Sarana dan Prasarana HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor pendukung dalam kegiatan wisata. Keberadaan sarana dan prasarana pada suatu kawasan wisata akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung dalam berwisata. Jenis sarana dan prasarana wisata biasanya disesuaikan dengan kegiatan wisata yang ada. Pembangunan sarana dan prasarana juga dapat dikembangkan berdasarkan kebutuhan pengunjung. Arboretum PT. Arara Abadi telah dilengkapi berbagai jenis sarana dan prasarana wisata guna menunjang kegiatan pengunjung. Pembangunan sarana dan prasarana tersebut dilakukan sejak awal pengelolaan kawasan pada Tahun 1998. Jenis sarana dan prasarana yang tersedia disajikan pada Tabel 6. Tabel 6 Jenis sarana dan prasarana yang tersedia di Arboretum PT. Arara Abadi No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah Unit Kondisi 1 Gapura 2 Dapat berfungsi 2 Jalur interpretasi 9 Dapat berfungsi 3 Jalan utama 1 Dapat berfungsi 4 Lapangan bola 1 Dapat berfungsi 5 Aula 1 Dapat berfungsi 6 Kantor 1 Tidak difungsikan lagi 7 Pondok 3 Dapat berfungsi 8 Gazebo 1 Dapat berfungsi 9 Nursery 1 Dapat berfungsi 10 Shelter penunggangan gajah 1 Dapat berfungsi 11 Mess 12 Dapat berfungsi 12 Kandang gajah 1 Tidak difungsikan lagi 13 Papan interpretasi 3 Dapat berfungsi 14 Listrik 1 Dapat berfungsi 15 Air 1 Dapat berfungsi 16 Toilet 1 Dapat berfungsi Sumber: Pengelola Arboretum PT. Arara Abadi Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar 14 jenis sarana dan prasarana dapat berfungsi. Sarana yang sudah tidak difungsikan lagi adalah kantor dan kandang gajah. Kantor sudah beralih fungsi menjadi gudang penyimpanan barang- barang yang sudah tidak terpakai. Demikian pula dengan kandang gajah, awalnya bangunan tersebut diharapkan dapat memudahkan para pawang gajah dalam memantau gajah-gajah binaan. Namun, pemeliharaan gajah di dalam kandang diduga menghambat pertumbuhan dan perkembangan gajah-gajah tersebut akibat terbatasnya ruang gerak dan ketersediaan pakan. 1. Gapura Arboretum PT. Arara Abadi memiliki dua gapura yang difungsikan sebagai pintu masuk bagi pengunjung. Gapura I terletak di kawasan HTI jalur 116 dan berdekatan dengan mess pawang gajah, sedangkan gapura II terletak di kawasan HTI jalur 121. Jarak antara Gapura I dengan Gapura II adalah ± 2,5 km. Kedua gapura dapat diakses melalui jalur yang sama yaitu melewati Desa Pinang Sebatang Barat. Kedua Gapura tersebut memiliki ukuran tinggi ± 3,5 meter dan lebar ± 10 meter. Gapura terbuat dari kayu yang dicat warna hijau. Di atas gapura terdapat ucapan “Selamat Datang Di Arboretum PT. Arara Abadi”. Pada sisi kanan dan kiri Gapura I terdapat dua papan informasi mengenai profil kawasan, yaitu potensi tumbuhan dan satwaliar serta denah kawasan. Pada Gapura II hanya terdapat satu papan informasi yang sama. 2. Jalur interpretasi Arboretum PT. Arara Abadi memiliki sembilan jalur interpretasi yang terletak di sisi kanan dan sisi kiri jalan utama. Jalur yang terletak pada sisi kanan jalan utama adalah jalur Bintangur, jalur Meranti, jalur Balam dan jalur Euphorbia, sedangkan jalur yang terletak pada sisi kiri jalan utama adalah jalur Ludai, jalur Kulim jalur Keruing, jalur Durian dan jalur Kemenyan. Penamaan jalur-jalur tersebut berdasarkan pada jenis-jenis pohon yang terdapat di kawasan tersebut. Berkmuller 1981 menyatakan bahwa terdapat lima kriteria jalur interpretasi yang baik yaitu: 1 Diarahkan pada obyek yang spektakuler, seperti goa, air terjun, aliran sungai, pohon keramat dan sebagainya. 2 Jalur tidak licin, tidak curam, tidak tergenang dan tidak berlumpur. 3 Jalur dilengkapi dengan rambu-rambu, papan interpretasi dan penunjuk arah yang jelas. 