Tujuan Spesifik Pembahasan Analisis perikanan cakalang (Katsuwonus pelamis) di Teluk Bone hubungan aspek biologi dan faktor lingkungan

sehingga zona ini sangat heterogen. Memperhatikan karakteristik umum perairan tersebut, dinamika kelimpahan ikan kemungkinan berbeda di antara ketiga kawasan perairan tersebut. Evaluasi spasial dan temporal terhadap hubungan kondisi biofisik perairan dengan sumberdaya ikan pada kawasan yang memiliki karakteristik perairan yang berbeda dapat menjadi dasar dalam menyusun konsep pengelolaan perikanan tangkap. Di sisi lain, hasil pemantauan lingkungan laut dengan satelit sudah banyak tersedia dan dapat diakses dengan mudah melalui internet. Ketersediaan data tersebut seyogianya dapat dimanfaatkan untuk penelitian yang menunjang pengelolaan perikanan.

6.2 Tujuan Spesifik

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menganalisis pengaruh suhu permukaan laut dan klorofil-a terhadap produksi dan produktivitas ikan cakalang di kawasan teluk Bone Sulawesi Selatan dalam skala waktu kuartalan dengan mempertimbangkan kategori musim dan kategori kalender . 2. Menghitung nilai produktivitas primer berdasarkan nilai suhu permukaan laut dan klorofil-a dan menghitung produksi perikanan dan biomas ikan cakalang berdasarkan nilai produktivitas primer tersebut .

6.3 Metode

Analisis hubungan suhu permukaan laut dan klorofil-a dilakukan terhadap produksi dan produktivitas. Produktivitas ikan adalah produksi ikan dari setiap upaya penangkapan. Upaya penangkapan yang digunakan adalah upaya penangkapan yang telah distandarisasi pada Bab 4. Data suhu permukaan laut SPL, klorofil-a dan photosyntetic available radiation PAR tersedia dalam bentuk bulanan, sedangkan data produksi ikan dalam bentuk kuartalan. Untuk kebutuhan analisis hubungan SPL dan klorofil-a dengan produksi ikan, maka data SPL dan klorofil-a dihitung menjadi data kuartalan. Perhitungan data kuartalan SPL dan klorofil-a dilakukan dalam 2 kategori. Kategori pertama data kuartalan di peroleh dari bulanan sesuai kalender, yaitu kuartal 1 adalah bulan Januari sampai Maret. Kategori kedua data kuartalan di peroleh dari perhitungan bulanan dengan mempertimbangkan musim, yaitu kuartal 1 adalah bulan Desember sampai Februari Tabel 23. Data SPL dan klorofil-a didefinisikan untuk menjelaskan ciri-ciri dari data tersebut dengan menggunakan ukuran pemusatan dan penyebaran data. Ukuran pemusatan adalah nilai tunggal yang mewakili suatu kumpulan data dan menunjukkan karakteristik dari data. Ukuran penyebaran adalah suatu ukuran untuk mengetahui seberapa besar penyimpangan data dari nilai rata-rata hitungnya Suharyadi dan Purwanto 2003. 6.3.1 Sumber data 6.3.1.1 Produksi ikan Data produksi ikan kuartalan bersumber dari data statistik perikanan tangkap Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sulawesi Selatan dalam kurun waktu 2 tahun 2006-2007. Data yang digunakan adalah data produksi kabupaten yang dibagi menjadi 3 zona, yaitu: 1 Zona Utara, yaitu zona di mana pengaruh masa air dari laut Flores kecil sehingga zona ini relatif homogen. Zona Utara mencakup Kabupaten Luwu, Kota Palopo, Kabupaten Wajo, Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Luwu Timur ; 2 Zona Tengah, yaitu zona di mana pengaruh massa air dari laut Flores sedang sehingga zona ini bersifat moderat. Zona Tengah mencakup Kabupaten Bone ; dan 3 Zona Selatan, yaitu zona di mana pengaruh massa air dari Laut Flores besar sehingga zona ini sangat heterogen. Zona Selatan mencakup Kabupaten Sinjai. Data produksi adalah data kuartalan tangkapan ikan cakalang yang merupakan hasil tangkapan dari 4 jenis alat tangkap, yaitu: 1 pole and line; 2 pukat cincing; 3 jaring insang hanyut; dan 4 pancing tonda.

6.3.1.2 SPL, klorofil-a dan photosyntetic available radiation PAR

Data SPL dan klorofil-a diperoleh dari Ocean Color Time-Series Online Visualization yang dikeluarkan oleh NASA National Aeronautics and Space Administration . Untuk data SPL menggunakan citra satelit MODIS-Terra, untuk data klorofil-a menggunakan citra satelit MODIS Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer hasil citra satelit Aqua, sedangkan data PAR menggunakan citra satelit SeaWiFS. Data citra satelit yang digunakan telah dianalisis berdasarkan GES-DISC Interactive Online Visualization and Analysis Infrastructure GIOVANNI dalam kurun waktu 2 tahun 2006-2007. Data di download dalam bentuk image dan ascii text file berdasarkan data bulanan sesuai posisi geografi masing-masing zona dari http:reason.gsfc.nasa.govgiovanni. Adapun data produktivitas primer dihitung dengan menggunakan vertically generalized production model VGPM berdasarkan model yang dikemukakan oleh Behrenfeld and Falkowki 1997. Dalam model ini, nilai Pp eu merupakan fungsi dari klorofil-a dan suhu permukaan laut yang diperoleh dari citra Aqua MODIS level 3 dan photosynthetically active radiation PAR dari citra SeaWiFS level 3 serta kedalaman eufotik. 6.3.2 Deskripsi data 6.3.2.1 Produksi ikan kuartalan Produksi ikan cakalang kuartalan di masing-masing zona dihitung ulang guna menyesuaikan dengan kebutuhan analisis dalam penelitian ini. Perhitungan ulang dilakukan untuk menentukan produksi dan produktivitas kuartal di masing-masing zona. Perhitungan ulang dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut : 1. menghitung total produksi setiap kuartal di masing-masing zona, sebagai berikut: dimana, K z = total produksi ikan setiap kuartal di masing-masing zona z = zona perikanan b = jumlah kabupaten di masing-masing zona K b = total produksi ikan setiap kuartal dari setiap kabupaten di masing-masing zona 2. menjumlahkan total produksi setiap kuartal di masing-masing zona, sebagai berikut: dimana, TP z = total produksi kuartal di masing-masing zona Tahapan perhitungan produktivitas ikan kuartalan di masing-masing zona adalah sebagai berikut: 3. Data upaya penangkapan ikan yang digunakan adalah data upaya penangkapan ikan tahunan yang telah distandarisasi 4. Data upaya penangkapan ikan tahunan dihitung menjadi data kuartal dengan pendekatan proporsi sesuai pola operasi penangkapan ikan, di mana kegiatan penangkapan ikan yang tertinggi pada kuartal 4 dan terendah pada kuartal 2. Dengan demikian penentuan proporsi untuk setiap kuartal terhadap data tahunan upaya penangkapan ikan, sebagai berikut: kuartal 1: 20; kuartal 2: 15; kuartal 3: 30; kuartal 4: 35. Dengan demikian upaya penangkapan kuartal tiap zona, sebagai berikut: dimana, UP K,z = Upaya penangkapan setiap kuartal di masing-masing zona SU k,d = Upaya penangkapan ikan yang telah distandarisasi PP K = proporsi upaya penangkapan setiap kuartal 5. Produktivitas kuartal ikan cakalang sebagai berikut: SV Kz = z UPk TPz . dimana, SV K,z = Produktivitas kuartal jenis ikan cakalang di masing-masing zona

6.3.2.2 SPL, klorofil-a dan PAR

Data bulanan SPL, konsentrasi klorofil-a dan PAR di download dalam bentuk citra Gambar 53 dan 54 dan ascii Lampiran 21, 22 dan 23 untuk kebutuhan analisis dikelompokkan dengan cara sebagai berikut: 1. Data citra satelit dalam bentuk ascii, baik SPL dan klorofil-a di perairan kawasan Teluk Bone sesuai dengan posisi lintang dan bujur dengan resolusi 0,1 sesuai dengan pilihan yang terdapat dalam situs NASA. Lokasi yang dipilih sesuai dengan pembagian zona kawasan teluk Bone, yaitu : - Zona Utara : -2,6 LS sampai -4,0 LS dan 120,2 BT sampai 121,4 BT - Zona Tengah : -4,1 LS sampai -5,1 LS dan 120,0 BT sampai 122,0 BT - Zona Selatan : -5,1 LS sampai -6,0 LS dan 120,0 BT sampai 122,0 BT Nilai SPL dan klorofil-a bulanan dari setiap posisi lintang dan bujur merupakan data bulanan yang kemudian dihitung berdasarkan parameter statistik menjadi data kuartalan. Perhitungan data SPL dan klorofil-a bulanan menjadi kuartalan dilakukan dengan 2 kategori, yaitu kategori musim kuartal I dimulai bulan Desember tahun sebelumnya hingga Februari dan kategori kalender kuartal I dimulai bulan Januari hingga Maret tahun yang sama Tabel 23. Dengan demikian data SPL dan klorofil-a untuk kurun waktu 2 tahun terdapat n=8. Parameter statistik yang digunakan adalah mean, median, modus, varians, standar deviasi, range, dan koefisien keragaman. Perhitungan parameter statistik untuk parameter SPL dan klorofil-a menggunakan Microsoft Excel 2007. Tabel 24 Kategori waktu yang digunakan dalam perhitungan data SPL dan klorofil-a dari bulanan menjadi kuartalan Kategori Kalender Kuartal Kategori Musim Januari Februari Maret I Desember Januari Februari April Mei Juni II Maret April Mei Juli Agustus September III Juni Juli Agustus Oktober November Desember IV September Oktober November Januari Februari Maret I Desember Januari Februari Gambar 53 Contoh citra satelit SPL dan klorofil-a di Zona Utara. Gambar 54 Contoh citra satelit photosyntetic available radiation PAR di Zona Utara. 6.3.3 Analisis data 6.3.3.1 Tipologi hubungan Pola distribusi ikan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan tipologi hubungan SPL dan klorofil-a dengan produksi dan produktivitas ikan berdasarkan skala waktu kategori kalender dan musim. Kombinasi nilai “tinggi” dan “rendah” dari SPL dan klorofil-a, akan menghasilkan 4 kuadran sebagai dasar untuk membuat tipe-tipe distribusi ikan. Tipe distribusi ikan disajikan secara deskriptif menggunakan grafik biplot yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak S-Plus 2000. Adapun pola distribusi ikan yang dihasilkan yaitu sebanyak 11 tipe. Masing-masing tipe tersebut mengacu pada hasil penelitian Nelwan 2010 : Tipe 1: Ikan ada di perairan dengan klorofil-a tinggi pada SPL rendah Tipe 2: Ikan ada di perairan dengan klorofil-a tinggi pada SPL tinggi Tipe 3: Ikan ada di perairan dengan SPL tinggi pada klorofil-a rendah Tipe 4: Ikan ada di perairan dengan SPL rendah pada klorofil-a rendah Tipe 5: Ikan ada di perairan dengan klorofil-a tinggi dan SPL tinggi Tipe 6: Ikan ada di perairan dengan klorofil-a tinggi dan SPL rendah Tipe 7: Ikan ada di perairan dengan klorofil-a rendah sampai tinggi pada SPL rendah Tipe 8: Ikan ada di perairan dengan klorofil-a rendah sampai tinggi pada SPL tinggi Tipe 9: Ikan ada di perairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a tinggi Tipe 10: Ikan ada di perairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah Tipe 11: Ikan tersebar pada semua kondisi SPL dan klorofil-a Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3 K S S S K K K S Tipe 4 S K Tipe 5 K S Tipe 6 S K Tipe 7 S K Tipe 8 S K Tipe 9 S K Tipe 10 S K S S K Tipe 11 S K S K K Keterangan: S = suhu permukaan laut C; K = klorofil-a mgm 3 Gambar 55 Tipologi hubungan suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a terhadap produksi dan produktivitas ikan.

