Karakteristik kawasan perairan Teluk Bone

yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan oleh konsumen tingkat pertama zooplankton maupun oleh konsumen tingkat kedua ikan-ikan pemakan plankton. Tingginya kandungan klorofil-a pada suatu perairan, dapat dinyatakan bahwa perairan tersebut memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Tingkat kesuburan perairan yang tinggi, merupakan daerah yang banyak dijumpai beberapa jenis ikan yang secara langsung memanfaatkan plankton yang tersedia dalam suatu perairan, adalah jenis ikan pelagis pelagic fish species . Rantai makanan dinyatakan sebagai suatu aliran biomas yang kontinu dari tingkat trofik yang ada. Di laut ada lima tingkatan trofik dalam rantai makanan yaitu bakteri dan detritus B, fitoplankton P, zooplankton I Z 1 , zooplankton II Z 2 dan tingkatan terakhir ikan. Setiap tingkatan trofik berbeda energi yang dihasilkan yang dikenal dengan efisiensi ekologi E. Efisiensi ekologi ini berhubungan dengan ikan. Pengaruh efisiensi ekologi terhadap produksi ikan berkisar antara 10-20 pada lima tingkat trofik tersebut Parsons et al . 1984. Nilai rata-rata kandungan klorofil-a fitoplankton di Laut Flores bulan Mei-Juni 2005 dapat dilihat pada Tabel 3 Hadikusumah et al. 2005. Dari tabel tersebut terlihat bahwa kandungan klorofil-a berhubungan dengan kedalaman perairan. Pada kedalaman 0-25 m ditemukan kandungan klorofil-a yang lebih tinggi dibandingkan pada kedalaman antara 50-100 m. Tabel 3 Nilai rata-rata klorofil-a di laut Flores Mei-Juni 2005 Keterangan Klorofil Fitoplankton mgm 3 Kedalaman m 25 50 75 100 Rata-rata Minimum Maksimum Standar deviasi 0,15 0,06 0,28 0,06 0,16 0,11 0,34 0,08 0,13 0,09 0,19 0,03 0,14 0,11 0,19 0,02 0,11 0,09 0,14 0,03 Sumber : Hadikusumah et al. 2005

