f. Faktor manusia, meliputi pembuatan bangunan air, urbanisasi dan pengelolaan lahan.
Faktor-faktor presipitasi dan kondisi geologi sangat sulit dikelola untuk mendapatkan tata air yang baik, sedangkan faktor lainnya dapat diubah melalui
perlakuan tertentu agar diperoleh tata air yang baik melalui pendekatan teknologi serta pengelolaan yang baik secara terpadu.
Perubahan perilaku puncak aliran air dan hasil sedimen dapat dipelajari dengan menggunakan parameter hidrologi seperti :
1. Debit aliran debit puncak, debit minimum, debit rendah dan debit tinggi baik besarannya maupun kecenderungannya volume dan kecepatan aliran.
2. Bentuk dan ukuran hidrograf satuan. 3. Koefisien aliran, ada dua macam koefisien aliran yang dapat digunakan yaitu
koefisien aliran tahunan dan koefisien aliran saat hujan deras koefisien aliran puncak.
4. Hasil sedimen, merupakan hasil proses geomorfologi erosi dan longsor. 5. Unsur-unsur kimia air.
C. Konservasi Sumber Daya Air
Masalah pasokan air dalam DAS tidak lepas hubungannya dengan keadaan pemanfaatan lahan di hulu DAS yang dianggap sebagai zona produksi
air yang penting bagi keseluruhan DAS. Salah satu dampak negatif dari kerusakan DAS yang terus berlangsung hingga kini adalah semakin
berkurangnya ketersediaan sumber daya air. Kerusakan DAS telah menyebabkan kodisi air menurun, baik secara kualitas, kuantitas maupun distribusinya. Untuk
mengatasi kerusakan tersebut, perlu adanya suatu usaha perbaikan dan pelestarian yang lebih dikenal dengan istilah konservasi.
Pengertian konservasi air timbul karena kelangkaan air dan penyediaan air yang tidak sesuai dengan kebutuhan para pengguna air. Konservasi air adalah
salah satu usaha untuk memanfaatkan air secara efisien dan pengaturan waktu aliran sehingga tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada
musim kemarau Arsyad, 2000 dalam Gunawan, 2007. Dalam penerapannya perlu mempertimbangkan kondisi fisik, sosial, kultural dalam masyarakat, agar
tidak terjadi benturan-benturan dalam pelaksanaannya.
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 2002 dan 2003 telah melakukan pendekatan konservasi air melalui penerapan dan pengembangan
channel reservoir dam parit. Penerapan dam parit secara umum dapat meningkatkan produktivitas tanah dimana areal tanam meningkat demikian juga
intensitas tanam meningkat. Dam parit pada prinsipnya adalah memanen hujan dan aliran permukaan water harvesting yang mengalir karena melebihi daya
tampung suatu DAS yang akan digunakan sebagai sumber air irigasi pada musim kemarau. Fungsi dam parit lainnya, dapat mengurangi banjir atau dapat
mengurangi debit puncak dan memperlambat waktu respon DAS. Untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan air karena persaingan
kebutuhan diberbagai sektor tersebut, diperlukan solusi yang tepat. Pendekatan konservasi air melalui pembangunan dam penahan merupakan solusi yang
ditawarkan selanjutnya dilanjutkan dengan optimasi penggunaan air dalam arti pasokan dan distribusi penggunaan air.
D. Bendung Kecil