6.3.3.2 Korelasi parsial

Guna mengetahui indikator yang terbaik sebagai prediktor, baik suhu permukaan laut maupun klorofil-a terhadap produksi ikan digunakan analisis parsial korelasi. Parsial korelasi adalah bentuk hubungan antara X 1 , X 2 …X p terhadap Y, di mana korelasi dijelaskan antara Y dan X 1 ketika X2 …X n tetap diperhatikan tetapi dibuat tetap, dengan persamaan sebagai berikut Walpole 1997: Analisis parsial korelasi digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan antara suhu permukaan laut X 1 dan Klorofil-a X 2 dengan produksi atau produktivitas ikan, dimana kedua faktor oseanografi tersebut mempengaruhi distribusi ikan pada suatu wilayah perairan. Dengan demikian seberapa erat hubungan kedua faktor oseanografi tersebut dengan produksi atau produktivitas ikan diketahui dengan salah satu faktor dibuat tetap. Analisis korelasi suhu perrmukaan laut dan klorofil-a terhadap produksi atau produktivitas ikan menggunakan parsial korelasi melalui regresi linear berganda menggunakan perangkat lunak SPSS ver.16.

6.3.3.3 Vertically generalized production model VGPM

Secara matematis, VGPM Pp eu menurut Behrenfeld and Falkowki 1997 yang diacu dalam Cong et al 2010 ; Osawa et al 2005 ; Prasetyo dan Suwarso 2010 dinyatakan sebagai berikut : Pp eu = 0,66125 x P B opt 1 , 4 Eo Eo xC sat x Z eu x D IRR dimana : Pp eu = Fiksasi karbon harian yang terintegrasi dari permukaan hingga zona euphotic Z eu mg Cm 2 thn P B opt = Laju optimal dari fiksasi karbon harian yang terjadi di kolom perairan [mg C mg Chl -1 h -1 ]. P B opt dapat dimodelkan berdasarkan hubungan variasi suhu. Hubungan tersebut dideskripsikan sebagai berikut : 1,13 jika T -1,0 P B opt = { 4,00 jika T 28,5 P B opt Lainnya P B opt = 1,2956 + 2,749 x 10 -1 T + 6,17 x 10 -2 T 2 - 2,05 x 10 -2 T 3 + 2,462 x 10 -3 T 4 – 1,348 x 10 -4 T 5 + 3,4132 x 10 - 6 T 6 – 3,27 x 10 -8 T 7 E o = Nilai PAR permukaan laut harian Einsteinm 2 hr Z eu = Kedalaman zona euphotic yang didefenisikan sebagai kedalaman penetrasi untuk 1 radiasi permukaan berdasarkan hukum Beer-Lambert. Z eu dihitung dari C sat menurut Morel and Berthon 1989. 568,2 C tot -0,746 jika Z eu ≤ 102 Z eu = { 200,0 C tot -0,293 jika Z eu 102 38,0 C sat 0,425 jika C sat 1,0 C tot = { 40,2 C sat 0,507 jika C sat 1,0 D IRR = Lama penyinaran harian dalam jam desimal

6.3.3.4 Dugaan potensi perikanan

Untuk menduga potensi perikanan berdasarkan hubungan transfer energi antar tingkatan pada rantai makanan digunakan fish production model. Bila diasumsikan produktivitas primer bernilai 100 , sedangkan efisiensi transfer antar tingkatan rantai makanan sebesar 15 , maka perpindahan energi akibat proses predasi hanya tinggal 15 pada perairan pesisir Lalli and Parsons 1997. Persamaan fish production model adalah sebagai berikut : FP = PP X TE TL-1 di mana : FP = fish production mg Cm 2 PP = primary production mg Cm 2 TE = transfer efficiency 15 TL = trophic level untuk ikan cakalang TL=3 Selanjutnya dari nilai FP, dengan menggunakan faktor konversi dari berat karbon menjadi massa dengan rasio 9 : 1 Pauly and Christensen 1995, sehingga potensi perikanan dapat diduga dengan persamaan berikut : FB = FP x 9 Di mana : FB = fish biomass dalam ton 6.4 Hasil 6.4.1 Produksi dan produktivitas ikan kuartalan Produksi ikan cakalang periode kuartalan menurut kalender selama kurun waktu 2 tahun 2006-2007 di Zona Utara menunjukkan bahwa produksi tertinggi terjadi di tahun 2006 pada kuartal IV yaitu 988,5 ton, kemudian produksi tertinggi selanjutnya terjadi juga pada kuartal IV tahun 2007 yaitu 955,7 ton. Sedangkan produksi ikan pada kuartal I, II dan III tahun 2006 dan 2007 relatif sama, namun produksi kuartalan ikan cakalang pada tahun 2006 lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 Gambar 56. Selanjutnya produksi ikan cakalang kuartalan menurut kalender pada Zona Tengah dalam kurun waktu 2 tahun menunjukkan produksi tertinggi pada kuartal IV tahun 2006 yaitu 2.624,76 ton, kemudian produksi ikan pada kuartal I, II dan III pada tahun yang sama relatif sama. Secara umum dapat dinyatakan bahwa produksi kuartalan ikan cakalang kategori kalender di Zona Tengah pada tahun 2006 lebih tinggi dibandingkan dengan produksi kuartalan ikan cakalang pada tahun 2007 Gambar 57. Sedangkan di Zona Selatan total produksi kuartalan yang tertinggi terlihat di tahun 2007 kuartal III dan IV yaitu masing- masing 2.048,4 ton dan 2055 ton. Meskipun produksi kuartalan ikan cakalang pada kuartal I dan II pada tahun 2007 lebih rendah dibandingkan kuartal III dan IV namun masih lebih tinggi dibandingkan dengan produksi kurtalan ikan cakalang pada tahun 2006 Gambar 58. Secara umum produksi ikan cakalang kuartalan tertinggi di Zona Tengah, Zona Selatan dan terendah di Zona Utara. Produktivitas ikan diperoleh dengan membandingkan antara produksi ton dengan upaya trip penangkapan, sehingga dapat dijadikan sebagai indikator dari kemampuan suatu alat tangkap untuk memperoleh hasil tangkapan. Selain itu juga dapat menggambarkan ketersediaan ikan dalam suatu area untuk ditangkap. Produktivitas penangkapan ikan di Zona Utara menunjukkan pola yang berfluktuatif dalam kurun waktu 2 tahun, di mana produktivitas tertinggi terjadi setiap kuartal ke II. Namun demikian produktivitas kuartal II tahun 2006 yaitu 1,56 tontrip lebih tinggi dibanding tahun 2007 yaitu 1,32 tontrip. Produktivitas kuartalan ikan cakalang tertendah baik pada tahun 2006 maupun tahun 2007 terjadi pada kuartal ke IV Gambar 59. Produktivitas kuartalan ikan cakalang di Zona Tengah menunjukkan bahwa tahun 2007 lebih tinggi dibandingkan tahun 2006. Produktivitas tertinggi pada tahun 2007 diperoleh pada kuartal ke II yaitu 3,59 tontrip dan yang terendah pada kuartal IV yaitu 1,59 ton, namun masih lebih tinggi dibandingkan produksi kuartalan ikan cakalang tahun 2006 Gambar 60. Produktivitas kuartalan ikan cakalang di Zona Selatan menunjukkan pola yang hampir sama dengan di Zona Tengah di mana produktivitas tahun 2007 lebih tinggi dibanding tahun 2006. Produktivitas tertinggi pada tahun 2007 diperoleh pada kuartal ke II yaitu 2,54 tontrip dan yang terendah pada kuartal IV yaitu 1,35 tontrip, namun masih lebih tinggi dibandingkan produksi kuartalan ikan cakalang tahun 2006 Gambar 61. Secara umum produktivitas ikan cakalang kuartalan tertinggi di Zona Tengah, Zona Selatan dan terendah di Zona Utara. 6.4.2 Kondisi oseanografi 6.4.2.1 Suhu permukaan laut Perubahan SPL kuartalan yang dihitung berdasarkan beberapa parameter statistik menunjukkan pola fluktuasi perubahan kuartalan yang cenderung sama dalam kurun waktu 2 tahun, baik pada kategori kalender Gambar 62, maupun pada kategori musim Gambar 63. Perubahan SPL pada setiap parameter statistik pada seluruh zona yaitu Utara, Tengah dan Selatan tidak memperlihatkan fluktuasi SPL yang mencolok. Fluktuasi perubahan kuartalan SPL dalam kurun waktu 2 tahun baik kategori kalender maupun kategori musim Tabel 24 menunjukkan adanya perbedaan antara kategori kalender dan kategori musim pada masing-masing zona. Pada Zona Utara tidak terdapat perubahan yang mencolok baik pada kategori kalender maupun kategori musim, kecuali pada parameter statistik range diperoleh nilai kisaran yang lebar pada kategori musim. Pada Zona Tengah dan Zona Selatan terjadi hal yang sama dengan Zona Utara, yaitu perubahan yang mencolok hanya pada paramater statistik range. Berdasarkan parameter statistk range terhadap perubahan kuartalan SPL pada kategori musim menunjukkan perubahan di Zona Tengah lebih besar dibandingkan di Zona Utara dan Selatan, dimana pada kategori musim dalam kurun waktu 2 tahun pada Zona Tengah diperoleh nilai 9,9 C, Zona Selatan 8,5 C dan Zona Utara sebesar 3,7 C, sedangkan perubahan berdasarkan kategori kalender menunjukkan perubahan di Zona Selatan lebih besar dibandingkan Zona Utara dan Tengah. Besaran kiasaran di Zona Selatan diperoleh sebesar 3,4 C, Zona Tengah 2.5 C, dan Zona Utara sebesar 1.9 C. Besaran perubahan tersebut menunjukkan adanya perbedaan SPL antara kategori musim dan kategori kalender. Selanjutnya berdasarkan parameter statistk mean, median dan modus terhadap perubahan kuartalan SPL diperoleh bahwa perubahan kategori kalender lebih besar dibandingkan kategori musim pada seluruh zona. Berdasarkan kategori kalender menunjukkan perubahan di Zona Selatan lebih besar dibandingkan di Zona Utara dan Tengah, dimana pada Zona Selatan untuk parameter statistik mean diperoleh nilai 2,7 C, Zona Utara sebesar 2,2 C dan Zona Tengah 2,5 C. Parameter statistik median di Zona Selatan diperoleh nilai 2,9 C, Zona Utara sebesar 2,2 C dan Zona Tengah 2,6 C serta modus di Zona Selatan diperoleh nilai 3,8 C, Zona Utara 3,1 C dan Zona Tengah 3,2 C. Selanjutnya perubahan berdasarkan kategori musim juga menunjukkan perubahan di Zona Selatan lebih besar dibandingkan Zona Utara dan Zona Tengah. Besaran nilai perubahan SPL untuk parameter statistik mean di Zona Selatan diperoleh sebesar 2,6 C, Zona Utara 2,2 C dan Zona Tengah 2,2 C, median di Zona Selatan diperoleh sebesar 2,7 C, Zona Utara sebesar 2,1 C dan Zona Tengah 2,4 C serta untuk parameter statistk modus pada Zona Selatan diperoleh nilai 3,4 C, Zona Utara sebesar 1,6 C dan Zona Tengah 1,8 C. Besaran perubahan tersebut menunjukkan adanya perbedaan SPL antara kategori musim dan kategori kalender. Berdasarkan parameter statistik mean, median dan modus terhadap SPL kuartalan dalam kurun waktu 2 tahun berdasarkan kategori kalender dan kategori musim diperoleh bahwa perairan di Zona Utara lebih hangat, disusul Zona Tengah dan terakhir di Zona Selatan. Kisaran nilai SPL kuartalan berdasarkan kategori kalender dengan parameter statistik mean pada Zona Utara diperoleh 29,2-31,4 C, Zona Tengah 28,2-30,7 C dan Zona Selatan 27,4-30,1 C sedangkan kisaran nilai SPL kuartalan berdasarkan kategori musim pada Zona Utara diperoleh 29,3-31,5 C, Zona Tengah 28,7-30,9 C dan Zona Selatan 27,7 -30,3 C. Kisaran nilai SPL kuartalan berdasarkan kategori kalender dengan parameter statistik median pada Zona Utara diperoleh 29,2-31,4 C, Zona Tengah 28,2-30,8 C dan Zona Selatan 27,3-30,2 C sedangkan kisaran nilai SPL kuartalan berdasarkan kategori musim pada Zona Utara diperoleh 29,3-31,4 C, Zona Ttengah 28,5-30,9 C dan Zona Selatan 27,7-30,4 C. Selanjutnya kisaran nilai SPL kuartalan berdasarkan kategori kalender dengan parameter statistik modus pada Zona Utara diperoleh 28,4-31,5 C, Zona Tengah 28,6-31,8 C dan Zona Selatan 27,0-30,8 C sedangkan kisaran nilai SPL kuartalan berdasarkan kategori musim pada Zona Utara diperoleh 29,6-31,5 C, Zona Tengah 28,6-30,4 C dan Zona Selatan 27,4-30,8 C.

6.4.2.2 Konsentrasi klorofil-a

Fluktuasi perubahan klorofil-a kuartalan kategori kalender Gambar 64 dalam kurun waktu 2 tahun menunjukkan kecenderungan pola perubahan yang sama di setiap zona. Berdasarkan parameter statistik mean, median, modus, varians dan standar deviasi menunjukkan besaran konsentrasi klorofil-a di Zona Utara lebih tinggi dibandingkan Zona Tengah dan Selatan. Perubahan konsentrasi klorofil-a tertinggi dalam kurun waktu 2 tahun terjadi pada kuartal II dan III tahun 2007. Pola fluktuasi perubahan konsentrasi klorofil-a juga menunjukkan pola yang sama berdasarkan kategori musim Gambar 65. Pola fluktuasi klorofil-a kuartalan tersebut menunjukkan konsentrasi klorofil-a cenderung lebih tinggi di`Zona Utara dibandingkan Zona Tengah dan Selatan. Besaran perubahan kuartalan klorofil-a pada kategori kalender dari parameter statistik range dalam kurun waktu 2 tahun di Zona Utara pada kisaran 1,5-6,1 mgm 3 , Zona Tengah pada kisaran 0.9-9,8 mgm 3 , dan Zona Selatan pada kisaran 0,6-4,3 mgm 3, sedangkan berdasarkan kategori musim pada Zona Utara pada kisaran 1,9-6,1 mgm 3 , Zona Tengah pada kisaran 1,2-9,8 mgm 3 , dan Zona Selatan pada kisaran 0,5-4,3 mgm 3 . Besaran perubahan konsentrasi klorofil-a dalam kurun waktu 2 tahun di setiap zona berdasarkan luas kisaran parameter statistik range, baik kategori kalender maupun kategori musim menunjukkan kecenderungan yang relatif sama. Namun demikian lebar kisaran yang semakin kecil menunjukkan perubahan konsentrasi klorofil-a yang relatif stabil sebagaimana terlihat di Zona Selatan, sedangkan Zona Tengah lebih berfluktuatif Tabel 25. Selanjutnya berdasarkan parameter statistk mean dan median terhadap perubahan kuartalan klorofil-a diperoleh bahwa perubahan kategori kalender lebih besar dibandingkan kategori musim pada seluruh zona. Berdasarkan kategori kalender menunjukkan perubahan di Zona Utara lebih besar dibandingkan di Zona Tengah dan Selatan, di mana pada Zona Utara untuk parameter statistik mean diperoleh nilai 0,4 mgm 3 , Zona Tengah 0,1 mgm 3 dan Zona Selatan sebesar 0,1 mgm 3 , median di Zona Utara diperoleh nilai 0,2 mgm 3 Zona Tengah 0,1 mgm 3 dan Zona Selatan sebesar 0,1 mgm 3 . Selanjutnya perubahan berdasarkan kategori musim hanya parameter mean yang juga menunjukkan perubahan di Zona Utara lebih besar dibandingkan Zona Tengah dan Zona Selatan. Besaran nilai perubahan Klorofil-a untuk parameter statistik mean di Zona Utara diperoleh sebesar 0,3 mgm 3 , Zona Tengah 0,2 mgm 3 dan Zona Selatan tidak ada perubahan. Besaran perubahan tersebut menunjukkan adanya perbedaan klorofil-a antara kategori kalender dan kategori musim. Berdasarkan parameter statistik mean, median dan modus terhadap klorofil-a kuartalan dalam kurun waktu 2 tahun berdasarkan kategori kalender dan kategoti musim diperoleh bahwa perairan di Zona Utara lebih subur, dibanding Zona Tengah dan terakhir di Zona Selatan. Kisaran nilai klorofil-a kuartalan berdasarkan kategori kalender dengan parameter statistik mean pada Zona Utara diperoleh 0,3-0,7 mgm 3 , Zona Tengah 0,2-0,3 mgm 3 dan Zona Selatan 0,2-0,3 mgm 3 sedangkan kisaran nilai klorofil-a kuartalan berdasarkan kategori musim pada Zona Utara diperoleh 0,3-0,6 mgm 3 , Zona Tengah 0,2-0,4 mgm 3 dan Zona Selatan 0,2-0,2 mgm 3 . Kisaran nilai klorofil-a kuartalan berdasarkan kategori kalender dengan parameter statistik median pada Zona Utara diperoleh 0,2-0,4 mgm 3 , Zona Tengah 0,1-0,2 mgm 3 dan Zona Selatan 0,1-0,2 mgm 3 sedangkan kisaran nilai klorofil-a kuartalan berdasarkan kategori musim pada Zona Utara diperoleh 0,2-0,3 mgm 3 , Zona Tengah 0,1-0,2 mgm 3 dan Zona Selatan 0,1-0,2 mgm 3 . Kisaran klorofil-a kuartalan berdasarkan kategori kalender dan kategori musim yang fluktuatif nilai range besar diperoleh pada Zona Tengah,Zona Utara dan Zona Selatan.

6.4.2.3 Produktivitas primer

Hasil analisis produktivitas primer Pp bersih yang dihitung dengan menggunakan VGPM diperoleh bahwa rata-rata bulanan untuk Zona Utara dalam tahun 2006 diperoleh Pp bulanan minimum sebesar 462,81 mgCm 2 hr pada bulan Oktober dan maksimum sebesar 739,80 mgCm 2 hr pada bulan Mei. Untuk Zona Tengah di tahun 2006, diperoleh Pp minimum sebesar 296,39 mgCm 2 hr pada bulan Januari dan maksimum sebesar 530,85 mgCm 2 hr pada bulan Juni. Sedangkan di Zona Selatan di Tahun 2006, diperoleh Pp minimum sebesar 338,11 mgCm 2 hr pada bulan April dan maksimum sebesar 588,87 mgCm 2 hr pada bulan Agustus. Untuk Zona Utara di tahun 2007 diperoleh nilai Pp minimum sebesar 449,33 mgCm 2 hr pada bulan Maret dan maksimum sebesar 960,29 mgCm 2 hr pada bulan April. Untuk Zona Tengah di tahun 2007, diperoleh Pp minimum sebesar 357,01 mgCm 2 hr pada bulan Februari dan maksimum sebesar 570,21 mgCm 2 hr pada bulan Agustus. Sedangkan di Zona Selatan di tahun 2007, diperoleh Pp minimum sebesar 350,38 mgCm 2 hr pada bulan Maret dan maksimum sebesar 504,22 mgCm 2 hr pada bulan Agustus Tabel 26. Secara keseluruhan dari Tabel 26, terlihat bahwa Pp di Zona Utara tahun 2006 lebih tinggi dari Zona Tengah dan Zona Selatan kecuali bulan Agustus, September dan Oktober. Sedangkan Pp di Zona Selatan lebih tinggi dibandingkan dengan Zona Tengah, kecuali bulan April, Mei, Juni, Juli, Nopember dan Desember. Nilai rata-rata Pp tertinggi secara berturut-turut per tahun adalah sebesar 547,41 mgCm 2 hr di Zona Utara, 449,38 mgCm 2 hr di Zona Selatan dan 445,97 mgCm 2 hr di Zona Tengah Gambar 66. Pp bersih di Zona Utara tahun 2007 lebih tinggi dari Zona Tengah dan Zona Selatan. Sedangkan Pp bersih di Zona Tengah lebih tinggi dibandingkan dengan Zona Selatan. Nilai rata-rata Pp tertinggi secara berturut-turut per tahun adalah sebesar 585,34 mgCm 2 hr di Zona Utara 433,53 mgCm 2 hr di Zona Selatan dan 365,68 mgCm 2 hr di Zona Tengah Gambar 67. Kandungan rata-rata Pp yang diperoleh di Zona Utara dalam tahun 2006 dan 2007 adalah 547,41 mgCm 2 thn dan 643,99 mgCm 2 thn, di Zona Tengah dalam tahun 2006 dan 2007 adalah 445,97 mgCm 2 thn dan 482,62 mgCm 2 thn sedangkan di Zona Selatan dalam tahun 2006 dan 2007 adalah 449,38 mgCm 2 thn dan 408,40 mgCm 2 thn. Berdasarkan kandungan Pp diperoleh nilai rata-rata biomas ikan yaitu di Zona Utrara tahun 2006 dan 2007 adalah 110,85 ton dan 130,31 ton, di Zona Tengah tahun 2006 dan 2007 adalah 90,31 ton dan 97,73 ton dan di Zona Selatan tahun 2006 dan 2007 adalah 91,00 ton dan 82,70 ton. Biomas tertinggi tahun 2006 dan 2007 di Zona Utara diperoleh pada bulan Mei sebanyak 149,81 ton dan bulan April sebanyak 194,96 ton, sedangkan Biomas terendah tahun 2006 dan 2007 diperoleh pada bulan oktober sebanyak 93,72 ton dan bulan Maret sebanyak 90,99 ton. Biomas tertinggi tahun 2006 dan 2007 di Zona Tengah diperoleh pada bulan Juni sebanyak 107,50 ton dan bulan Agustus sebanyak 115,47 ton, sedangkan Biomas terendah tahun 2006 dan 2007 diperoleh pada bulan januari sebanyak 60,02 ton dan bulan Februari sebanyak 72,29 ton. Biomas tertinggi tahun 2006 dan 2007 di Zona Selatan diperoleh pada bulan Agustus sebanyak 119,25 ton dan bulan Agustus sebanyak 102,11 ton, sedangkan Biomas terendah tahun 2006 dan 2007 diperoleh pada bulan April sebanyak 68,47 ton dan bulan Maret sebanyak 70,95 ton Tabel 27 dan 28. Estimasi biomas cakalang kuartalan yang dihitung berdasarkan VGPM menunjukkan bahwa pada keseluruhan zona Utara, Tengah dan Selatan lebih rendah dibandingkan produksi aktual hasil tangkapan Gambar 50, 51 dan 52. Hal ini berarti bahwa ikan cakalang di teluk Bone diduga sebagian ada yang berasal dari luar teluk khususnya yang berasal dari laut Flores. Ikan cakalang pada dasarnya tertangkap sepanjang tahun, fluktuasinya terjadi secara bulananmusiman maupun kuartalan. Puncak kelimpahan ikan cakalang terjadi pada kuartal IV, namun kelimpahan ikan cakalang berdasarkan perhitungan VGPM puncaknya terjadi pada kuartal II.

6.4.3 Tipologi hubungan

Tipologi hubungan merupakan pemetaan menggunakan grafik untuk menentukan secara deskriptif keberadaan ikan berdasarkan produksi dan produktivitas ikan cakalang dalam hubungannya dengan suhu permukaan laut SPL dan konsentrasi klorofil-a. Tipologi umum ditentukan karena dari hasil pemetaan dengan grafik menunjukkan adanya kecenderungan tipologi yang sama masing-masing parameter statistik SPL dan klorofil-a pada setiap zona. Dengan demikian tipologi umum adalah menggambarkan keberadaan ikan pada masing-masing parameter statistik berdasarkan produksi dan produktivitas pada setiap zona.

