Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air Sebelum Dibangunnya Bendung

50000000 100000000 150000000 200000000 250000000 100 200 300 400 Hari ke- J u m la h K e te rs e d ia a n A ir l it e r h a ri Ketersediaan Air

C. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air Sebelum Dibangunnya Bendung

Kecil 1. Ketersediaan Air Ketersediaan air pada Sub DAS Ciomas merupakan ketersediaan air yang ada pada kondisi saat itu, yaitu debit sungai rata-rata selama lima tahun yang diperoleh dari BPSDA Serang. Berikut adalah grafik ketersediaan air yang didapat dari hasil perhitungan penelitian sebelumnya dalam Andriyanto, 2007 yang sajikan dalam Gambar 5.4. Gambar 5.4. Grafik Ketersediaan Air Rata-rata

2. Kebutuhan Air

Kebutuhan air pada Sub DAS Ciomas merupakan kebutuhan air yang ada pada kondisi saat itu. Perhitungan kebutuhan air dilakukan dengan menggunakan data-data kondisi saat ini yang ada di Sub DAS Ciomas. Kebutuhan air kawasan secara keseluruhan didapatkan dari total kebutuhan air dari beberapa sektor, antara lain sektor pertanian, penduduk, industri, peternakan dan perikanan. Dengan menggunakan model kebutuhan air kawasan dan koefisien kebutuhan air yang yang didapatkan dari laporan penelitian alokasi air BPSDA Ciliwung-Cisadane 2006, telah dilakukan perhitungan kebutuhan air untuk masing-masing sektor tersebut dalam Andriyanto, 2007. a. Kebutuhan Air Pemukiman Kebutuhan air untuk penduduk wilayah Sub DAS Ciomas tergantung pada setiap kelas sosialnya, penduduk dengan kelas sosial tinggi sebanyak 5 , menengah 62 , dan rendah 33 Serang dalam Angka, 2006. Berikut disajikan jumlah penduduk dan kebutuhan air penduduk pada masing-masing kelas sosialnya. Tabel 5.1. Jumlah Penduduk dan Kebutuhan Air Penduduk No Kelas Sosial Jumlah Penduduk jiwa Kebutuhan Air Dasar literhari k Total Kebutuhan Air liter hari 1 Tinggi 1.418 60 1,5 127.620 2 Menengah 17.468 60 1,2 1.257.696 3 Rendah 9.471 60 0,5 248.130 Sumber : Andriyanto, 2007 b. Kebutuhan Air Industri Kebutuhan air untuk kegiatan industri di wilayah Sub DAS Ciomas berbeda-beda tergantung pada jenis industrinya. Perhitungan kebutuhan air industri untuk Sub DAS Ciomas dilakukan dengan menggunakan model kebutuhan air dan koefisien kebutuhan air industri untuk pedesaan Apriliawati, 2005. Pada Tabel 5.2 disajikan jumlah industri dan kebutuhan air industri pada tiap-tiap jenis industri. Tabel 5.2. Jumlah Industri dan Kebutuhan Air Industri No Jenis Industri Jumlah Industri unit Kebutuhan Air Dasar literhari k Total Kebutuhan Air liter unit hari 1 Besar 500 8,6 2 Sedang 1 500 1,6 800 3 Kecil 844 500 0,4 168.800 Sumber : Andriyanto, 2007 c. Kebutuhan Air Pertanian Kebutuhan air untuk pertanian pada saat itu di wilayah Sub DAS Ciomas sangat dipengaruhi oleh pola tanam. Ada dua macam pola tanam yang diterapkan oleh petani setempat yaitu Padi-Padi-Sayuran seluas 416,27 ha atau kurang lebih 64 dari luas sawah total, dan pola tanam Padi-Palawija-Sayuran seluas 234,14 ha atau kurang lebih 36 dari total luas sawah di wilayah Sub DAS Ciomas. Kebutuhan air pertanian sendiri tergantung pada curah hujan efektif, kebutuhan air tanaman, perkolasi dan efisiensi irigasi. Perkolasi untuk tanaman padi sebesar 3 mmhari, sedangkan untuk tanaman palawija dan sayuran tidak