4 Jalur tidak lurus dan jarak antar jalur tidak terlalu jauh. Selain itu, 5 Jalur tidak melalui komunitas tumbuhan yang rapuh dan habitat satwaliar yang mudah terganggu. Berdasarkan kriteria jalur di atas, maka jalur interpretasi di Arboretum PT. Arara Abadi sudah memiliki tiga dari lima kriteria tersebut, yaitu kriteria 2, 3 dan 4. Setiap jalur dilengkapi dengan papan nama jalur, batu pijakan, bentuk jalur tidak lurus, dan jarak antara jalur tidak terlalu jauh. Kriteria 1 dan 5 belum sepenuhnya terpenuhi karena tidak semua jalur diarahkan pada obyek yang spektakuler. Lokasi setiap jalur yang dibuat hanya berdasarkan pertimbangan jarak antar jalur, namun belum mempertimbangkan keberadaan tumbuhan dan komunitas habitat satwa yang mudah terganggu. Batu pijakan yang terdapat pada jalur merupakan batu buatan paving block yang berbentuk segi delapan dengan panjang setiap sisi berukuran 10 cm. Peletakan batu mengikuti arah setiap jalur. Jumlah batu pijakan pada setiap jalur interpretasi juga disesuaikan dengan panjang setiap jalur. Tujuan peletakkan batu pijakan tersebut agar pengunjung mudah melalui jalur interpretasi. Jarak antara jalur yang satu dengan jalur lainnya tidak terlalu jauh, Jarak antar jalur berkisar 50-100 meter. Bahkan, terdapat jalur yang posisinya saling berhadapan yaitu jalur Keruing dengan jalur Balam dan jalur Durian dengan jalur Euphorbia. Jalur interpretasi yang terletak di sisi kanan jalur utama saling berhubungan satu sama lain. Jalur-jalur tersebut dihubungkan oleh jalan yang digunakan masyarakat sekitar untuk mengambil madu sialang. Jalur interpretasi yang terletak di sisi kiri jalur utama tidak seluruhnya berhubungan. Jalur-jalur yang berhubungan adalah jalur Ludai dengan jalur Kulim, jalur Keruing dengan jalur Durian, dan jalur Durian dengan jalur Kemenyan. Denah dan deskripsi setiap jalur interpretasi di Arboretum PT. Arara Abadi disajikan pada Gambar 8 dan Tabel 7. 36 Gambar 8 Denah jalur interpretasi. Tabel 7 Jalur interpretasi di Arboretum PT. Arara Abadi Nama Jalur Deskripsi Gambar Bintangur Jalur Bintangur adalah jalur pertama yang akan dijumpai apabila pengunjung masuk melalui Gapura I. Jalur tersebut terletak di sisi kanan jalan utama. Nama jalur diambil dari nama pohon bintangur Calophyllum pulcherimum yang tumbuh di dalam jalur. Jalur ini dapat dikenali melalui adanya pohon geronggang C. arborescens yang tumbuh di belakang papan nama jalur. Ludai Jalur Ludai merupakan jalur kedua setelah jalur Bintangur. Jalur tersebut terletak di sisi kiri jalan utama. Ujung jalur merupakan areal rawa gambut. Jalur tersebut berhubungan dengan jalur Kulim. Kulim Jalur Kulim terletak di sisi kiri jalur utama. Jalur tersebut berhubungan dengan jalur Ludai. Ciri utama dari jalur tersebut adalah adanya pohon petatal Ochanostachys amentacea yang tumbuh di depan jalur dengan diameter batang yang cukup besar 63 cm. Nama jalur diambil dari banyaknya pohon kulim S. borneensis yang hidup di dalam jalur tersebut. Meranti Jalur Meranti terletak di sisi kanan jalur utama. Ciri jalur ini adalah pohon meranti Shorea sp. yang tumbuh di depan jalur. Daya tarik dari jalur tersebut adalah banyaknya pohon- pohon meranti yang tumbuh di dalam jalur. Jalur ini merupakan bagian dari areal sumber benih jenis meranti Shorea sp. dan sindur Sindora walichi. Keruing Jalur Keruing terletak di sisi kiri jalur utama. Jalur tersebut berhadapan dengan jalur Balam. Nama jalur diambil dari pohon keruing Dipterocarpus costulatus yang tumbuh di depan jalur tersebut. Apabila pengunjung berjalan hingga ujung jalur maka akan menjumpai aliran sungai kecil yang merupakan perpanjangan dari Sungai Nursery. Jalur Keruing berhubungan dengan jalur Durian dan jalur Kemenyan. Nama Jalur Deskripsi Gambar