6.4.3.1 Tipologi berdasarkan produksi ikan

Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produksi cakalang pada kategori kalender di masing-masing zona dapat dilihat pada Tabel 29. Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a di Zona Utara pada kategori kalender dapat dilihat pada Gambar 68. Berdasarkan parameter statistik mean adalah tipe 10, yaitu ikan ada di perairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah. Tipe 10 ini juga terlihat pada parameter statistik varians dan standar deviasi. Tipologi ini mengindikasikan bahwa ikan ada di perairan lebih ditentukan oleh perubahan kondisi klorofil-a yang rendah, meskipun pada nilai SPL rendah sampai tinggi. Namun berdasarkan parameter statistik median dan modus hubungan tipe 3 di mana ikan ada di perairan dengan SPL tinggi pada klorofil-a rendah. Sedangkan berdasarkan range dan koefisien keragaman diperoleh tipe 11 bahwa ikan tersebar diperairan pada semua kondisi SPL dan klorofil-a. Penyebaran ikan di Zona Utara didominasi tipe 10, sehingga tipe di Zona Utara berdasarkan kategori kalender hubungannya dengan produksi adalah ikan tersebar di perairan pada kondisi SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah. Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produksi ikan di Zona Tengah pada kategori kalender dapat dilihat pada Gambar 69. Berdasarkan parameter statistik mean menunjukkan tipe 11, yang mengindikasikan ikan tersebar diperairan pada semua kondisi SPL dan klorofil-a. Hal yang sama juga diperoleh pada parameter statistik median dan modus. Namun berdasarkan parameter varians, standar deviasi dan range diperoleh hubungan dengan tipe 10, yaitu ikan ada di perairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah. Sedangkan berdasarkan parameter statistik koefisien keragaman diperoleh hubungan dengan tipe 11, yaitu ikan tersebar di perairan pada semua kondisi SPL dan klorofil-a. Penyebaran ikan di Zona Tengah di dominasi tipe 11, sehingga tipe di Zona Tengah berdasarkan kategori kalender hubungannya dengan produksi adalah ikan cenderung tersebar pada kondisi SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah sampai tinggi. Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produksi cakalang di Zona Selatan pada kategori kalender dapat dilihat pada Gambar 70. Berdasarkan parameter statistik mean menunjukkan tipe 5, yang mengindikasikan bahwa ikan ada di perairan dengan klorofil-a tinggi dan SPL tinggi, parameter statistik median tipe 9 dan parameter modus tipe 11. yang mengindikasikan ikan tersebar diperairan pada semua kondisi SPL dan klorofil-a. Namun berdasarkan parameter varians, standar deviasi dan range dan koefisien keragaman diperoleh hubungan dengan tipe 10, yaitu ikan ada di perairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada klorofil rendah. Penyebaran ikan di Zona Selatan didominasi tipe 10, sehingga tipe di Zona Selatan berdasarkan kategori kalender hubungannya dengan produksi adalah ikan cenderung tersebar pada kondisi SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah. Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produksi cakalang di Zona Utara pada kategori musim di masing-masing zona dapat dilihat pada Tabel 30. Pada kategori musim berdasarkan parameter statistik mean, median dan varians keberadaan ikan adalah tipe 10, yaitu ikan ada diperairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah. Namun pada parameter statistik range menunjukkan tipe 7 yaitu ikan ada di perairan dengan klorofil-a rendah sampai tinggi pada SPL rendah sedangkan parametetr statistik standar deviasi dan koefisien keragaman menunjukkan tipe 6, di mana ikan ada di perairan dengan klorofil-a tinggi dan SPL rendah Gambar 71. Namun dari seluruh tipologi terlihat bahwa keberadaan ikan didominasi tipe 10, sehingga tipe di zona utara berdasarkan kategori musim hubungannya dengan produksi adalah ikan berada diperiran pada SPL yang rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah. Tipologi hubungan pada kategori musim di Zona Tengah dari parameter statistik mean, median dan modus adalah tipe 5, yaitu ikan ada di perairan pada klorofil-a tinggi dan SPL tinggi. namun pada parameter statistik standar deviasi menunjukkan keberadaan ikan adalah tipe 11, yaitu ikan tersebar di perairan pada semua kondisi SPL dan klorofil-a Gambar 72. Sedangkan pada parameter statistik koefisien keragaman adalah tipe 10, yaitu ikan ada di perairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah sampai tinggi. Kecenderungan parameter statistik lainnya menunjukkan tipologi keberadaan ikan pada kategori musim di Zona Tengah berada pada SPL tinggi dan klorofil-a tinggi. Tipologi pada kategori musim di Zona Tengah didominasi oleh tipe 5, sehingga tipe di zona tengah berdasarkan kategori musim hubungannya dengan produksi menunjukkan keberadaan ikan cenderung berada pada klorofil-a dan SPL yang tinggi. Tipologi umum pada kategori musim di Zona Selatan dari parameter statistik mean yang menunjukkan tipe 5, yaitu ikan ada di perairan pada klorofil-a tinggi dan SPL tinggi. Parameter statistik median dan modus menunjukkan tipe 11, ikan tersebar di perairan pada semua kondisi SPL dan klorofil-a, adapun parameter varians dan standar deviasi menunjukkan tipe 10. Pada parameter statistik range menunjukkan tipe 7 yaitu ikan ada di perairan dengan klorofil-a rendah sampai tinggi pada SPL rendah Gambar 73. Sedangkan parameter statistik koefisien keragaman menunjukkan tipe 11 sama dengan parameter median dan modus. Tipologi pada kategori musim di Zona Selatan didominasi oleh tipe 11, sehingga tipe di Zona Selatan berdasarkan kategori musim hubungannya dengan produksi menunjukkan keberadaan ikan cenderung berada pada SPL rendah sampai tinggi dengan konsentrasi klorofil-a rendah maupun tinggi.

6.4.3.2 Tipologi berdasarkan produktivitas ikan

Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produktivitas cakalang pada kategori kalender di masing-masing zona dapat dilihat pada Tabel 31. Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a di Zona Utara pada kategori kalender dapat dilihat pada Gambar 74. Berdasarkan parameter statistik mean, median dan modus menunjukkan tipe 8, yaitu ikan ada di perairan dengan klorofil-a rendah sampai tinggi pada SPL tinggi. Parameter statistik varians dan standar deviasi menunjukkan tipe 11, hal ini sama dengan parameter statistik koefisien keragaman. Hal yang berbeda ditunjukkan oleh parameter statistik range dengan tipe 5 yaitu ikan ada di perairan pada klorofil-a tinggi dan SPL tinggi. Dengan demikian tipologi hubungan pada kategori kalender di Zona Uara didominasi tipe 8 dan 11, sehingga tipe di Zona Utara berdasarkan kategori kalender hubungannya dengan produktivitas menunjukkan keberadaan ikan cenderung berada pada klorofil-a rendah sampai tinggi pada SPL yang rendah sampai tinggi. Tipologi umum hubungan SPL dan klorofil-a dengan produktivitas ikan pada kategori kalender di Zona Tengah Gambar 75. Berdasarkan parameter statistik mean dan modus menunjukkan tipe 11, yaitu ikan tersebar di perairan pada semua kondisi SPL dan klorofil-a. Adapun parameter statistk median tipe 9 yaitu ikan ada di perairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a tinggi. Sedangkan parameter statistik varians, standar deviasi, range dan koefisien keragaman menunjukkan tipe yang sama yaitu tipe 11. Tipologi hubungan di Zona Tengah pada kategori kalender didominasi tipe 11, sehingga tipe di Zona Tengah berdasarkan kategori kalender hubungannya dengan produktivitas menunjukkan kecenderungan keberadaan ikan pada SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah sampai tinggi pula. Tipologi umum hubungan SPL dan klorofil-a dengan produktivitas ikan pada kategori kalender di Zona Selatan Gambar 76. Berdasarkan parameter statistik mean menunjukkan tipe 5, yaitu ikan ada di perairan pada klorofil-a tinggi dan SPL tinggi. Adapun parameter statistik median, modus dan standar deviasi menunjukkan tipe 11, yaitu ikan tersebar di perairan pada semua kondisi SPL dan klorofil-a. Sedangkan berdasarkan parameter statistik varians, range dan koefisien keragaman menunjukkan tipe yang sama yaitu tipe 10, yaitu ikan ada diperairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada klorofil rendah, Tipologi hubungan di Zona Selatan pada kategori kalender didominasi tipe 10 dan 11, sehingga tipe di Zona Selatan berdasarkan kategori kalender hubungannya dengan produktivitas menunjukkan kecenderungan keberadaan ikan pada klorofil-a rendah sampai tinggi pada SPL rendah sampai tinggi. Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produktivitas cakalang pada kategori musim di masing-masing zona dapat dilihat pada Tabel 32. Tipologi umum hubungan SPL dan klorofil-a dengan produktivitas ikan pada kategori musim di Zona Utara Gambar 77. Berdasarkan parameter statistik mean dan modus menunjukkan tipe 8, ikan ada di perairan dengan klorofil-a rendah sampai tinggi pada SPL tinggi. Parameter statistk median, varians, standar deviasi dan koefisien keragaman menunjukkan tipe 11, sedangkan parameter statistik range menunjukkan tipe 5. Pada tipe 5 adalah ikan ada di perairan dengan klorofil-a tinggi dan SPL tinggi dan tipe 11 adalah ikan tersebar di perairan pada semua kondisi SPL dan klorofil-a. Tipologi hubungan di Zona Utara pada kategori musim didominasi tipe 11, sehingga tipe di Zona Utara berdasarkan kategori musim hubungannya dengan produktivitas menunjukkan kecenderungan keberadaan ikan pada klorofil-a rendah sampai tinggi pada SPL tinggi. Tipologi umum hubungan SPL dan klorofil-a dengan produktivitas ikan pada kategori musim di Zona Tengah Gambar 78. Berdasarkan parameter statistik mean menunjukkan tipe 11, yaitu ikan tersebar di perairan pada semua kondisi SPL dan klorofil-a. Adapun median dan modus menunjukkan tipe 10 yaitu ikan ada diperairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah, sedangkan parameter statistik varians, standar deviasi, range dan koefisien keragaman menunjukkan tipe yang sama yaitu tipe 7 yaitu ikan ada di perairan dengan klorofil-a rendah sampai tinggi pada SPL rendah. Tipologi hubungan di Zona Tengah pada kategori musim didominasi tipe 7, sehingga tipe di Zona Tengah berdasarkan kategori musim hubungannya dengan produktivitas menunjukkan kecenderungan keberadaan ikan pada SPL rendah sampai tinggi dan klorofil-a rendah. Tipologi umum hubungan SPL dan klorofil-a dengan produktivitas ikan pada kategori musim di Zona Selatan Gambar 79. Berdasarkan parameter statistik mean, median dan modus menunjukkan tipe 11, yaitu ikan tersebar di perairan pada semua kondisi SPL dan klorofil-a. Adapun parameter varians dan standar deviasi menunjukkan tipe yang sama yaitu tipe 6 di mana ikan ada di perairan dengan klorofil-a tinggi dan SPL rendah, sedangkan untuk range dan koefisien keragaman menunjukkan tipe 10 yaitu ikan ada diperairan dengan SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah. Tipologi hubungan di Zona Selatan pada kategori musim didominasi tipe 11, sehingga tipe di Zona Selatan berdasarkan kategori musim hubungannya dengan produktivitas menunjukkan kecenderungan keberadaan ikan pada klorofil-a rendah sampai tinggi pada SPL rendah sampai tinggi.

6.4.4 Korelasi parsial antara SPL dan klorofil-a dengan produksi dan produktivitas ikan

6.4.4.1 Korelasi parsial antara SPL dan klorofil-a dengan produksi ikan Analisis korelasi parsial melalui regresi berganda antara 7 parameter statistik SPL dan klorofil-a yaitu mean, median, modus, varians, standar deviasi, range dan koefisien keragaman dengan produksi ikan cakalang di Zona Utara berdasarkan kategori kalender menunjukkan hanya parameter statistik varians SPL yang korelasi signifikan P0,05 terhadap produksi Tabel 33, sedangkan parameter statistik lainnya menunjukkan korelasi yang tidak signifikan. Pada kategori musim analisis korelasi parsial di Zona Utara menunjukkan hubungan yang signifikan P0,05 berdasarkan parameter statistik modus SPL. Korelasi hubungan signifikan P0,05, juga terjadi pada parameter statistik standar deviasi artinya bahwa produksi ikan cakalang berkorelasi dengan perubahan SPL. Sedangkan untuk parameter statistik yang lain korelasi parsial tidak signifikan. Korelasi hubungan yang signifikan P0,05 juga terjadi pada parameter statistik varians klorofil-a, artinya bahwa produksi ikan cakalang berkorelasi dengan perubahan klorofil-a. Koefisen parsial korelasi di Zona Tengah pada kategori kalender Tabel 33 menunjukkan untuk SPL dan klorofil-a tidak terdapat korelasi yang signifikan pada semua parameter statistik. Sedangkan di Zona Tengah pada kategori musim menunjukkan untuk SPL korelasi signifikan P0,05 hanya terdapat pada parameter statistik median. Koefisien parsial korelasi juga signifikan P0,05 pada parameter statistik median untuk klorofil-a. Dengan pada kategori musim produksi ikan cakalang berkorelasi dengan perubaan kuartalan SPL dan klorofil-a. Koefisien parsial korelasi pada kategori musim di Zona Selatan Tabel 33 menunjukkan untuk SPL terdapat korelasi yang signifikan P0,05 pada parameter statistik varians, standar deviasi dan koefisien keragaman, demikian juga untuk klorofil-a terdapat korelasi yang signifikan P0,05 pada parameter statistik standar deviasi dan koefisien keragaman, sedangkan parameter statistik yang lain tidak berkorelasi. Dengan demikian pada kategori musim di Zona Selatan produksi ikan cakalang berkorelasi dengan perubaan kuartalan SPL dan klorofil-a.

6.4.4.2 Korelasi parsial antara SPL dan klorofil-a dengan produktivitas ikan

Parsial korelasi pada kategori kalender di Zona Utara Tabel 34 untuk keseluruhan parameter statistik untuk SPL dan klorofil-a tidak ada yang signifikan terhadap produktivitas ikan cakalang. Pada kategori musim di Zona Utara Tabel 34 untuk keseluruhan parameter statistik untuk SPL dan klorofil-a tidak ada yang signifikan terhadap produktivitas ikan cakalang. Sehingga dapat dikatakan bahwa korelasi SPL dan klorofil terhadap produktivitas ikan cakalang sangat lemah. Hasil analisis korelasi parsial untuk SPL kategori kalender di Zona Tengah Tabel 34, untuk keseluruhan parameter statistik untuk SPL dan klorofil-a tidak ada yang signifikan terhadap produktivitas ikan cakalang. Pada kategori musim di Zona Tengah Tabel 34 menunjukkan untuk SPL dan klorofil-a terdapat korelasi yang signifikan P0,05 pada parameter statistik modus dan median. Dengan demikian pada kategori musim di Zona Tengah produksi ikan cakalang berkorelasi dengan perubaan kuartalan SPL dan klorofil-a. Koefisien korelasi parsial kategori kalender di Zona Selatan Tabel 34 untuk keseluruhan parameter statistik untuk SPL dan klorofil-a tidak ada yang signifikan terhadap produktivitas ikan cakalang. Koefisien korelasi parsial pada kategori musim di Zona Selatan Tabel 34 untuk keseluruhan parameter statistik untuk SPL dan klorofil-a tidak ada yang signifikan terhadap produktivitas cakalang. 200 400 600 800 1000 1200 I II III IV I II III IV 2006 2007 P rod u k s i t o n Tahun dan Kuartal Aktual Estimasi Biomas Gambar 56 Fluktuasi produksi cakalang kuartalan pada kondisi aktual dan biomas berdasarkan VGPM di Zona Utara dalam kurun waktu 2 tahun 2006-2007. 500 1000 1500 2000 2500 3000 I II III V I II III IV 2006 2007 P ro d u k s i t o n Tahun dan Kuartal Aktual Estimasi Biomas Gambar 57 Fluktuasi produksi cakalang kuartalan pada kondisi aktual dan biomas berdasarkan VGPM di Zona Tengah dalam kurun waktu 2 tahun 2006-2007. 500 1000 1500 2000 2500 3000 I II III V I II III IV 2006 2007 P rod u k s i t o n Tahun dan Kuartal Aktual Estimasi Biomas Gambar 58 Fluktuasi produksi cakalang kuartalan pada kondisi aktual dan biomas berdasarkan VGPM di Zona Selatan dalam kurun waktu 2 tahun 2006-2007. 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 I II III V I II III IV 2006 2007 P ro d u k ti v it a s to n t ri p Tahun dan Kuartal Gambar 59 Fluktuasi produktivitas cakalang periode kuartalan di Zona Utara dalam kurun waktu 2 tahun 2006-2007. 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 I II III V I II III IV 2006 2007 P rod uk ti v it a s ton t ri p Tahun dan Kuartalan Gambar 60 Fluktuasi produktivitas cakalang periode kuartalan di Zona Tengah dalam kurun waktu 2 tahun 2006-2007. 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 I II III V I II III IV 2006 2007 P ro d u k ti v it a s to n t ri p Tahun dan Kuartal Gambar 61 Fluktuasi produktivitas cakalang periode kuartalan di Zona Selatan dalam kurun waktu 2 tahun 2006-2007. 24 26 28 30 32 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2006-2007 Mean Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 24 26 28 30 32 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2006-2007 Median Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 24 26 28 30 32 34 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2006-2007 Modus Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 0,5 1 1,5 2 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2005-2006 Varians Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 0,5 1 1,5 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2006-2007 Standar devuiasi Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 2 4 6 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2006-2007 Range Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 2 4 6 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2006-2007 Koefisien keragaman Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan Gambar 62 Pola perubahan kuartalan parameter statistik suhu permukaan laut C pada kategori kalender pada setiap zona. 24 26 28 30 32 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2006-2007 Mean Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 25 26 27 28 29 30 31 32 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2006-2007 Median Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 25 26 27 28 29 30 31 32 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2006-2007 Modus Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 0,5 1 1,5 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2006-2007 Varians Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 0,2 0,4 0,6 0,8 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2006-2007 Standar deviasi Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 5 10 15 I II III IV I II III IV S PL o C Kuartal Tahun 2006-2007 Range Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 1 2 3 4 I II III IV I II III IV S P L o C Kuartal Tahun 2006-2007 Koefisien Keragaman Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan Gambar 63 Pola perubahan kuartalan parameter statistik suhu permukaan laut C pada kategori musim pada setiap zona. 0,2 0,4 0,6 0,8 I II III IV I II III IV Kl o ro fi l- a mg m 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Mean Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 0,1 0,2 0,3 0,4 I II III IV I II III IV Kl o ro fi l- a mg m 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Median Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 0,2 0,4 0,6 0,8 I II III IV I II III IV Kl o ro fi l- a mg m 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Modus Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 0,2 0,4 0,6 0,8 I II III IV I II III IV Kl o ro fi l- a mg m 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Varians Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 0,5 1 I II III IV I II III IV Kl o ro fi l- a mb m 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Standar deviasi Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 5 10 15 I II III IV I II III IV Kl o ro fi l mg m 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Range Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 50 100 150 200 I II III IV I II III IV Kl o ro fi l- a mg m 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Koefisien keragaman Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan Gambar 64 Pola perubahan kuartalan parameter statistik klorofil-a mgm 3 pada kategori kalender pada setiap zona. 0,2 0,4 0,6 I II III IV I II III IV Kl o ro fi l- a mg m 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Mean Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 0,1 0,2 0,3 0,4 I II III IV I II III IV K lo ro fi l= am g m 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Median Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 0,1 0,2 0,3 0,4 I II III IV I II III IV K lo ro fi l- am g m 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Modus Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 0,2 0,4 0,6 I II III IV I II III IV Kl o ro fi l- a mg m 3 Kuartal Tahhun 2006-2007 Varians Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 0,2 0,4 0,6 0,8 I II III IV I II III IV Kl o ro fi lo -a mg m 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Standar deviasi Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 5 10 15 I II III IV I II III IV Kl o ro fi l- a mgm 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Range Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan 50 100 150 200 I II III IV I II III IV Kl o ro fi l- a mg m 3 Kuartal Tahun 2006-2007 Koefisien Keragaman Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan Gambar 65 Pola perubahan kuartalan parameter statistik klorofil-a mgm 3 pada kategori musim pada setiap zona. 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des R a ta -r a ta P P e u m g C m 2 b ln Tahun 2006 Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan Gambar 66 Nilai rata-rata Pp eu mgCm 2 hr di zona Utara, Tengah dan Selatan di kawasan Teluk Bone Tahun 2006. 