Daerah Aliran Sungai Pemanfaatan Air pada Bendung Kecil di Sub DAS Ciomas - DAS Cidanau, Banten

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Daerah Aliran Sungai

Daerah Aliran Sungai DAS merupakan sebuah kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografi yang menampung, menyimpan dan mengalirkan curah hujan yang jatuh diatasnya ke sungai utama yang bermuara ke danau atau ke laut Asdak, 2004. Faktor-faktor yang mempengaruhi DAS adalah faktor iklim, faktor tanah yang meliputi topografi, jenis tanah, geologi, dan morfologi serta faktor tata guna lahan. Sub DAS adalah bagian DAS dimana air hujan diterima dan dialirkannya melalui anak sungai ke sungai utama. Setiap DAS terbagi ke dalam sub-sub DAS. Sebuah sistem dengan anak-anak sungainya dapat dianggap sebagai sebuah kesatuan yang disebut ekosistem DAS Manan, 1979. Dalam membagi ekosistem DAS, biasanya terbagi atas daerah hulu, tengah dan hilir. Daerah hulu berkaitan dengan wilayah konservasi dan rehabiltasi lahan yang seharusnya terjaga kelestariannya, mempunyai kerapatan drainase yang lebih tinggi, merupakan daerah dengan kemiringan lereng lebih dari 15 . Daerah hilir cenderung ke arah pemanfaatan dan penggunaan air, baik untuk keperluan air bersih maupun kebutuhan pertanian, mempunyai kemiringan lereng lebih kecil dari 8 . Sedangkan daerah tengah berkaitan dengan infrastruktur dan prasarana pengairan dan merupakan daerah transisi antara daerah hulu dan daerah hilir. Komponen biofisik yang berpengaruh dominan terhadap karakteristik dan ekosistem DAS adalah air hujan. Peranan air hujan berkaitan erat dengan unsur- unsur yang lain, terutama adalah jenis tanah, tataguna lahan, topografi, kemiringan lahan dan panjang lereng Smith, 1995 dalam Pasandaran, 2006. Oleh karena itu, hujan yang tercurah dalam bentuk runoff di dalam DAS perlu dikelola secara terpadu. DAS sebagai suatu sistem hidrologi dalam satuan wilayah dapat dikenali bentuk dan ukuran-ukuran luasnya secara geografis. Bentuk dan ukuran DAS berbeda antara DAS yang satu dengan DAS lainnya. Robert E. Horton, mengklasifikasikan sungai berdasarkan tingkat kerumitan anak-anak sungainya. Saluran sungai tanpa anak sungai disebut sebagai first order. Sungai yang mempunyai satu atau lebih anak sungai first order disebut saluran sungai second order. Sebuah sungai dikatakan third order jika sungai itu mempunyai sekurang- kurangnya satu anak sungai second order dan begitu seterusnya. Dengan demikian, semakin besar urutan orde maka semakin luas wilayah Sub DAS dan semakin banyak pula percabangannya. Sosrodarsono dan Takeda 1977 menyatakan setidaknya ada tiga bentuk atau corak daerah aliran sungai, diantaranya : berbentuk bulu ayamburung, kipas dan kombinasi, seperti terlihat pada Gambar 2.1. Laut Laut Laut Bentuk Bulu Ayam Bentuk Kipas Bentuk Kombinasi Gambar 2.1. Corak Daerah Aliran Sungai Sungai dengan corak aliran berbentuk bulu ayamburung memiliki orde sungai yang kecil dengan anak cabang kurang dari tiga, topografinya curam, jalur daerah kiri kanan sungai utama dengan anak-anak sungainya yang mengalir ke sungai utama, memiliki debit banjir yang kecil tetapi berlangsung lama. Sungai dengan corak aliran berbentuk kipas orde sungai yang tinggi, biasanya lebih dari empat dan topografinya landai dari pada bentuk bulu ayam, mempunyai banjir yang besar di dekat titik pertemuan anak sungainya. Sungai yang corak alirannya berbentuk kombinasi memiliki orde sedang antara 3 – 4, topografinya berbentuk lembah sejajar, memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai di bagian hilir, sedangkan di bagian hulu sekuensial dan berurutan. Evapotranspirasi Masukan Keluaran : - Aliran Sungai Hujan - Sedimen - Unsur Hara

B. Sistem Air dalam DAS