2.4.1.2.3 Asas Black
Bila dua zat yang suhunya tidak sama dicampur maka zat yang bersuhu tinggi akan melepaskan kalor sehingga suhunya turun dan zat yang bersuhu
rendah akan menyerap kalor sehingga suhunya naik sampai terjadi kesetimbangan termal. Karena kalor merupakan suatu energi maka berdasar hukum kekekalan
energi diperoleh kalor yang dilepaskan sama dengan kalor yang diserap.`Konsep tersebut sering disebut dengan azaz Black, yang secara matematis dapat
dinyatakan:
2.4.1.2.4 Mengukur Kalor
Pengukuran kalor sering dilakukan untuk menentukan kalor jenis suatu zat. Dengan mengetahui kalor jenis suatu zat maka dapat dihitung banyaknya kalor
yang dilepaskan atau diserap dengan mengetahui massa zat dan perubahan suhunya, menggunakan persamaan
2.5 Kerangka Berpikir
Pendidikan saat ini cenderung mengalami pergeseran filosofi pembelajaran yaitu dari pengetahuan yang hanya sekedar transfer pengetahuan dari guru ke
siswa menuju aktivitas kelas yang berpusat pada siswa. Selain itu, tantangan masa depan menuntut pembelajaran dapat mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif. Fakta yang ada di lapangan, pembelajaran masih bersifat informatif, siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan proses pembelajaran masih menekankan
pada aktivitas mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Hal ini berakibat pada pembatasan kemampuan berpikir dan nilai fisika yang rendah.
Cooperative learning melalui model think pair square dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa. Melalui model ini, siswa akan terlibat langsung dalam pembelajaran melalui aktivitas masalah. Akan tetapi, efektivitas
Cooperative learning melalui model Think Pair Square dalam kegiatan pembelajaran memerlukan penelitian lebih lanjut, karena masih kurang peneliti
yang mengkaji mengenai model pembelajaran Think Pair Square. Dalam penelitian ini, sampel diambil secara acak dengan teknik simple
random sampling. Sampel dibagi menjadi dua kelas, yaitu kelas eksperimen yang menggunakan model Cooperative Learning tipe Think Pair Square dan kelas
kontrol dengan menggunakan model konvensional. Variabel dalam penelitian meliputi model Think Pair Square sebagai variabel bebas dan peningkatan
keterampilan proses sains sebagai variabel terikatnya. Sebelum diberikan perlakuan, kedua kelas diberi pretest dengan tujuan
untuk mengetahui kondisi awal siswa. Kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, kelas eksperimen menggunakan model Cooperative Learning tipe Think Pair
Square sedangkan kelas kontrol menggunakan model konvensional. Pada akhir pelaksanaan, kedua kelas diberikan posttest. Dari pretest dan posttest, dapat
diketahui sejauh mana masing-masing model dapat mengembangkan kemampuan proses sains siswa.
2.6 Hipotesis