Parameter Biologi Ikan Analisis perikanan cakalang (Katsuwonus pelamis) di Teluk Bone hubungan aspek biologi dan faktor lingkungan

menjadi 4-0,5 x 10 -3 mdt ketika mendekati pesisir utara, pesisir Karang-karangan, pesisir Palopo, pesisir Tanjung Tolala, dan Teluk Usu. Kisaran tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan kisaran kecepatan arus pada saat menjelang pasang, dan sedikit lebih tinggi dibandingkan kisaran arus pada saat surut. Salinitas di perairan Teluk Bone menunjukkan variasi yang cukup tinggi yaitu antara 32 - 34 psu practical salinity unit. Sedangkan nilai densitas air laut di perairan Teluk Bone mempunyai kisaran antara 20-25 kgm³ Wagey et al. 2004.

2.2 Parameter Biologi Ikan

Parameter biologi ikan yang umumnya diidentifikasi untuk kebutuhan pengelolaan adalah komposisi ukuran, pertumbuhan ikan, hubungan panjang berat ikan dan ukuran ikan saat pertama kali matang gonad.

2.2.1 Pertumbuhan ikan

Seperti mahluk hidup lainnya ikan mengalami pertumbuhan secara terus menerus sepanjang hidupnya. Pertumbuhan merupakan salah satu aspek yang dipelajari dalam dunia perikanan dikarenakan pertumbuhan menjadi indikator bagi kesehatan individu dan populasi yang baik bagi ikan. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran panjang atau berat dalam suatu periode waktu tertentu Effendie 1997. Sedangkan Sparre dan Venema 1999 menyatakan pertumbuhan pada dasarnya menyangkut penentuan ukuran badan sebagai suatu fungsi dari umur. Selanjutnya dinyatakan bahwa pertumbuhan dalam individu adalah pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis. Secara morfologis pertumbuhan digambarkan dalam perubahan bentuk metamorfosis dan secara energetik, pertumbuhan dapat dijelaskan dengan perubahan kandungan total energi kalori tubuh pada periode waktu tertentu. Menurut Wahyuningrum dan Barus 2006, pengertian pertumbuhan dalam istilah sederhana yaitu sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu, sedangkan pertumbuhan bagi populasi sebagai pertambahan jumlah. Pertumbuhan merupakan suatu proses biologis yang kompleks di mana banyak faktor yang mempengaruhinya. Effendie 1997 membedakan pertumbuhan menjadi pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan nisbi. 1. Pertumbuhan mutlak ialah perbedaan panjang atau berat dalam dua saat : dG = L t - L atau dG = W t - W 2. Pertumbuhan nisbi ialah panjang atau berat yang dicapai dalam suatu periode tertentu dibandingkan dengan panjang atau berat awal periode: RG = L t - L L atau RG = W t - W W Berbagai metode yang umum digunakan untuk mengestimasi pertumbuhan ikan yaitu : 1 analisis tagging dan penangkapan ulang; 2 analisis bagian keras pada ikan seperti otolith, vertebrae dan sebagainya dan 3 analisis progresi cohor dari distribusi frekuensi panjang Hallier and Gaertner 2006.

2.2.2 Hubungan panjang berat

Hubungan panjang berat ikan bermanfaat untuk menaksir pertumbuhan ikan pada waktu tertentu. Panjang tubuh sangat berhubungan dengan berat tubuh. Hubungan panjang dengan berat seperti hukum kubik yaitu bahwa berat sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Namun hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda. Berat ikan dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjangnya, dan hubungan panjang berat ini mengikuti hukum kubik yang dinyatakan dengan rumus : W = a L b Cara yang dapat digunakan untuk menghitung panjang berat ikan ialah dengan menggunakan regresi, yaitu dengan menghitung dahulu logaritma dari tiap-tiap panjang dan berat ikan atau dengan mengikuti jalan pendek seperti dikemukakan oleh Carlander 1968 diacu dalam Wahyuningrum dan Barus 2006. Hal ini disertai dengan anggapan bahwa bentuk serta berat jenis ikan itu tetap selama hidupnya. Persamaan dalam bentuk linier menjadi : Log W = log a + b log L Menurut Effendi 1997 pada ikan nilai b merupakan angka perpangkatan yang biasanya berkisar antara 1,2-5,1 dan umumnya berkisar antara 3. Nilai b yang berada diluar kisaran 2,5-3,5, ikan itu mempunyai bentuk tubuh yang di luar batas kebiasaan bentuk tubuh ikan umum. Jika ikan bentuknya tetap, pertumbuhannya dinyatakan isometrik, dengan nilai b = 3, dengan asumsi bahwa gravitasi spesifik ikan tidak berubah. Selanjutnya dinyatakan bahwa nilai yang lebih besar atau lebih kecil dari 3 pertumbuhan ikan dikatakan allometrik, nilai b 3, maka pertambahan ikan tersebut tidak seimbang dengan pertambahan beratnya. Pertambahan panjangnya lebih cepat dari pada pertambahan beratnya. Kemungkinan yang ketiga adalah jika harga b 3 dapat ditafsirkan bahwa pertambahan berat ikan lebih cepat dari pada pertambahan panjangnya.

2.3 Pengelolaan Sumberdaya Perikanan