Usaha perikanan tangkap yang berkelanjutan tersebut hanya dapat dilakukan oleh teknologi tepat guna. Teknologi tepat guna dapat dilakukan dengan
mengembangkan jenis alat tangkap ikan yang mempunyai keragaman yang baik di tinjau dari beberapa aspek diantaranya adalah aspek biologi, teknis, sosial, dan
finansial, sehingga alat tangkap yang digunakan dalam usaha perikanan tangkap dapat dikembangkan dan bertanggung jawab berdasarkan kriteria diatas serta alat tangkap
tersebut dapat diterima oleh nelayan setempat dilihat dari cara pengoprasian alat tangkap, jenis ikan yang tertangkap, dan penggunaan mata jaring, sehingga
diharapkan sumberdaya perikanan dapat dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan.
Definisi teknologi tepat guna TTG berdasarkan Undang-Undang nomor 5 tahun 1984 tentang perindustrian adalah teknologi yang tepat dan berguna bagi suatu
proses untuk menghasilkan nilai tambah. Hal ini berarti bahwa teknologi yang diciptakan dapat meningkatkan taraf hidup manusia sebagai pengguna teknologi.
2.4 Kelayakan Usaha Perikanan Tangkap
Menurut Kadriah 1988 bagi para pengambil keputusan, yang penting adalah mengarahkan penggunaan sumber–sumber langka kepada proyek yang memberikan
hasil yang paling banyak untuk perekonomian secara keseluruhan yaitu yang menghasilkan sosial return atau economic returns yang paling tinggi.
Dalam analisis proyek ada beberapa kriteria yang sering di gunakan untuk menentukan layak atau tidak layaknya suatu usulan proyek. Dalam semua kriteria itu
baik manfaat benefit maupun biaya dinyatakan dalam nilai sekarangnya Present Value. Beberapa kriteria tersebut adalah: Net benefit – Cost RasioNet BC, Net
Present Value NPV, IRR, ROI, RTO, dan RTL. Yang di maksud dengan Net BC Ratio adalah perbandingan antara Persent
value dari Net benefit yang positif dengan Persent value dari Net benefit yang negatif net cost. Metode dapat di rumuskan sebagai berikut :
Jika net BC ratio 1, Maka proyek di anggap layak untuk dilanjutkan Jika net BC ratio 1, Maka proyek dianggap tidak layak untuk dilanjutkan.
Net Present Value adalah merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari cost. Dimana nilai B dan C adalah nilai B dan C yang telah di
discount. Untuk menetukan ratio - ratio atau net persent value tersebut diatas harus ditetapkan lebih dahulu discount rate yang akan digunakan untuk menghitung present
value dari benefit maupun biaya. BC ratio 1, maka hal ini berarti bahwa proyek tersebut tidak menguntungan atau net present value lebih besar dari 0 positif.
Internal Rate of Renturn adalah merupakan discount rate yang dapat membuat NPV proyek sama dengan nol 0, atau yang dapat membuat BC ratio sama dengan 1.
Dalam perhitungan IRR ini di asumsikan bahwa setiap benefit neto tahunan secara otomatis di tanam kembali dalam tahun berikutnya dan merupakan rate of return yang
sama dengan investasi sebelumnya Kadriah 1988. Selain analisis tersebut di atas, terdapat kriteria tambahan untuk mengukur kalayakan
usaha yaitu break even point digunakan untuk menentukan usaha tersebut mengalami untung atau rugi.
RTO dan RTL Untuk mencari keuntungan Pemilik dan buruh kerja. RTO Returm of Owner yaitu mengetahui untuk menyatakan Net benefit yang
diterima oleh pemilik. RTO = Penerimaan – Total biaya.
RTL Returm of Labaor yaitu untuk mengetahui penerimaan yang diterima Oleh masing-masing ABK pada usaha perikanan.
RTL = w Penerimaan – Biaya – Operasiaonal
∑
abk
2. 5 Pengaruh Kegiatan Perikanan Tangkap terhadap Lingkungan
Penggunaan teknik atau alat tangkap untuk menangkap ikan yang bersifat merusak sumberdaya hayati laut, bukan saja merusak biota ikan yang menjadi sasaran
namun juga mempengaruhi komponen ekosistem lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sumberdaya ikan dan biota laut lainnya merupakan sumberdaya yang dapat
pulih reversible, tidak berarti pengelolaan dan pemafaatan sumberdaya tersebut
dapat dilakukan secara ilegal dengan tidak memperhatikan kelestariannya. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi penangkapan ikan yang begitu
pesat serta dorongan dan tuntutan hidup yang semakin besar, maka sumberdaya hayati laut makin menjadi sasaran dari tekanan-tekanan ekploitasi penangkapan yang
semakin kuat, hal ini akan merupakan ancaman serius dan berdampak sangat buruk terhadap kehidupan biologis dan kelestarian sumberdaya.