses Grafting Maleat Anhidrida ke dalam Polipropilena C C CH 3 H H n + O O O C C CH 3 H H O O O n C C CH 3 H H O O O n + C C CH 3 H H H n C C CH 3 H H O O O n C C CH 3 H H n + Gambar 2.16 Proses Grafting Maleat Anhidrida ke dalam Polipropilena

2.2.5 Modifikasi Kimia

Dokumen yang terkait

Pembuatan Komposit Biodegradabel dari α-Selulosa Ampas Tebu Bz 132 (Saccharum officinarum) dan Polipropilena dengan Menggunakan Polipropilena Tergrafting Maleat Anhidrida dan Divinil Benzena Sebagai Agen Pengikat Silang

5 67 113

Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena Tereftalat (PET) Sebagai Matrik Komposit Dengan Bahan Penguat Kaca Serat

2 34 51

Pemanfaatan Limbah Plastik Polietilena (PE) Sebagai Matriks Komposit Dengan Bahan Penguat Serat Kaca

5 55 54

Pembuatan Komposit Polipropilena Dengan Penguat Serat Polipropilena Terorientasi Dan Bahan Pengikat Anhidrida Maleat

0 36 90

Daur Ulang Limbah Plastik Bekas Kemasan Gelas (PBKG) dan Limbah Lignoselulosa dari Serat Tandan Kosong Sawit (STKS) sebagai Bahan Baku Komposit Termodifikasi

0 0 131

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 19

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 36

BAB I PENDAHULUAN - Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 5

Pemanfaatan Serbuk Serat Ampas Tebu Termodifikasi sebagai Pengisi Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas/Serat Ampas Tebu/Serat Kaca dengan Penambahan Bahan Penyerasi Maleat Anhidrida - g - Polipropilena

0 0 24