memperhitungkan perkolasi. Nilai koefisien tanaman untuk palawija rata-rata untuk setiap setengah bulannya adalah 0.5; 0.7; 0.95; 1.0; 0.95; dan 0.9. Doorenbos dan Pruit, 1977 dalam Maulani, 2005. Efisiensi irigasi diasumsikan sebesar 70 . Kebutuhan air pertanian untuk masing- masing musim tanam dalam satu tahun disajikan dalam Tabel 5.3. Tabel 5.3. Kebutuhan Air Pertanian untuk Masing-masing Musim Tanam dalam Satu Tahun Musim Tanam KA Total Pola Tanam Pertama litermusim KA Rata-rata literhari KA Total Pola Tanam Kedua litermusim KA Rata-rata literhari 1 415.390.501 34.615.875 1.933.196.933 15.717.048 2 3.565.575.973 28.988.423 4.663.302.234 9.246.017 3 3.724.495.311 30.528.650 5.735.512.942 17.294.487 Sumber : Andriyanto, 2007 d. Kebutuhan Air Peternakan Tingkat kebutuhan air untuk peternakan setiap harinya berbeda-beda tergantung jenis ternaknya. Ternak tersebut antara lain kerbau, kambing, domba, itik, itik manila, ayam buras, dan ayam ras. Setiap jenis ternak memiliki tingkat kebutuhan air tersendiri setiap harinya. Pada Tabel 5.4. disajikan kebutuhan air ternak pada wilayah Sub DAS Ciomas. Tabel 5.4. Kebutuhan Air Ternak Jenis Ternak Jumlah ekor k KAD literekorhari KAT literhari Kerbau 271 4,70 15 19.106 Domba 858 1,00 15 12.870 Kambing 1.670 1,00 15 25.050 Ayam 45.802 0,07 15 48.092 Itik 787 0,10 15 1.181 Sumber : Andriyanto, 2007 e. Kebutuhan Air Perikanan Sektor perikanan di Sub DAS Ciomas kebanyakan berupa kolam- kolam pemancingan, jenis ikan yang ada antara lain ikan nila dan ikan emas. Berdasarkan data yang ada, luas kolam yang ada di Sub DAS Ciomas seluas 6,31 ha, semua kolam tersebut merupakan kolam untuk semua jenis ikan dan kebanyakan ikan yang dikembangkan adalah jenis ikan mas dan ikan nila. Ikan-ikan yang dikembangkan tersebut dikembangkan untuk keperluan komersial, yaitu untuk kolam pemancingan. Pada Tabel 5.5 dapat dilihat secara rinci kebutuhan air perikanan berdasarkan jenis ikannya. Tabel 5.5. Kebutuhan Air Perikanan Jenis Luas Kolam ha k KAD mmhariha KAD literhariha KAN literhari Ikan 6,31 2,0 50 499.824 6.307.779 Belut 0,00 0,2 50 499.824 Lele 0,00 1,0 50 499.824 Sumber : Andriyanto, 2007 Kemudian perhitungan kebutuhan air pada saat itu untuk masing- masing sektor diatas disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 5.5 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000 60000000 70000000 80000000 90000000 100000000 100 200 300 400 Hari ke- K e b u tu h a n A ir l it e r h a ri Kebutuhan Air Penduduk Kebutuhan Air Peternakan Kebutuhan Air Industri Kebutuhan Air Pertanian Kebutuhan Air Perikanan 50000000 100000000 150000000 200000000 250000000 100 200 300 400 Hari ke- K e te rs e d ia a n K e b u tu h a n A ir l it e r h a ri Ketersediaan Air Kebutuhan Air Gambar 5.5. Grafik Kebutuhan Air untuk Masing-masing Sektor Dari masing-masing perhitungan dan hasil grafik yang didapat tentang ketersediaan dan kebutuhan air saat itu pada Sub DAS Ciomas, maka dapat dibuat suatu neraca air yang dapat dilihat pada Gambar 5.6. Berdasarkan gambar tersebut jumlah ketersediaan dan kebutuhan air total mengalami surplus, ditandai dengan garis kebutuhan air berada di bawah garis ketersediaan air. Gambar 5.6. Neraca Air Saat Itu

D. Perencanaan Bendung Kecil terhadap Ketersediaan Air dan Kebutuhan Air