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des R a ta -ra ta P P e u m g C m 2 bl n Tahun 2007 Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan Gambar 67 Nilai rata-rata Pp eu mgCm 2 hr di zona Utara, Tengah dan Selatan di kawasan Teluk Bone Tahun 2007. Tabel 25 Nilai kisaran perubahan SPL C kuartalan pada setiap zona dalam kurun waktu 2 tahun tahun 2006-2007 Parameter statistik zona Utara zona Tengah zona Selatan Kalender Musim Kalender Musim Kalender Musim Mean 29,2-31,4 29,3-31,5 28,2-30,7 28,7-30,9 27.4-30,1 27,7-30,3 Median 29,2-31,4 29,3-31,4 28,2-30,8 28,5-30,9 27,3-30,2 27,7-30,4 Modus 28,4-31,5 29,6-31,5 28,6-31,8 28,6-30,4 27,0-30,8 27,4-30,8 Varians 0.3-1,0 0.3-1,1 0.2-1,3 0,2-1,0 0.2-1.6 0,4-1,0 Standar deviasi 0,5-1,0 0,5-1,1 0,4-1,1 0,4-1,0 0.5-1,3 0,6-1,0 Range 2,7-4,6 3,1-6,8 3,0-5,5 2,4-12,3 2,1-5,5 3,3-11,8 Koefisien Keragaman 1,7-3,2 1,8-3,7 1,5-3,8 1,4-3,5 1,8-4,3 2,0-3,6 Tabel 26 Nilai kisaran perubahan klorofil mgm 3 kuartalan pada setiap zona dalam kurun waktu 2 tahun tahun 2006-2007 Parameter statistik zona Utara zona Tengah zona Selatan Kalender Musim Kalender Musim Kalender Musim mean 0,3-0,7 0,3-0,6 0,2-0,3 0,2-0,4 0,2-0,3 0,2-0,2 median 0,2-0,4 0,2-0,3 0,1-0,2 0,1-0,2 0,1-0,2 0,1-0,2 modus 0,2-0,3 0,2-0,3 0,1-0,2 0,1-0,2 0,1-0,6 0,1-0,3 Varians 0,1-0,7 0,1-0,5 0,1-0,3 0,1-0,3 0,1-0,1 0,1-0,1 Standar deviasi 0,2-0,8 0,3-0,7 0,1-0,6 0,1-0,5 0,1-0,3 0,1-0,3 Range 1,5-6,1 1,9-6,1 0,9-9,8 1,2-9,8 0,6-4,3 0,5-4,3 Koefisien Keragaman 74,3-144,9 85,3-138,3 62,7-171,7 63,0-187,4 39,5-113,4 31,6-113,9 Tabel 27 Rata-rata produktivitas primer mgCm 2 hr pada setiap zona dalam kawasan Teluk Bone Bulan Tahun 2006 Tahun 2007 Zona Zona Utara Tengah Selatan Utara Tengah Selatan Januari 482,63 296,39 406,29 490,35 428,24 401,57 Februari 476,91 362,67 377,46 523,10 357,01 358,55 Maret 503,42 407,51 478,77 449,33 384,18 350,38 April 547,54 380,63 338,11 960,29 535,32 372,61 Mei 739,80 441,24 377,71 829,61 526,55 417,48 Juni 721,06 530,85 462,90 850,19 554,48 392,52 Juli 589,01 524,98 514,29 703,81 589,12 512,57 Agustus 471,04 525,23 588,87 618,16 570,21 504,22 September 498,46 491,80 508,82 537,15 476,95 461,56 Oktober 462,81 491,97 554,64 543,93 448,86 399,48 Nopember 529,66 456,44 409,08 671,20 447,88 351,99 Desember 546,62 441,95 375,66 550,81 472,69 377,83 Tabel 28 Estimasi biomas cakalang pada setiap zona dalam kawasan Teluk Bone Tahun 2006 Bulan Biomas ikan Tahun 2006 Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan mgCm 2 Ton mgCm 2 Ton mgCm 2 Ton Januari 482,63 97,73 296,39 60,02 406,29 82,27 Februari 476,91 96,57 362,67 73,44 377,46 76,43 Maret 503,42 101,94 407,51 82,52 478,77 96,95 April 547,54 110,88 380,63 77,08 338,11 68,47 Mei 739,80 149,81 441,24 89,35 377,71 76,49 Juni 721,06 146,01 530,85 107,50 462,90 93,74 Juli 589,01 119,27 524,98 106,31 514,29 104,14 Agustus 471,04 95,39 525,23 106,36 588,87 119,25 September 498,46 100,94 491,80 99,59 508,82 103,04 Oktober 462,81 93,72 491,97 99,62 554,64 112,31 Nopember 529,66 107,26 456,44 92,43 409,08 82,84 Desember 546,62 110,69 441,95 89,50 375,66 76,07 Rata-rata 547,41 110,85 445,97 90,31 449,38 91,00 S.deviasi 89,30 18,89 70,21 14,85 80,30 16,26 Tabel 29 Estimasi biomas cakalang pada setiap zona dalam kawasan Teluk Bone Tahun 2007 Bulan Biomas ikan Tahun 2007 Zona Utara Zona Tengah Zona Selatan mgCm 2 Ton mgCm 2 Ton mgCm 2 Ton Januari 490,35 99,30 428,24 86,72 401,57 81,32 Februari 523,10 105,93 357,01 72,29 358,55 72,61 Maret 449,33 90,99 384,18 77,80 350,38 70,95 April 960,29 194,46 535,32 108,40 372,61 75,45 Mei 829,61 168,00 526,55 106,63 417,48 84,54 Juni 850,19 172,16 554,48 112,28 392,52 79,48 Juli 703,81 142,52 589,12 119,30 512,57 103,80 Agustus 618,16 125,18 570,21 115,47 504,22 102,11 September 537,15 108,77 476,95 96,58 461,56 93,47 Oktober 543,93 110,15 448,86 90,89 399,48 80,90 Nopember 671,20 135,92 447,88 90,69 351,99 71,28 Desember 550,81 111,54 472,69 95,72 377,83 76,51 Rata-rata 649,99 130,31 482,62 97,73 408,40 82,70 S.deviasi 161,87 32,78 73,72 14,81 56,06 11,35 S K Tipe 10 Mean Tipe 3 S K Median Tipe 3 S K Modus K Tipe 10 Varians S S K Tipe 10 Standar deviasi K S Tipe 11 Range K S Tipe 11 K.keragaman Gambar 68 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produksi cakalang pada kategori kalender di Zona Utara. S K Tipe 11 Mean Tipe 11 S K Median Tipe 11 S K Modus K Tipe 10 Varians S S K Tipe 10 Standar deviasi K S Tipe 10 Range K S Tipe 11 K.keragaman Gambar 69 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produksi cakalang pada kategori kalender di Zona Tengah. S K Tipe 5 Mean Tipe 9 S K Median Tipe 11 S K Modus K Tipe 10 Varians S S K Tipe 10 Standar deviasi K S Tipe 10 Range K S Tipe 10 K.keragaman Gambar 70 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produksi cakalang pada kategori kalender di Zona Selatan. Tabel 30 Tipologi Umum SPL dan klorofil-a kategori kalender dengan produksi cakalang. Parameter statistik Tipe hubungan SPL dan klorofi-a dengan produksi ikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Mean U T S Median U T S Modus U T S Varians U T S Standar deviasi U T S Range U T S K. keragaman U T S Keterangan : huruf U, T, dan S adalah zona Utara, Tengah dan Selatan S K Tipe 10 Mean Tipe 10 S K Median Tipe 11 S K Modus K Tipe 10 Varians S S K Tipe 6 Standar deviasi K S Tipe 7 Range K S Tipe 6 K.keragaman Gambar 71 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produksi cakalang pada kategori musim di Zona Utara. S K Tipe 5 Mean Tipe 5 S K Median Tipe 5 S K Modus K Tipe 10 Varians S S K Tipe 11 Standar deviasi K S Tipe 4 Range K S Tipe 10 K.keragaman Gambar 72 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil -a dengan produksi cakalang pada kategori musim di Zona Tengah. S K Tipe 5 Mean Tipe 11 S K Median Tipe 11 S K Modus K Tipe 10 Varians S S K Tipe 10 Standar deviasi K S Tipe 7 Range K S Tipe 11 K.keragaman Gambar 73 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produksi cakalang pada kategori musim di Zona Selatan. Tabel 31 Tipologi Umum SPL dan klorofil-a kategori musim dengan produksi cakalang Parameter statistik Tipe hubungan SPL dan klorofi-a dengan produksi ikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Mean U T S Median U T S Modus U T S Varians U T S Standar deviasi U T S Range U T S K. keragaman U T S Keterangan : huruf U, T, dan S adalah zona Utara, Tengah dan Selatan S K Tipe 8 Mean Tipe 8 S K Median Tipe 8 S K Modus K Tipe 11 Varians S S K Tipe 11 Standar deviasi K S Tipe 8 Range K S Tipe 11 K.keragaman K Gambar 74 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produktivitas cakalang pada kategori kalender di Zona Utara. S K Tipe 11 Mean Tipe 9 S K Median Tipe 11 S K Modus K Tipe 11 Varians S S K Tipe 11 Standar deviasi K S Tipe 11 Range K S Tipe 11 K.keragaman K Gambar 75 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produktivitas cakalang pada kategori kalender di Zona Tengah. S K Tipe 5 Mean Tipe 11 S K Median Tipe 11 S K Modus K Tipe 10 Varians S K Tipe 11 Standar deviasi K S Tipe 10 Range K S Tipe 10 K.keragaman K Gambar 76 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil -a dengan produktivitas cakalang pada kategori kalender di Zona Selatan . Tabel 32 Tipologi Umum SPL dan klorofil-a kategori kalender dengan produktivitas cakalang Parameter statistik Tipe hubungan SPL dan klorofi-a dengan produktivitas ikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Mean U T S Median U T S Modus U T S Varians U T S Standar deviasi U T S Range U T S K. keragaman U T S Keterangan : huruf U, T, dan S adalah zona Utara, Tengah dan Selatan S K Tipe 8 Mean Tipe 11 S K Median Tipe 8 S K Modus K Tipe 11 Varians S S K Tipe 11 Standar deviasi K S Tipe 5 Range K S Tipe 5 K.keragaman K Gambar 77 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produktivitas cakalang pada kategori musim di Zona Utara. S K Tipe 11 Mean Tipe 10 S K Median Tipe 10 S K Modus K Tipe 7 Varians S S K Tipe 7 Standar deviasi K S Tipe 7 Range K S Tipe 7 K.keragaman K Gambar 78 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produktivitas cakalang pada kategori musim di Zona Tengah. S K Tipe 11 Mean Tipe 11 S K Median Tipe 11 S K Modus K Tipe 6 Varians S S K Tipe 6 Standar deviasi K S Tipe 10 Range K S Tipe 10 K.keragaman K Gambar 79 Tipologi umum hubungan parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produktivitas cakalang pada kategori musim di Zona Selatan. Tabel 33 Tipologi Umum SPL dan klorofil-a kategori musim dengan produktivitas cakalang Parameter statistik Tipe hubungan SPL dan klorofi-a dengan produksi ikan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Mean U T S Median U T S Modus U T S Varians U T S Standar deviasi U T S Range U T S K. keragaman U T S Keterangan : huruf U, T, dan S adalah zona Utara, Tengah dan Selatan Tabel 34 Korelasi parsial parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produksi cakalang pada setiap zona Keterangan: KL= kalender; MS= musim; cetak tebal dan tanda = signifikan pada p0,05 Deskripsi statistik Utara Tengah Selatan KL MS KL MS KL MS Mean SPL 0,023 -0,428 -0,351 -0,720 -0,607 -0,594 klorofil-a -0,479 -0,637 -0,345 -0,687 -0,623 -0,577 Median SPL -0,043 -0,487 -0,121 -0,829 -0,190 0,143 klorofil-a -0,619 -0,563 -0.014 -0,765 0,414 0,408 Modus SPL 0,145 -0,871 0,070 -0,409 -0,027 0,116 klorofil-a -0,571 0,270 -0,220 -0,016 0,502 0,724 Varians SPL 0,708 0,426 0,399 -0,039 -0,076 0,792 klorofil-a -0,446 -0,771 -0,422 -0,495 -0,465 0,715 Standar deviasi SPL 0,656 0.608 0,333 -0,003 -0,144 0,829 klorofil-a -0,184 -0,844 -0,376 -0,456 -0,588 -0,770 Range SPL 0,390 0,273 -0,125 0,093 -0,290 -0,412 klorofil-a 0,313 -0,653 -0,326 -0,277 -0,549 -0,352 Koefisien keragaman SPL 0,543 0,391 0,359 -0,053 0,081 0,865 klorofil-a 0,450 -0,631 -0,334 -0,448 -0,655 -0,853 Tabel 35 Parsial korelasi parameter statistik SPL dan klorofil-a dengan produktivitas cakalang pada setiap zona Keterangan: KL= kalender; MS= musim; cetak tebal dan tanda = signifikan pada p0,05

