Penelitian sumberdaya perikanan di Teluk Bone telah dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya.
Amiruddin 1993
meneliti hubungan
penangkapan cakalang dengan kondisi oseanografi fisika ; Kadir 1994 meneliti potensi sumberdaya cakalang; Rosana 1994 meneliti pengaruh jenis umpan
terhadap hasil tangkapan cakalang dan Suwardi 2005 meneliti pengembangan perikanan tangkap pelagis kecil. Namun penelitian tentang pengelolaan
cakalang belum dilaksanakan. Untuk melengkapi penelitian sebelumnya telah dilaksanakan penelitian tentang Analisis Perikanan Cakalang Katsuwonus
pelamis di Teluk Bone : Hubungan Aspek Biologi dan Faktor Lingkungan,
sebagai salah satu informasi dasar dalam merumuskan suatu konsep pengelolaan perikanan cakalang di kawasan teluk dan sebagai acuan dalam
pengaturan usaha penangkapan ikan di masa yang akan datang.
1.2 Perumusan Masalah
Sumberdaya perikanan merupakan sumberdaya yang dapat pulih renewable resources sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan perairan.
Kondisi lingkungan ini merupakan faktor pembatas yang dapat menghambat populasi ikan dari ekosistem itu sendiri, misalnya ketersediaan makanan,
predator, persaingan memperoleh makanan, laju pertumbuhan alami, persaingan ruang dan lainnya.
Perairan teluk adalah salah satu wilayah ekosistem pesisir yang mempunyai hubungan bebas dengan laut terbuka dan masih menerima masukan
air tawar dari daratan. Perairan ini memiliki nilai ekonomis tinggi, sehingga perlu dijaga keberlanjutannya. Namun demikian permasalahan utama yang terjadi
adalah karena pemanfaatan yang berlebihan over exploitation terhadap sumberdaya perikanan dan degradasi biofisik lingkungan perairan akibat
pencemaran, sehingga diperlukan upaya pengelolaan yang efektif dan bertanggung jawab. Kondisi lingkungan biofisik perairan yang sesuai akan
berpengaruh terhadap populasi ikan yang ada. Perairan Teluk Bone adalah perairan semi terbukatertutup yang
berhubungan langsung dengan Laut Flores memberi konsekuensi terjadinya sirkulasi massa air di antara perairan di dalam teluk dengan perairan disekitarnya
sehingga berdampak terhadap sifat biofisik lingkungan, sifat ekologis, dinamika sumberdaya, serta pola distribusi dan kelimpahan ikan. Adanya perubahan
musiman akan menghasilkan variasi pola arus yang mampu menimbulkan
penaikan massa air sehingga berpengaruh terhadap parameter lingkungan dan kesuburan perairan Teluk Bone. Parameter lingkungan yang diperkirakan
berpengaruh terhadap penyebaran ikan pelagis adalah suhu dan kandungan klorofil-a. Suhu merupakan parameter oseanografi penting yang dibutuhkan oleh
setiap organisme perairan untuk menunjang berbagai proses kehidupannya. Bagi organisme yang hidup pada lapisan permukaan perairan seperti cakalang,
secara spesifik kelimpahan dan distribusinya lebih banyak dipengaruhi oleh suhu permukaaan laut.
Parameter yang berkaitan dengan kesuburan perairan adalah kandungan nutrien dan plankton dengan kandungan klorofil yang dimilikinya. Perairan
dengan tingkat kesuburan yang tinggi merupakan daerah berlimpahnya berbagai jenis ikan termasuk cakalang. Dengan mengetahui hubungan antara parameter
lingkungan oseanografi dengan penyebaran serta kelimpahan ikan maka akan diperoleh informasi tentang daerah penangkapan. Andarade 2003 menyatakan
bahwa terdapat hubungan antara pola migrasi cakalang dengan kondisi oseanografi dan pola arus. Selanjutnya dinyatakan bahwa pengetahuan
tentang hubungan antara variabel lingkungan dengan sumberdaya perikanan harus dijadikan dasar untuk menentukan bentuk kebijakan pengelolaan dan
meningkatkan produksi hasil tangkapan. Teluk Bone telah lama dimanfaatkan untuk usaha penangkapan ikan.
