Tujuan Spesifik Metode Analisis perikanan cakalang (Katsuwonus pelamis) di Teluk Bone hubungan aspek biologi dan faktor lingkungan

5.2 Tujuan Spesifik

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk menganalisis data biologis cakalang yaitu komposisi ukuran, panjang berat, pertumbuhan dan length at first maturity lm sebagai landasan untuk menyusun pengelolaan perikanan cakalang di kawasan Teluk Bone.

5.3 Metode

Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari sampai Desember 2007 di Perairan Kawasan Teluk Bone. Sebagai lokasi pengambilan data maka kawasan Teluk Bone dibagi dalam tiga zona Tabel 4 dan Gambar 6. Data biologi ikan yang dikumpulkan adalah data panjang dan berat ikan. Data ini diperoleh dari hasil tangkapan nelayan pole and line pada setiap trip penangkapan yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan PPI di lokasi penelitian. Data diambil dari 2 buah kapal pada setiap lokasi pendararatan ikan. Data panjang dan berat ikan diukur dari sampel ikan yang dipilih secara acak dari tempat penampungan ikan. Potier dan Sadhotomo 1991 dan Supranto 2007 menyatakan bahwa sampel dapat digunakan untuk menjelaskan suatu populasi yang sebenarnya. Jumlah sampel ikan yang diukur panjang dan beratnya adalah sebanyak 25 ekor per trip. Untuk mengetahui apakah sampel merupakan representasi dari populasi maka dilakukan uji satu sampel untuk rata- rata dengan menggunakan uji t Santoso dan Ashari 2005; Wibisono 2005. Selain data panjang sampel dilakukan pula estimasi terhadap data panjang hasil tangkapan per trip yaitu dengan membagi antara hasil tangkapan per trip dengan 25 jumlah sampel dikalikan kisaran panjang yang digunakan untuk analisis parameter pertumbuhan dan struktur ukuran. Pengukuran panjang ikan dilakukan dengan menggunakan measuring board dengan ketelitian 0,1 cm. Batas pengukuran panjang dimulai dari ujung mulut sampai ujung bagian dalam ekor fork length. Berat ikan ditimbang dengan menggunakan timbangan pegas dengan kapasitas 21 kg dengan ketelitian 0,1 kg.

5.3.1 Hubungan panjang berat

Hubungan panjang L dan berat W ikan dilakukan secara terpisah antara ikan contoh di Zona Utara, Zona Tengah dan Zona Selatan. Perhitungan hubungan panjang dan berat mengacu pada rumus Effendie 1997 ; Fafioye and Oluajo 2005 ; dan Kalayci et al. 2007 yaitu: W = a L b Keterangan : W = berat tubuh g L = panjang cagak cm a dan b = konstanta Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara panjang dan berat cakalang. Besaran b pada hubungan panjang dan berat ikan merupakan indikator bentuk tubuh ikan cakalang ramping, isometrik atau montok. Nilai b = 3 berarti pertumbuhannya isometrik yaitu pertambahan panjang seimbang dengan pertambahan berat. Niali b 3 atau b 3 berarti pertumbuhannya allometrik atau pertambahan panjang lebih lambat atau lebih cepat dari pertambahan berat, jika nilai b 3 allometrik negatif ramping dan b 3 allometrik positif montok. Untuk menguji nilai b = 3 dilakukan uji t t-test pada α = 5 Sparre dan Venema 1999 dengan rumus : t hitung = n s b 3 di mana b adalah nilai hitung perbandingan panjang dan berat ikan, s adalah standar deviasi, n adalah jumlah sampel. Jika t hitung lebih besar dari t tabel 95 = nyata, maka nilai b tersebut adalah tidak sama dengan 3 atau hubungan panjang dan berat ikan adalah allometrik positif b 3 dan allometrik negatif b 3. Namun jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka nilai tersebut adalah sama dengan 3 atau hubungan panjang dan berat ikan simetris. Untuk menguji nilai koefisien b pada masing-masing zona dilakukan dengan membandingkan nilai selang kepercayaan b±sd tersebut. Jika nilai selang kepercayaan b±sd masing-masing zona tidak saling bersinggungan maka nilai koefien b berbeda dan jika nilai selang kepercayaan b±sd masing- masing zona saling bersinggungan maka nilai koefien b tidak berbeda.

5.3.2 Komposisi ukuran

Komposisi ukuran ikan sampel pada setiap zona di kawasan Teluk Bone terlebih dahulu dianalisis dengan uji t satu sampel untuk menguji apakah sampel adalah representasi dari populasi, kemudian dibuat kelas panjang untuk menentukan frekuensi ukuran. Selanjutnya dibuat grafik dengan menggunakan program Microsoft Exel 2007.

5.3.3 Analisis parameter pertumbuhan

Untuk menduga pertumbuhan cakalang terlebih dahulu ditentukan frekuensi panjang ikan. Selanjutnya ditentukan kelompok umur ikan dengan metode Tanaka. Hasil pengelompokan cohort terhadap data frekuensi panjang diperoleh panjang rata-rata dari tiap kelompok umur. Nilai panjang rata-rata tersebut kemudian diplot terhadap umur sehingga diperoleh bentuk kurva pertumbuhannya. Pendugaan nilai koefisien pertumbuhan K dan panjang infinity L∞ diperoleh berdasarkan pada metode Forl-Walford Sparre dan Venema, 1999, yaitu dengan cara meregresikan panjang ikan pada umur t Lt dengan panjang ikan pada umur t+1 Lt+1, sehingga didapat persamaan parameter pertumbuhan K = - Ln b dan L∞ = a1-b, kemudian untuk menghitung nilai t yang merupakan umur teoritis ikan digunakan rumus empiris Pauly 1983 yaitu : Log -t = -0.3922- 0.2752 log L∞ - 1,038 Log K Setelah mengetahui nilai- nilai K, L∞ dan t dapat ditentukan model pertumbuhan serta hubungan umur dan panjang cakalang dari kawasan Teluk Bone dengan memasukkan nilai-nilai parameter pertumbuhann tersebut ke dalam model pertumbuhan von Bertalanffy sebagai berikut : Lt = L∞ 1- e-kt-t Keterangan : Lt : panjang umur ikan pada saat umur t L∞ : panjang infinity K : koefisien pertumbuhan t : waktu t : umur pada saat panjangnya sama dengan nol

5.3.4 Ukuran layak tangkap

Ukuran ikan layak tangkap adalah ukuran ikan yang lebih besar dari ukuran panjang ikan saat pertama kali matang gonad length at first maturity = Lm. Untuk memperoleh nilai Lm dilakukan dengan cara membuat kurva sigmoid antara nilai tengah kelas dengan proporsi ikan cakalang contoh yang mature. Perpotongan antara F 50 dengan kurva sigmoid adalah nilai Lm Claereboudt et al. 2004. 5.4 Hasil 5.4.1 Hubungan panjang dan berat ikan