6.5 Pembahasan

Kondisi lingkungan laut merupakan hal yang perlu diketahui sehubungan dengan fluktuasi stok ikan, karena keadaan populasi ikan dipengaruhi, baik oleh kondisi lingkungannya maupun oleh kegiatan penangkapan ikan. Variasi dan dinamika lingkungan laut akan menyebabkan terjadi pergeseran kelimpahan ikan dalam jangka waktu tertentu pada suatu wilayah perairan yang berdampak terhadap keadaan suatu perikanan Almuas dan Jaya 2006. Banyak faktor yang mempengaruhi ruaya dan keberadaan ikan cakalang dalam suatu perairan, diantaranya adalah suhu permukaan laut dan kesuburan perairan. Distribusi ikan pelagis seperti cakalang dapat diprediksi melalui analisis suhu optimum yang diketahui dan perubahan-perubahan suhu permukaan laut secara bulanan Laevastu dan Hela 1970. Perubahan keberadaan ikan juga dapat dipahami sebagai bentuk respon ikan terhadap perubahan lingkungannya. Namun perlu dipahami bahwa perubahan lingkungan perairan pantai berbeda-beda pada setiap kondisi perairan. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh letak posisi geografi, geomorfologi pantai, serta dampak dari aktivitas di daratan. Fluktuasi bulanan SPL dan klorofil-a di setiap zona dalam kawasan Teluk Bone berbeda. Mean SPL di Zona Utara lebih tinggi dibandingkan Zona Tengah dan Zona Selatan, dan mean SPL di Zona Tengah lebih tinggi dibandingkan Deskripsi statistik Utara Tengah Selatan KL MS KL MS KL MS Mean SPL 0,452 0,724 0,704 0,897 -0,373 -0,039 klorofil-a 0,508 0,161 0,686 0,835 -0,501 -0,200 Median SPL 0,500 0,563 0,440 0,926 0,339 0,633 klorofil-a 0,522 -0,056 0.286 0,869 0,325 0,526 Modus SPL 0,656 0,578 0,086 0,381 0,419 0,419 klorofil-a 0,435 0,475 0,169 -0,175 0,465 0,410 Varians SPL 0,040 -0,220 -0,138 -0,464 -0,183 0,147 klorofil-a 0,363 0,292 0,671 0,644 -0,669 -0,624 Standar deviasi SPL 0,237 -0.253 -0,079 -0,471 -0,254 0,222 klorofil-a 0,326 0,304 0,584 0,586 -0,713 -0,655 Range SPL 0,359 0,218 0,474 -0,132 -0,254 -0,473 klorofil-a -0,143 0,068 0,733 0,540 -0,682 -0,638 Koefisien keragaman SPL 0,302 -0,266 -0,114 -0,411 -0,030 0,198 klorofil-a -0,272 0,202 0,563 0,610 -0,699 -0,711 Zona Selatan Lampiran 24. Fluktuasi SPL di Zona Utara lebih kecil dibandingkan di Zona Tengah dan Zona Selatan, dan fuktuasi SPL di Zona Tengah lebih kecil dibandingkan Zona Selatan. Perbedaan fluktuasi tersebut menunjukkan bahwa di Zona Utara lebih stabil dibandingkan Zona Tengah dan Zona Selatan. Kestabilan SPL di Zona Utara berkaitan dengan posisi geografi, di mana pada Zona Utara massa air dingin yang masuk dari laut Flores mulut teluk relatif kecil, selain itu pula di Zona Utara perairannya lebih dangkal dibandingkan Zona Tengah dan Zona Selatan. Sebagaimana diketahui bahwa massa air di Zona Selatan lebih dingin hal ini karena pengaruh angin munson. Secara bergantian antara musim Timur dan Barat menyebabkan arah aliran massa air berbeda yang berdampak terhadap perubahan SPL. Nilai SPL di seluruh zona dalam kawasan Teluk Bone mengalami titik terendah pada musim Timur Juni-Agustus, Hal ini berkaitan dengan suhu dingin yang berasal dari Laut Banda, dimana pada musim Timur tersebut suhu permukaan air laut Banda mencapai titik terendah yaitu 26,5 C dan massa air yang dingin ini bergerak dari arah Timur Laut Banda mengalir ke arah Barat Laut Jawa melalui laut Flores sebelah Utara Teluk Bone. Selain itu pada musim Timur juga terjadi proses up welling di laut Banda Susanto et al. 2006 diacu dalam Tubalawony et al. 2007. Penaikan massa air menyebabkan massa air yang dingin pada lapisan bawah akan terangkat naik, menyebabkan SPL pada bagian permukaan lebih dingin atau lebih rendah dibandingkan pada musim-musim lain. Massa air yang dingin tersebut melewati laut Flores dan masuk ke kawasan Teluk Bone sehingga SPL di seluruh zona rendah terutama di Zona Selatan. Pada musim Timur pusat tekanan udara rendah yang terjadi diatas Benua Asia dan pusat tekanan udara tinggi diatas Benua Australia menyebabkan angin behembus dari Tenggara menuju Barat laut. Di Pulau Jawa bertiup Angin Muson Tenggara. Selama musim Timur, Pulau Jawa biasanya mengalami kekeringan. Angin muson timur berhembus setiap bulan April - Oktober, ketika matahari mulai bergeser ke belahan bumi utara. Di belahan bumi utara khususnya benua Asia temperaturnya tinggi dan tekanan udara rendah minimum. Sebaliknya di benua Australia yang telah ditinggalkan matahari, temperaturnya rendah dan tekanan udara tinggi maksimum. Terjadilah pergerakan angin dari benua Australia ke benua Asia melalui Indonesia sebagai angin muson timur. Angin ini tidak banyak menurunkan hujan, karena hanya melewati laut kecil dan jalur sempit seperti laut Timor, laut Arafuru, dan bagian selatan Irian Jaya, serta Kepulauan Nusa Tenggara. Oleh sebab itu, di Indonesia sering menyebutnya sebagai musim kemarau. Suhu dapat mempengaruhi fotosintesa di laut baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh secara langsung yakni suhu berperan untuk mengontrol reaksi kimia enzimatik dalam proses fotosintesa. Tingginya suhu dapat menaikkan laju maksimum, sedangkan pengaruh secara tidak langsung yakni dalam merubah fotosintesa Pmax struktur hidrologi kolom perairan yang dapat mempengaruhi distribusi fitoplankton Tomascik et al. 1997. Secara umum, laju fotosintesa fitoplankton meningkat dengan meningkatnya suhu perairan, tetapi akan menurun secara drastis setelah mencapai suatu titik suhu tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap spesies fitoplankton selalu berdaptasi terhadap suatu kisaran suhu tertentu. Klorofil-a di Zona Utara lebih tinggi dibandingkan dengan zona Tengah dan Zona Selatan Lampiran 25. Fluktuasi klorofil-a di Zona Utara juga lebih besar dibandingkan dengan Zona Tengah dan Zona Selatan. Perbedaan fluktuasi bulanan klorofil-a dipengaruhi oleh munson sebagai pengaruh utama. Selain itu pada perairan pantai juga dipengaruhi oleh garis pantai dan topografi Birowo 1982 diacu dalam Nelwan 2010. Kandungan klorofil-a dipengaruhi oleh musim Timur dan Barat, di mana kandungan klorofil-a berbeda antara musim Barat dan Timur di mana pada musim Timur sebaran kandungan klorofil-a lebih tinggi dibandingkan pada musim Barat pada zona yang sama Zona Selatan Gambar 25. Nilai kandungan nitrat berkisar antara 0,120 - 0,796 ppm dan fosfat 1,152 - 0,500 ppm di Zona Selatan cukup tinggi sebagai akibat peristiwa naiknya zat unsur hara dari dasar laut menuju ke permukaan upwelling, namun nutrien tersebut terbawa oleh massa air yang berasal dari bagian selatan mulut teluk yang bergerak ke arah Zona Utara sehingga zat hara yang berada pada Zona Selatan tersebut tidak sempat mengalami pengendapan yang menyebabkan kandungan unsur hara relatif lebih rendah Wagey et al. 2004. Selanjutnya dinyatakan bahwa faktor lain yang menyebabkan tingginya klorofil-a di Zona Utara karena adanya penyinaran matahari yang cukup sehingga mendapatkan intensitas cahaya yang dibutuhkan fitoplankton untuk dapat melakukan proses fotosintesa. Kesuburan suatu perairan merupakan gambaran dan kandungan fitoplankton di perairan tersebut. Kandungan klorofil-a di Zona Utara cukup besar yaitu 0,40 mgm 3 dalam kurun waktu 2006 dan 2007, sehingga akan menyuburkan perairan seperti yang dikemukakan oleh Borstad and Gower 1984 diacu dalam Masrikat 2009, bahwa konsentrasi klorofil-a di atas 0,2 mgm 3 , menunjukkan kehadiran dan kehidupan plankton yang memadai untuk menopang atau mempertahankan kelangsungan perkembangan perikanan komersil. Plankton fitoplankton yang merupakan produsen utama dari jaringan makanan di laut, mengandung klorofil-a yang mampu mengkonversi energi cahaya matahari, bahan anorganik seperti nitrogen, dan karbon dioksida CO 2 yang dilarutkan dalam karbohidrat terutama di perairan terbuka. Total biomassa fitoplankton lebih besar dari semua binatang laut zooplankton, ikan dan lainnya. Kehadiran fitoplankton di air menyebabkan cahaya diserap dan disebarkan, dan menjadikan lapisan permukaan laut akan hangat. Selain itu, hal mendasar dari fitoplankton ini adalah dalam pertumbuhannya, mereka menggunakan CO 2 dari atmosfir yang diserap ke dalam laut. Ketika mati, beberapa bagian plankton dari permukaan laut jatuh ke dasar dan menjadi sedimen dasar laut, sehingga akan terjadi perpindaan karbon dalam sistem yang ada Komick 2005 diacu dalam Masrikat 2009. Sebaran klorofil-a di dalam kolom perairan sangat tergantung pada konsentrasi nutrien. Konsentrasi nutrien di lapisan permukaan sangat sedikit dan akan meningkat pada lapisan termoklin dan lapisan di bawahnya. Hal mana juga dikemukakan oleh Brown et al. 1989 menyatakan nutrien memiliki konsentrasi rendah dan berubah-ubah pada permukaan laut dan konsentrasinya akan meningkat dengan bertambahnya ke dalaman serta akan mencapai konsentrsi maksimum pada kedalaman antara 500 – 1500 m. Kandungan klorofil-a dapat digunakan sebagai ukuran banyaknya fitoplaknton pada suatu perairan tertentu dan dapat digunakan sebagai petunjuk produktivitas perairan. Berdasarkan penelitian Nontji 1993 nilai rata-rata kandungan klorofil-a di perairan Indonesia sebesar 0,19 mgm 3 , nilai rata-rata pada saat berlangsung musim timur 0,24 mgm 3 menunjukkan nilai yang lebih besar daripada musim barat 0,16 mgm 3 . Hasil penelitian nilai rataan klorofil-a pada musim Timur Juni-Agustus di kawasan teluk Bone Zona Utara, Zona Tengah dan Zona Selatan dalam kurun waktu 2 tahun yaitu tahun 2006 dan 2007 diperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan pada musim Barat Desember- Februari. Nilai rataan klorofil-a pada musim Timur adalah 0,37 mgm 3 dan pada musim Barat adalah 0,23 mgm 3 . Secara spasial pola sebaran klorofil-a di teluk Bone dalam kurun waktu 2 tahun 2006 dan 2007 terbagi dalam tiga bagian, yaitu di Zona Utara konsentrasi klorofil-a tertinggi yaitu 0,40 mgm 3 , disusul Zona Tengah sebesar 0,27 mgm 3 dan Zona Selatan terendah yaitu 0,23 mgm 3 . Kecenderungan perbedaan konsentrasi klorofil-a merupakan klasifikasi adanya perbedaan kondisi ekosistem diantara zona dalam kawasan teluk Bone. Klasifikasi tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi klorofil-a yang lebih tinggi di zona Utara karena tipe perairan pantai yang dangkal, sehingga proses pengadukan akan mencapai dasar perairan di mana terdapat zat hara hasil perombakan yang akan mudah terangkat ke lapisan permukaan. Tingginya produktivitas primer di Zona Utara dibandingkan di Zona Tengah dan Zona Selatan karena perairannya relatif lebih dangkal. Pada perairan dangkal interaksi ombak, arus pasang surut dan upwelling menimbulkan turbulensi. Turbulensi ini menyebabkan perairan pantai tidak terstratifikasi secara termal kecuali waktu yang singkat di daerah beriklim sedang. Produktivitas perairan pantai lebih tinggi tinggi 100-160 gCm 2 hr sebagai penyangga populasi zooplankton dan organisme bentos dibandingkan dengan perairan lepas pantai yang serupa karena melimpahnya nutrien baik yang berasal dari runoff maupun pendaurulangan Nybakken 1982. Klorofil-a berkaitan dengan produktivitas primer, di mana produktivitas primer didefinisikan sebagai laju produksi senyawa organik dari senyawa anorganik lewat proses fotosintesis. Proses fotosintesis di alam hanya dapat berlangsung pada tumbuh-tumbuhan yang mengandung klorofil Nybakken, 1982. Tumbuh-tumbuhan dalam hal ini fitoplankton membutuhkan zat hara untuk proses produksi dan melakukan fotosintesis. Konsentrasi zat hara di perairan dangkal dan laut dalam berbeda. Pada laut dangkal, di mana konsentrasi zat hara tinggi pada kolom air akan mudah terangkat ke lapisan permukaan sebagai akibat dari proses percampuran secara vertikal. Pada perairan laut dalam atau laut terbuka akan terbentuk termokline, di mana kerapatan massa air berbeda antara lapisan permukaan dengan lapisan dalam. Dengan demikian perbedaan konsentrasi klorofil-a di Zona Utara lebih tinggi dibandingkan di zona Selatan karena perbedaan struktur kedalaman perairan, hal ini terlihat dari citra bathymetri Teluk Bone yang memperlihatkan bahwa di zona Utara lebih dangkal dibandingka zona Tengah dan Zona Selatan Gambar 80. Sumber : diolah dari etopo 2 global relief model, NGDC, NESDIS NOAA. Gambar 80 Kondisi bathymetri kedalaman di sekitar perairan Teluk Bone Konsentrasi klorofil-a sangat menentukan laju produktivitas primer suatu perairan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan VGPM diperoleh bahwa PP eu pada zona Utara tahun 2006 dan 2007 lebih tinggi dibandingkan zona lainnya, hal ini disebabkan karena faktor tofografi masing-masing zona dimana pada zona Utara tofografi lebih dangkal dibandingkan zona lainnya, sehingga penetrasi cahaya dikolom air lebih efektif. Gabric and Parslow 1989 menyatakan bahwa laju produktivitas primer di lingkungan laut ditentukan oleh berbagai faktor. Faktor utama yang mengontrol produksi fitoplankton di perairan