Usaha penangkapan ikan yang ada masih dalam skala kecil namun jumlahnya banyak. Salah satu sumberdaya ikan yang dieksploitasi di Teluk Bone adalah
cakalang. Potensi cakalang yang ada dipengaruhi oleh pola kondisii biofisik lingkungan secara spasial dan temporal. Lingkungan biofisik yang berada dekat
mulut teluk Laut Flores dipastikan berbeda dengan lingkungan biofisik yang jauh dari mulut teluk. Demikian pula pola musim yang bervariasi akan pula
berpengaruh terhadap kondisi biofisik lingkungan. Ketersediaan makanan baik dalam jumlah dan kualitas mempengaruhi tingkat predasi dan merupakan
variabel penting bagi populasi cakalang. Ketersediaan makanan berhubungan dengan rantai makanan food chains. Plankton tumbuhan phytoplankton
melalui proses fotosintesis dapat memproduksi bahan organik produsen primer, organisme yang memakan produsen primer dinamakan konsumen primer,
organisme yang memakan konsumer primer dinamakan konsumer sekunder dan seterusnya. Berdasarkan komposisi makanannya cakalang merupakan salah
satu contoh konsumer sekunder Lalli and Parsons 1997.
Kegiatan penangkapan ikan di Teluk Bone saat ini berlangsung secara bebas open access tanpa aturan dan pengendalian yang jelas sehingga semua
nelayan dan alat tangkap yang ada di daerah tersebut bebas mengakses Teluk Bone untuk melakukan kegiatan penangkapan. Sumberdaya ikan mempunyai
kemampuan terbatas dalam mendukung usaha penangkapan ikan, oleh karena itu kelestarian sumberdaya ikan akan terancam bila intensitas pemanfaatannya
melebihi daya dukung sumberdayanya. Demikian pula apabila pemanfaatan sumberdaya ikan secara berlebih juga akan mengakibatkan hilangnya manfaat
ekonomi, yang sebenarnya dapat diperoleh bila pemanfaatan sumberdaya dilaksanakan secara benar. Masalah pengurasan depletion sumber daya
perikanan demikian, oleh Smith 1986 diacu dalam Nikijuluw 2005, dirumuskan dalam bahasa ekonomi sebagai keadaan di mana hasil tangkapan dibandingkan
dengan upaya tidak mampu menghasilkan suatu kehidupan yang layak bagi nelayan. Maka untuk menghindari kondisi demikian, perlu adanya suatu
manajemen stok dan tersedianya data biologi dan ekonomi perikanan yang baik. Hingga saat ini penangkapan ikan cakalang dilakukan tanpa pengaturan
yang jelas sesuai dengan kaidah pengelolaan sumberdaya perikanan. Nelayan memiliki kecenderungan kapan dan dimana saja dengan bebas melakukan
penangkapan termasuk ikan yang masih berukuran belum layak tangkap. Untuk keperluan pengelolaan sumberdaya ikan, maka informasi tentang ukuran ikan
yang layak tangkap legal size akan menjadi sangat penting. Tingkat eksploitasi sumberdaya ikan cakalang perlu dikendalikan dan
dikelola agar kelestarian sumbedaya ikan tersebut dapat dijaga dan dipertahankan. Batasan tingkat upaya penangkapan dan alokasinya yang
secara biologi tidak membahayakan sumberdaya ikan cakalang dan secara ekonomi dapat memberikan keuntungan maksimum bagi usaha perikanan
merupakan kajian yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan cakalang.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: 1. Bagaimana kondisi biologis ikan cakalang pada kawasan perairan teluk
Bone Sulawesi Selatan. 2. Bagamana kecenderungan trend penurunan CPUE cakalang, dan
berapa produksi cakalang MSY dan upaya penangkapan yang optimum. 3. Bagaimana pola hubungan dan kelimpahan cakalang berdasarkan
karakteristik biofisik perairan.
4. Bagaimana pengelolaan perikanan tangkap cakalang yang berkelanjutan di kawasan Teluk Bone
1.3 Tujuan Penelitian