Balam Jalur Balam terletak di sisi kanan jalur utama. Letaknya berseberangan dengan jalur Keruing. Berdasarkan pengamatan, jalur tersebut terlihat tidak terawat. batu pijakan tertutup oleh serasah daun dan akar-akar rotan sehingga arah jalur sudah tidak jelas. Euphorbia Jalur Euphorbia terletak di sisi kanan jalur utama dan berhadapan dengan Jalur Durian dan gazebo. Ciri khas dari jalur tersebut adalah banyaknya tumbuhan resam Gleichenia microphylla. Tumbuhan tersebut menginvasi jalur sehingga menutupi batu pijakan. Durian Jalur Durian terletak di sisi kiri jalur utama. Jalur tersebut terletak berseberangan dengan jalur Euphorbia. Jalur Durian juga merupakan jalur yang tidak terawat. Jalur tersebut tidak dapat dimasuki karena dari pintu masuk jalur sudah terhalangi oleh timbunan ranting. Papan nama jalur tersebut pun sulit terlihat. Nama jalur diambil dari banyaknya pohon durian hutan Durio carinatus yang tumbuh di ujung jalur. Kemenyan Jalur Kemenyan merupakan jalur terakhir yang akan dijumpai oleh pengunjung yang masuk melalui Gapura I. Jalur tersebut berada di sisi kiri jalur utama. Jalur tersebut dinamai sesuai dengan jenis pohon yang terdapat di dalam jalur yaitu pohon kemenyan Styrax benzoin. Pada jalur tersebut juga terdapat pohon langka yaitu kayu batu Irvingia malayana dan gaharu Aquilaria malaccensis. Perawatan jalur interpretasi dilakukan secara insidental, artinya perawatan baru akan dilakukan apabila jalur akan digunakan oleh pengunjung. Selama ini jalur yang direkomendasikan oleh pengelola adalah jalur Meranti, khususnya kepada pengunjung yang datang melalui izin resmi. Jalur tersebut merupakan jalur yang paling terawat dibandingkan jalur interpretasi lainnya. Hal ini terlihat dari kondisi jalur yang bersih dari tumbuhan-tumbuhan yang menutupi batu pijakan. 3. Jalan utama Jalan utama merupakan jalan yang menghubungkan Gapura I dengan Gapura II. Pada jalan tersebut terdapat pintu masuk menuju jalur-jalur interpretasi. Jalur tersebut merupakan jalan alami dengan materi penyusun berupa tanah dan batu kerikil. Lebar jalan ± 10 meter sehingga dapat dilalui mobil, truk pengangkut bibit dan truk pengangkut pakan gajah. 4. Lapangan bola Sarana ini merupakan tempat berlangsungnya atraksi gajah binaan. Lapangan tersebut dilengkapi dengan gawang, shelter untuk penunggangan gajah dan batu pijakan buatan untuk atraksi gajah. Di sisi belakang salah satu gawang terdapat bangunan kandang gajah yang sudah tidak berfungsi. 5. Aula Aula merupakan bangunan terbuka yang berfungsi sebagai tempat berkumpul pengunjung dan tempat menyaksikan atraksi gajah. Sarana ini berada berhadapan dengan sarana lapangan bola. Sarana ini dilengkapi dengan enam kursi panjang dan dua meja. Selain itu terdapat pula papan informasi mengenai profil kawasan dan daftar nama gajah-gajah binaan. 6. Pondok Pondok merupakan tempat persinggahan bagi pengunjung. Terdapat tiga pondok yang telah dibangun. Masing-masing pondok berukuran 2,5 x 3 m 2 . Pondok I dan pondok II terletak di jalan utama dan pondok III terletak di dalam jalur Bintangur. Setiap pondok dilengkapi bangku dan meja sebagai tempat beristirahat bagi pengunjung dan dua papan interpretasi mengenai jenis-jenis satwaliar. 