Status Produksi Ikan Pelagis Besar 1. Status produksi ikan cakalang

maupun kontruksi alat tangkap yang digunakan sangat beragam. Standarisasi yang dilakukan terhadap alat tangkap purse seine, pancing tonda dan gill net yang ada di Kabupaten Aceh Jaya menempatkan alat tangkap purse seine sebagai alat tangkap yang standar untuk menangkap jenis ikan pelagis besar. Salah satu faktor bahwa alat tangkap yang standar yaitu mempunyai laju tangkapan CPUE terbesar yaitu pada purse seine jenis ikan cakalang sebesar 248,105 ton dengan rata-rata 35,44 memiliki fishing power indek FPI sama dengan satu, Tampubolon dan Sutejo, 19983 Vide Tiennasari, 2000, sedangkan pacing tonda laju tangkap CPUE dengan jumlah 6,522 ton, FPI rata-rata 0,0283 dan gill net memiliki CPUE dengan jumlah 21,428 ton, FPI rata-rata 0,097. Sedangkan pada ikan madidihang CPUE yang paling tinggi sebesar 198,573 ton dengan rata-rata CPUE 28,367 dengan FPI satu, selanjutnya pada ikan tongkol CPUE sebesar 159,96 ton dengan rata-rata 22,85, FPI satu. Dari hasil standarisasi tiga jenis alat tangkap dari tiga jenis ikan purse seine merupakan alat tangkap yang standar untuk menangkap ikan pelagis besar di Kabupaten Aceh Jaya, karena alat tangkap tersebut memiliki jumlah CPUE yang tinggi dan fishing power indek FPI satu. Maka alat tangkap tersebut dapat dianalogikan hasil tangkapan ikan pelagis besar dari alat tangkap pancing tonda dan gill net seperti ikan cakalang, madidihang dan tongkol merupakan hasil tangkapan dari alat tangkap purse seine. Faktor-faktor yang merupakan purse seine sebagai alat yang standar dan lebih baik dalam menangkap ikan pelagis besar sangat di pengaruhi oleh panjang alat tangkap, kedalaman alat tangkap, cara pengoperasian, daerah penangkapan, alat bantu penangkapan, dan kemampuan tangkap itu sendiri, sehingga alat tangkap tersebut sangat dipengaruhi terhadap produksi yang dihasilkan.

5.4.3 Status Produksi Ikan Pelagis Besar 1. Status produksi ikan cakalang

Hasil analisis produksi ikan dengan menggunakan model surplus produksi ” Schaefer” pada ikan cakalang menunjukkan nilai cacth maximum sustainable yield C MSY sebesar 297,4 tontahun dengan E MSY sebesar 11,093 unittahun. Hasil tangkapan pada tahun 2008 sebesar 280,33 ton dengan effot standar sebesar lima unit. Hal tersebut berarti bahwa tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2008 memcapai 94,27 . Pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang di Kabupaten Aceh Jaya dalam kurun waktu 2002-2004 belum mencapai titik maximum sustainable yield C MSY sebagai mana di sajikan pada Gambar 20 tetapi pada tahun 2007 produksi ikan pelagis sebesar 310,68 ton dan 2008 sebesar 280,33 ton, pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang pada tahun tersebut sudah melebihi batas titik maximum. Salah satu faktor tersebut diatas sangat dipengaruhi oleh adanya bantuan kapal di Kabupaten Aceh Jaya baik dari NGO dan Pemerintah. Sedankan dari sisi lain terdapatnya armada penagkapan yang melakukan penagkapan di perairan Aceh Jaya, sehingga hasil tangkapan dari armada tersebut sebagian besar diturunkan di TPI Kabupaten Aceh Jaya serta bertambah permitaan akan kebutuhan ikan bagi masyarakat sebagai Kabupaten baru di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

2. Status produksi pada ikan madidihang

Berdasarkan hasil pendekatan empat model penduga ikan madidihang C MSY sebesar 195,51 tonthn dengan E MSY sebesar 9 unittahun. Hal ini berarti bahwa tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan madidihang di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2008 memcapai 65.08 . Pemanfaatan sumberdaya ikan madidihang di Kabupaten Aceh Jaya dalam kurun waktu 2002-2006 belum mencapai titik catch Maximum Sustainable Yield C MSY Gambar 21 tetapi pada tahun 2007 produksi ikan pelagis besar yaitu 216,6 ton dan 2008 sebesar 332,88 ton, pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang pada tahun tersebut sudah melebihi batas titik maximum penangkapan. Salah satu faktor melebihi batas optimun pada tahun 2007 dan 2008 yaitu adanya bantuan armada penangkapan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan meningkatnya saran dan prasarana penangkapan di setiap Kabupaten akibat bencana tsunami oleh NGO dan Pemerintah.

3. Status produksi pada ikan

tongkol Pada ikan tongkol C MSY sebesar 174,15 tontrip dan E MSY sebesar 8 unittahun. Hasil tangkapan pada tahun 2008 sebesar 287,712 ton dan effot stndar sebesar 5,573 triptahun sedangkan tahun 2007 sebesar 243,79 tontahun dan effot standar sebsar 6,4 unittahun. Hal ini berarti bahwa tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis besar di Kabupaten Aceh Jaya pada tahun 2007 dan 2008 melebihi batas optimum. Pemanfaatan sumberdaya ikan tongkol di Kabupaten Aceh Jaya dalam kurun waktu 2002-2006 belum mencapai titik maximum sustainable yield C MSY Gambar