Tabel 4.2. Hasil Uji normalitas Data Pretest
Kelas X
2 hitung
X
2 tabel
Kriteria
Eksperimen 4,97
7,81 Normal
Kontrol 6,93
7,81 Normal
Berdasarkan hasil analisis tersebut diperoleh X
2 hitung
untuk setiap data kurang dari X
2 tabel
dengan dk = 3 dan α = 5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H
o
diterima. Hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal, sehingga uji selanjutnya yang digunakan adalah statistik parametrik.
4.1.3 Uji Kesamaan Dua Varians
Uji kesamaan dua varians digunakan untuk mengetahui kehomogenan kedua kelompok sampel yang diambil. Hasil uji kesamaan dua varians data pretest
dengan X
2 hitung
= 0,853 dan X
2 tabel
= 3,84 dengan kriteria homogen. Pada perhitungan uji kesamaan dua varians data hasil belajar siswa antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh X
2 hitung
kurang dari X
2 tabel
. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H
o
diterima. Hal ini berarti bahwa kedua kelas mempunyai varians yang sama, dengan demikian uji perbedaan dua rata-rata
dilakukan dengan uji t.
4.1.4 Uji Perbedaan Dua Rata-rata
Uji perbedaan dua rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari titik awal yang sama atau nilai rata-
rata kelas eksperimen dan kontrol sama.
Pada perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh t
hitung
sebesar 0,322. Dari tabel dapat diketahui bahwa t
tabel
untuk dk = 74 dan α = 5 adalah 1,993. Hasil tersebut menunjukkan bahwa t
hitung
lebih kecil daripada t
tabel
. Hal ini berarti bahwa Ho diterima yaitu rata-rata nilai hasil belajar kedua kelompok tidak berbeda.
4.1.5Analisis Keterampilan proses sains
Analisis keterampilan proses sains diukur dengan menggunakan instrument tes yang dilakukan sebelum pemberian perlakuan pretest dan
posttest. Hasil analisis keterampilan proses sains data pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Hasil Analisis Data Pretest dan Posttest Keterampilan Proses Sains
Keterampilan Proses Sains
Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol
Eksperimen Kontrol
Menafsirkan 23,92
21,41 27,97
25,13 Menerapkan
konsep 7,43
7,18 17,30
13,21
Komunikasi 15,27
14,49 20,81
18,85
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki keterampilan sampai menafsirkan masalah. Data tersebut juga menunjukkan
terdapat perbedaan persentase siswa dalam keterampilan proses sains antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Setelah diberikan perlakuan yang berbeda, terdapat perbedaan persentase siswa yang cukup signifikan dalam keterampilan proses
sains antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata persentase keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Tabel 4.4. Hasil Peningkatan Keterampilan Proses Sains Aspek
g eksperimen g kontrol
Menafsirkan 0,176
0,182 Menerapkan Konsep
0,353 0,152
Mengkomunikasikan 0,388
0,323
Berdasarkan Tabel 4.4. maka dapat dibuat diagram peningkatan Keterampilan Proses Sains untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti pada
Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Data Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan Gambar 4.1, peningkatan keterampilan proses sains pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran menggunakan model think pair square efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa dibandingkan model konvensial.
4.1.6 Uji Hipotesis