7. Gazebo Gazebo terletak di depan jalur Durian dan berseberangan dengan jalur Euphorbia. Bangunan tersebut memiliki fungsi yang sama dengan pondok, namun gazebo memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Gazebo dibangun dengan bentuk bangun persegi enam dengan panjang setiap sisi sepanjang 5 m. 8. Nursery Nursery merupakan lokasi pemeliharaan bibit pohon-pohon lokal. Bibit- bibit tersebut berasal dari semai pohon yang hidup di Arboretum PT. Arara Abadi dan kawasan konservasi lain yang dikelola oleh perusahaan. Beberapa jenis pohon lokal yang dipelihara meliputi meranti Shorea spp., terap Artocarpus elasticus, pulai Alstonia scholaris, balam P. burchii, arang-arang Diospyros oblonga, ramin G. macrophullus, durian hutan Durio carinatus, bintangur Calophyllum pulcherimum, kulim S. borneensis, kenari Canarium tomentosum dan ketapang Terminalia catapa. Setiap bulannya pegawai nursery rutin mengumpulkan semai-semai pohon yang hidup di kawasan. Setelah itu, semai-semai tersebut ditanam kembali di dalam polybag dengan media tanam campuran tanah dan pupuk. Semai-semai yang sudah dipindahkan tersebut disebut sebagai bibit. Bibit-bibit tersebut digunakan untuk mendukung program konservasi yang dilakukan perusahaan, seperti kegiatan rehabilitasi di berbagai kawasan Sinarmas Forestry yang mengalami gangguan, kegiatan penghijauan di berbagai instansi pemerintah, sekolah dan universitas di Riau. Nursery mampu menghasilkan ± 2000 batang bibit per bulan yang siap diangkut. 9. Shelter penunggangan gajah Shelter penunggangan gajah terletak di antara lapangan bola dan bangunan aula. Shelter ini berfungsi untuk memudahkan pengunjung untuk naik ke punggung gajah. Tinggi shelter ± 2 m yaitu disesuaikan dengan tinggi gajah dewasa. Shelter ini juga memudahkan pengunjung untuk berinteraksi dengan gajah-gajah binaan. 10. Mess Mess merupakan bangunan rumah semi kayu yang terletak berdekatan dengan gerbang I. Saat ini terdapat 12 mess yang telah dibangun. Pada awal pembangunan, mess tersebut diperuntukkan sebagai tempat tinggal bagi pawang- pawang gajah. Setelah pawang-pawang tersebut berkeluarga maka sebagian besar dari mereka memilih untuk tinggal di luar kawasan. Saat ini hanya empat mess yang dihuni, yaitu oleh seorang pawang gajah, dua orang pencari pakan gajah dan seorang pekerja nursery, sisanya mess tersebut dijadikan sebagai tempat berisitirahat sementara bagi pawang gajah dan pekerja nursery dan satu mess difungsikan sebagai mushola. 11. Papan interpretasi Arboretum PT. Arara Abadi telah dilengkapi dengan berbagai jenis papan interpretasi. Papan interpretasi yang telah ada meliputi: papan interpretasi satwaliar, papan pengenal pohon dan papan profil Arboretum PT. Arara Abadi. 12. Aliran listrik Listrik merupakan prasarana yang diperlukan di arboretum, khususnya bagi para pekerja kawasan tersebut yang tinggal di mess. Sumber listrik di kawasan tersebut berasal dari sebuah mesin generator. Setiap hari mesin tersebut dioperasikan selama 12 jam, yaitu mulai pukul 18.00 WIB hingga 06.00 WIB keesokan hari. Dalam mengoperasikan mesin tersebut diperlukan solar sebanyak 25 liter per hari. 13. Aliran air Air merupakan prasarana penting yang sangat diperlukan bagi pengunjung dan pekerja arboretum. Sumber air bersih yang disediakan pengelola berasal dari sumur buatan yang terletak dibelakang bangunan mess. Air dapat mengalir dengan bantuan mesin air yang dapat beroperasi ketika mesin generator dioperasikan. Biasanya air dialirkan setiap hari pada pukul 18.00 WIB. Air tersebut dialiri ke setiap mess dan tangki-tangki air. Tangki-tangki tersebut digunakan untuk menampung cadangan air sehingga air tetap tersedia pada saat siang hari tidak ada aliran listrik. 14. Toilet Toilet merupakan sarana yang baru dibangun pada awal Tahun 2009. Bangunan ini terdiri dari toilet wanita yang berada di sisi kanan dan toilet laki-laki yang berada di sisi kiri. Toilet terletak di sisi kanan aula. Toilet hanya dapat difungsikan pada saat pengunjung massal datang. a b c d e f g h Gambar 9 Sarana dan Prasarana di Arboretum PT. Arara Abadi a Gapura II b Jalan utama c Aula dan shelter penunggangan gajah d Nursery e Pondok f Gazebo g Mess h Toilet.

C. Aksesibilitas