eutropik adalah percampuran vertikal, penetrasi cahaya di kolom air dan laju tenggelam sel fitoplankton. Beberapa penelitian tentang produktivitas primer dalam kaitannya dengan keberadaan massa air mendapatkan informasi bahwa kedalaman dimana konsentrasi klorofil-a maksium adalah pada bagian atas lapisan termoklin. Lapisan permukaan tercampur memiliki konsentrasi klorofil-a yang hampir homogen. Nybakken 1982 mempertegas bahwa zat hara dibutuhkan oleh plankton untuk bertumbuh khususnya fitoplankton sebagai produsen dalam fotosintesa. Ketersediaan zat hara yang tinggi di Indonesia dipengaruhi , 1 penambahan zat hara dari daratan yang terbawa aliran sungai; 2 adanya pengadukan turbulensi; dan 3 penaikan massa air upwelling. Daerah-daerah di mana terjadi penaikan massa air upwelling berhubungan erat dengan tingginya nilai klorofil-a. Pada perhitungan SPL dan klorofil-a dari bulanan menjadi kuartalan menggunakan parameter statistik dengan perbedaan kategori skala waktu yaitu kategori kalender dan musim. Hal ini dilakukan untuk mengurangi pengaruh dari selang waktu time lag sekitar 1 bulan. Fluktuasi mean SPL menunjukkan adanya perbedaan yang sangat kecil antara kategori kalender dan musim. Fluktuasi mean SPL, baik kategori kalender maupun musim menunjukkan Zona Utara cenderung lebih hangat dibandingkan Zona Tengah dan Zona Selatan. Pada kuartal III kategori kalender Zona Selatan lebih dingin dibandingkan kuartal lll kategori musim di setiap zona. Fluktuasi modus SPL pada kuartal l kategori kalender lebih hangat dibandingkan kuartal yang sama pada kategori musim disetiap zona. Selanjutnya fluktuasi modus SPL pada kuartal lll kategori kalender lebih dingin dibandingkan kuartal yang sama pada kategori musim. Berdasarkan parameter statistik ukuran pemusatan data, fluktuasi mean klorofil-a, baik kategori kalender maupun musim menunjukkan Zona Utara 0,40 mgm 3 lebih tinggi dibandingkan Zona Tengah 0,27 mgm 3 dan Zona Selatan 0,23 mgm 3 . Fluktuasi mean klorofil-a di zona Utara lebih tinggi dibandingkan zona Tengah dan Zona Selatan pada setiap kuartal baik pada kategori kalender maupun musim. Pada fluktuasi modus, klorofil-a juga menunjukkan Zona Utara lebih tinggi dibandingkan Zona Tengah dan Zona Selatan kecuali pada kuartal l dan 4 kategori musim pada Zona Selatan dan kuartal lll kategori kalender pada Zona Tengah dan Selatan. Hasil rataan konsentrasi klorofil-a tersebut menunjukkan bahwa di Zona Utara cenderung lebih subur dibandingkan Zona Tengah dan Zona Selatan karena klorofil-a merupakan indikator yang menunjukkan tingkat kesuburan perairan. Hal ini disebabkan karena klorofil-a merupakan pigmen yang terdapat dalam sel fitopankton utamanya diatom. Salah satu dugaan penyebab sebaran klorofil-a di perairan adalah intensitas cahaya dan nutrien dalam air yang mempengaruhi laju fotositesis dan pertumbuhan fitoplankton Mann dan Lazier diacu dalam Hatta, 2010. Tipologi hubungan SPL dan klorofil-a dengan produksi dan produktivitas dengan perubahan kuartalan SPL dan klorofil-a berdasarkan parameter statistik ukuran pemusatan dan penyebaran data, baik pada kategori kalender maupun kategori musim dalam kurun waktu 2 tahun menjelaskan tentang kecenderungan keberadaan ikan akibat perubahan SPL dan klorofil-a. Tipologi keberadaan ikan pada kategori kalender maupun musim hubungannya dengan produksi di Zona Utara cenderung ikan tersebar pada kondisi SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah sampai tinggi dan ikan berada pada kondisi SPL rendah dan klorofil-a tinggi, hal ini sesuai dengan hasil analisis korelasi parsial yaitu SPL dan klorofil-a signifikan dengan produksi ikan pada kategori kalender dan musim. Pada Zona Tengah tipologi keberadaan ikan cenderung tersebar pada kondisi SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah sampai tinggi; kondisi SPL dan klorofil-a rendah maupun tinggi, sedangkan pada Zona Selatan tipologi yang terbentuk adalah ikan cenderung tersebar pada SPL rendah sampai tinggi pada klorofil-a rendah sampai tinggi; dan ikan tersebar pada SPL rendah sampai tinggi pada klorofil rendah sampai tinggi. Fluktuasi kuartalan SPL dan klorofil-a berdasarkan parmeter statistik mean dan modus, baik kategori kalender dan musim menunjukkan variasi fluktuasi tahunan di teluk Bone tahun 2006-2007 yang berbeda setiap kuartal, baik kategori kalender maupun kategori musim. Fluktuasi SPL sebagaimana uraian sebelumnya cenderung Zona Utara lebih hangat dibanding Zona Tengah dan Zona Selatan. Fluktuasi kuartalan klorofil-a berdasarkan parameter statistik menunjukkan Zona Utara cenderung lebih tinggi dari Zona Tengah dan Zona Selatan. Fluktuasi SPL dan klorofil-a merupakan faktor oseanografi utama yang sering digunakan untuk mengetahui keberadaan dan kelimpahan ikan cakalang. Perubahan pada kondisi lingkungan laut akan menyebabkan terjadi pergeseran kelimpahan ikan dalam jangka waktu tertentu pada suatu wilayah perairan dan akan berdampak terhadap ketersediaan ikan untuk kegiatan perikanan Bakun et al 1982 diacu dalam Nelwan 2010. Fluktuasi kuartalan kelimpahan ikan disetiap zona mengindikasikan adanya respon ikan terhadap fluktuasi perubahan kondisi lingkungan laut. Selain faktor oseanografi, posisi geografi masing-masing zona juga menunjukkan perbedaan kondisi ekosistem dan terdapat fluktuasi kuartalan produksi dan produktivitas. Pada fluktuasi produksi di Zona Tengah menunjukkan produksi tertinggi, disusul Zona Selatan dan yang terendah adalah di Zona Utara. Fluktuasi kuartalan produksi tdak berbeda pada masing-masing zona. Pada Zona Utara produksi kuartalan tertinggi pada kuartal IV, Zona Tengah kuartal IV dan pada Zona Selatan juga pada kuartal ke IV. Sedangkan untuk fluktuasi kuartalan produktivitas pada Zona Utara produksi kuartalan tertinggi pada kuartal II, Zona Tengah kuartal II dan pada Zona Selatan juga pada kuartal ke II. Keberadaan ikan pada suatu perairan menjelaskan prilaku ekologis terhadap fluktuasi kondisi lingkungan. Prilaku ekologis adalah respon ikan untuk mendapatkan kondisi lingkungan yang sesuai dengan aktivitas, misalnya mencari makan, rekruitmen, pertumbuhan dan berbagai aktivitas lainnya yang berkaitan dengan fungsi ekologi dan biologi, sehingga prilaku ekologis ini akan menyebabkan ikan terkonsentrasi pada lokasi tertentu dalam suatu perairan. Terkonsentrasinya ikan dalam suatu perairan dapat digambarkan melalui grafik biplot berdasarkan fluktuasi SPL dan klorofil-a untuk menentukan tipologi hubungan pada kategori kalender maupun musim. Analisis dengan grafik biplot untuk menentukan keberadaan ikan berdasarkan fluktuasi SPL dan klorofil-a menunjukkan kecenderungan tipologi yang berbeda pada kategori kalender dan musim di Zona Utara, Tengah dan Zona Selatan. Analisis biplot berdasarkan produksi menunjukkan kecenderungan keberadaan ikan adalah tipe 4 pada Zona Utara dan tipe 11 pada Zona Tengah dan Zona Selatan. Tipe 4 adalah ikan ada diperairan dengan SPL rendah pada klorofil-a tinggi. Tipe 11 adalah ikan tersebar pada semua kondisi SPL dan klorofil-a. Tipologi tersebut mengindikasikan bahwa pada Zona Utara respon ikan cenderung dipengaruhi oleh fluktusi SPL atau dengan kata lain bahwa faktor pembatas pola distribusi adalah SPL bukan klorofil-a. Kandungan klorofil-a yang tinggi di Zona Utara cenderung stabil karena selain kondisi geografi perairan yang dangkal, juga terbawa arus dari selatan menuju utara yang banyak mengandung nutrien khususnya nitrat dn fosfat, akibatnya ikan cakalang lebih merespon perubahan SPL, hal ini sejalan dengan pendapat Nybakken 1982 menyatakan bahwa apabila unsur kebutuhan berada di bawah toleransi minimum maka suatu spesies ikan akan menghindar. Konsentrasi klorofil-a erat kaitannya dengan tingkat produktivitas primer yang ditunjukkan dengan besarnya biomassa fitoplankton yang menjadi rantai pertama makanan ikan pelagis kecil. Klorofil-a merupakan salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas primer di laut, berupa pigmen yang terdapat pada organisme di perairan yang digunakan untuk proses fotosintesis. Dalam rantai makanan terdapat berbagai tingkatan tropik di mana fitoplankton adalah produser pimer, tingkatan berikutnya adalah zooplankton, ikan pemakan plankton dan ikan omivora. Analisis biplot berdasarkan produktivitas menunjukkan kecenderungan keberadaan ikan adalah tipe 11 pada semua zona. Tipe 11 adalah ikan tersebar pada semua kondisi SPL dan klorofil-a, sehingga pada tipe ini keberadaan ikan tidak dapat menunjukkan secara spesifik terhadap fluktuasi SPL dan klorofil-a. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa untuk menentukan keberadaan ikan berdasarkan produktivitas, tidak dapat mengklarifikasi secara spesifik akibat fluktuasi SPL dan klorofil-a disetiap zona. Koefisien korelasi menyatakan seberapa erat hubungan suhu permukaan laut dan klorofil-a dengan produksi ikan. Keeratan hubungan dalam parsial korelasi adalah bentuk hubungan dimana salah satu variabel dibuat tetap, sehingga SPL dan klorofil-a akan menjelaskan salah satu dari kedua variabel tersebut berpengaruh terhadap konsentrasi ikan di setiap zona. Parameter statistik yang digunakan untuk mensimulasikan perubahan suhu permukaan laut dan klorofil-a dalam kurun waktu 2 tahun di ketiga zona dalam kawasan Teluk Bone bertujuan untuk menggambarkan variasi SPL dan klorofil-a hubungannya dengan produksi ikan. Simulasi dengan pendekatan parameter statistik menunjukkan bahwa keunikan perubahan kondisi lingkungan laut di masing-masing zona memberikan respon yang berbeda sebagaimana terlihat dari parsial korelasi. Penilaian berdasarkan parsial korelasi juga dilakukan dengan mempertimbangkan faktor delay dalam perhitungan data bulanan SPL dan klorofil-a menjadi kuartalan, pendekatan faktor delay dengan asumsi pengaruh faktor lingkungan akan berdampak kemudian. Respon ikan terhadap perubahan suhu permukaan laut dan klorofil-a merupakan proses ekologi, biologi dan fisiologi, namun komplesitas respon ikan terhadap perubahan lingkungan secara efisien dapat diklarifikasi dengan menggunakan data runtun waktu sehingga pola perubahan produksi ikan dapat digambarkan dengan pola perubahan lingkungan laut. Korelasi parsial SPL dan klorofil-a dengan produksi ikan di Zona Utara menunjukkan signifikan berdasarkan parameter statistik varians SPL pada kategori kalender selanjutnya parameter statistik modus, varians dan standar deviasi signifikan pada kategori musim. Koefisien korelasi tersebut menunjukkan positif yang mengindikasikan respon ikan positif sehingga SPL merupakan variabel yang mempengaruhi kelimpahan ikan pada kategori musim di Zona Utara. Sedangkan pada Zona Tengah korelasi signifikan pada parameter statistik median SPL dan klorofil-a. Pada Zona Selatan korelasi signifikan pada parameter statistik varian, standar deviasi dan koefisien keragaman untuk SPL dan parameter standar deviasi dan koefisien keragaman untuk klorofil-a dengan produksi ikan pada kategori kalender. Kondisi tersebut menunjukkan SPL merupakan variabel yang menentukan di Zona Utara, sedangkan di Zona Tengah dan Zona Selatan variabel klorofil-a, di mana jenis ikan cakalang memberikan respon yang berbeda terhadap perubahan kuartalan SPL dan klorofil-a. Korelasi parsial dengan pendekatan produktivitas penangkapan di Zona Utara tidak menunjukkan korelasi signifikan dengan SPL dan klorofil-a. Pada Zona Tengah dengan pendekatan produktivitas, perubahan kuartalan menunjukkan korelasi yang signifikan pada parameter statistik mean dan median SPL dan klorofil-a pada kategori musim. Kondisi tersebut menunjukkan pada saat SPL mengalami perubahan pada kategori musim maka ikan akan terkonsentrasi di Zona Tengah, selain itu juga dapat dikatakan bahwa jenis ikan cakalang cenderung berada pada SPL tinggi. Perubahan kuartalan klorofil-a dengan produktivitas ikan menunjukkan korelasi positif pada kategori musim, di mana perubahan kuartalan SPL menunjukkan korelasi signifikan yang positif di Zona Tengah. Fenomena di Zona Tengah berbeda dari Zona Utara, di mana perubahan kuartalan SPL dan klorofil-a menunjukkan korelasi signifikan yang positif sebagaimana terlihat pada parameter statistik mean dan median. Fenomena di Zona Tengah dapat dijelaskan sebagai proses ekologi, di mana organisme-organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar pada satu faktor dan kisaran yang sempit pada faktor lain. Konsentrasi klorofil-a di Zona Utara relatif tinggi dibandingkan kedua zona lainnya. Dengan demikian klorofil-a menjadi parameter yang berpengaruh terhadap distribusi ikan, ketika ketersediaan calon makanan susah untuk didapatkan, selain itu ikan cenderung memilih lingkungan yang sesuai kebutuhannya dalam hal ini suhu perairan, jika kondisi ini telah terpenuhi selanjutnya ikan akan melakukan aktivitas lainnya Nybakken 1992.

6.6 Kesimpulan