2.1.3 Karakteristik kawasan perairan Teluk Bone

Berdasarkan letaknya yang pada bagian Selatan berbatasan dengan Laut Flores, karakteristik perairan Teluk Bone sangat dipengaruhi oleh laut ini. Arus permukaan di Teluk Bone sangat dipengaruhi oleh pola arus permukaan Laut Flores. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dinas Hidrologi dan Oseanografi Angkatan Laut 1990 diacu dalam Farhum 2006 di Laut Flores dan Teluk Bone diperoleh sirkulasi arus permukaan yang sama setiap bulan. Pola arus permukaan di Laut Flores mengalami perubahan total 2 kali setahun sesuai dengan perkembangan musim. Pada musim Barat Desember- Februari arus permukaan berasal dari arah Barat Laut Jawa mengalir ke arah Timur Laut Banda melewati Laut Flores. Pada musim Timur Juni-Agustus arus berasal dari Laut Banda menuju ke Barat melewati Laut Flores Gambar 5. Memasuki musim pancaroba pertama Maret-Mei dan pancaroba kedua September-Nopember arah arus permukaan disebelah Utara Laut Flores menunjukkan pola yang tidak menentu Wyrtki 1961. Gambar 5 Arah arus permukaan di Indonesia : A bulan Februari Musim Barat dan B bulan Agustus Musim Timur. Kisaran nilai tinggi gelombang perairan Teluk Bone adalah 0,3-1,5 m, dengan peluang kejadian 0,2-79,0 , sedangkan panjang gelombangnya berkisar antara 21,3-60,4 m. Dari kisaran nilai tinggi gelombang tersebut, peluang terbesar 79 dapat terjadi pada nilai kisaran tinggi gelombang 0,5-1,0 m Farhum 2006. Perairan Teluk Bone merupakan perairan yang kondisinya lebih terbuka dari arah Tenggara, sedangkan pada arah Barat dan sebagian Timur terhalang oleh daratan pulau Sulawesi. Dengan demikian gelombang yang terbentuk A B umumnya terjadi pada saat angin bertiup dari arah Tenggara angin pasat Tenggara dan angin Timur yang terjadi pada musim Timur dan peralihan II. Pada waktu tersebut, gelombang yang terbentuk lebih tinggi dibandingkan 2 musim lainnya. Menurut Wagey et al. 2004, nilai kandungan klorofil-a di perairan Kepulauan Sembilan dan Teluk Bone adalah bervariasi. Pada lapisan permukaan nilai klorofil-a tertinggi 1,722 mgm 3 , sedangkan pada kedalaman 20 meter dijumpai nilai klorofil-a sebesar 1,426 mgm 3 . Tingginya nilai klorofil-a tersebut diduga dikarenakan adanya penyinaran matahari yang cukup sehingga mendapatkan intensitas cahaya yang di butuhkan oleh fitoplankton untuk dapat melakukan proses fotosintesa. Apabila dilihat dari unsur haranya, ditemukan bahwa sejumlah kandungan nitrat dan fosfat yang tinggi. Kandungan kedua unsur hara inilah yang utama diperlukan oleh fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak. Konsentrasi nitrat dari 0,01-5 µM dan fosfor dari 0.00-17 µM merupakan konsentrasi yang rendah, sehingga tidak dapat mendukung pertumbuhan fitoplankton Karydis 2009. Selanjutnya dikatakan bahwa konsentrasi klorofil-a sebesar 0,5 mgm 3 , P-PO 4 sebesar 0,001-0,077 µM, N-NO 3 sebesar 0,087-1,900 µM dan N-NO 2 sebesar 0,010-0,098 µM mengindikasikan suatu kondisi perairan yang oligotropik. Meningkatnya nilai kandungan nitrat dan fosfat dikarenakan adanya peristiwa naiknya zat unsur hara dari dasar laut menuju ke permukaan upwelling. Nilai nitrat yang diperoleh di Teluk Bone bervariasi yaitu berkisar antara 0,120 - 0,796 ppm. Kandungan nitrat yang rendah karena arus dalam yang kuat pada kedalaman tersebut menyebabkan kandungan nitrat terbawa oleh massa air yang berasal dari bagian selatan mulut teluk yang bergerak ke arah utara sehingga zat hara yang berada pada bagian tersebut tidak sempat mengalami pengendapan yang menyebabkan kandungan unsur hara relatif lebih rendah. Sedangkan nilai kandungan fosfat di teluk Bone berkisar 0,500 - 1,152 ppm. Rendahnya kandungan fosfat menunjukkan bahwa telah terjadi penyerapan oleh fitoplankton. Kecepatan arus antara 0,5-10,5 x 10 -3 mdt dengan kecepatan terbesar di bagian selatan dari Teluk Bone. Kecepatan arus berkurang ketika menuju ke bagian tengah dari teluk, tetapi kemudian terjadi peningkatan intensitas kecepatan menjadi 8-10 x 10 -3 m dt akibat perubahan slope batimetri di sekitar Karang Naber dan Karang Bali hingga sedikit ke arah utara di tengah teluk yang sejajar dengan Tanjung Batikala. Intensitas kecepatan kembali berkurang menjadi 4-0,5 x 10 -3 mdt ketika mendekati pesisir utara, pesisir Karang-karangan, pesisir Palopo, pesisir Tanjung Tolala, dan Teluk Usu. Kisaran tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan kisaran kecepatan arus pada saat menjelang pasang, dan sedikit lebih tinggi dibandingkan kisaran arus pada saat surut. Salinitas di perairan Teluk Bone menunjukkan variasi yang cukup tinggi yaitu antara 32 - 34 psu practical salinity unit. Sedangkan nilai densitas air laut di perairan Teluk Bone mempunyai kisaran antara 20-25 kgm³ Wagey et al. 2004.

2.2 Parameter Biologi Ikan

Parameter biologi ikan yang umumnya diidentifikasi untuk kebutuhan pengelolaan adalah komposisi ukuran, pertumbuhan ikan, hubungan panjang berat ikan dan ukuran ikan saat pertama kali matang gonad.

2.2.1 Pertumbuhan ikan

Seperti mahluk hidup lainnya ikan mengalami pertumbuhan secara terus menerus sepanjang hidupnya. Pertumbuhan merupakan salah satu aspek yang dipelajari dalam dunia perikanan dikarenakan pertumbuhan menjadi indikator bagi kesehatan individu dan populasi yang baik bagi ikan. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran panjang atau berat dalam suatu periode waktu tertentu Effendie 1997. Sedangkan Sparre dan Venema 1999 menyatakan pertumbuhan pada dasarnya menyangkut penentuan ukuran badan sebagai suatu fungsi dari umur. Selanjutnya dinyatakan bahwa pertumbuhan dalam individu adalah pertambahan jaringan akibat dari pembelahan sel secara mitosis. Secara morfologis pertumbuhan digambarkan dalam perubahan bentuk metamorfosis dan secara energetik, pertumbuhan dapat dijelaskan dengan perubahan kandungan total energi kalori tubuh pada periode waktu tertentu. Menurut Wahyuningrum dan Barus 2006, pengertian pertumbuhan dalam istilah sederhana yaitu sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu, sedangkan pertumbuhan bagi populasi sebagai pertambahan jumlah. Pertumbuhan merupakan suatu proses biologis yang kompleks di mana banyak faktor yang mempengaruhinya. Effendie 1997 membedakan pertumbuhan menjadi pertumbuhan mutlak dan pertumbuhan nisbi. 1. Pertumbuhan mutlak ialah perbedaan panjang atau berat dalam dua saat : dG = L t - L atau dG = W t - W 2. Pertumbuhan nisbi ialah panjang atau berat yang dicapai dalam suatu periode tertentu dibandingkan dengan panjang atau berat awal periode: