Wisata tidak terpimpin Konsep perencanaan pengembangan ekowisata pendekatan

bertujuan untuk pengembangan kapasitas menjadi seorang pemandu kawasan. Pemandu kawasan juga dapat diperoleh melalui perekrutan pegawai baru yang berasal dari masyarakat sekitar. Hal ini merupakan wujud dari pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan ekowisata. Masyarakat sekitar yang bersedia terlibat dalam kegiatan ekowisata di Arboretum dapat diberdayakan sebagai pemandu kawasan. Sebelum terjun sebagai pemandu, masyarakat tersebut perlu diberikan pelatihan pemanduan agar masyarakat tersebut memiliki pengetahuan-pengetahuan dasar mengenai teknik pemanduan, seperti tugas-tugas dasar pemandu, kemampuan pemandu dan tatakrama pemandu. Calon pemandu tersebut juga perlu diberikan pengetahuan mengenai berbagai karakteristik sumberdaya wisata Arboretum PT. Arara Abadi sehingga dapat disampaikan kepada pengunjung.

b. Wisata tidak terpimpin

Wisata tidak terpimpin adalah wisata yang dilakukan sendiri oleh pengunjung tanpa adanya pemandu kawasan. Pengunjung dibekali dengan informasi-informasi mengenai kondisi kawasan sehingga walaupun tanpa pemandu, pengunjung tidak kehilangan informasi yang berharga mengenai suatu obyek wisata. Konsep ini dapat ditawarkan kepada pengunjung perorangan, pengunjung keluarga dan pengunjung yang pernah datang sebelumnya dan telah mengetahui kondisi kawasan. Konsep ini memiliki wilayah jelajah yang lebih terbatas dibandingkan konsep wisata terpimpin, yaitu hanya di lapangan bola, sepanjang jalan utama dan jalur-jalur interpretasi. Jika di luar area tersebut, maka pengunjung memerlukan pemandu kawasan karena lokasi-lokasi yang rawan terhadap gangguan satwaliar, pohon tumbang dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan wisata yang dapat dilakukan antara lain: 1. Menonton atraksi gajah, 2. Tracking dan Sightseeing di sepanjang jalan utama dan jalur-jalur interpretasi, 3. Birdwatching di lapangan bola, jalan utama dan jalur-jalur interpretasi, 4. Pengamatan monyet ekor panjang M. fascicularis di jalur Bintangur, dan 5. Mencari buah kulim S.borneensis di jalur interpretasi. Agar konsep wisata tidak terpimpin dapat memberikan kepuasan kepada pengunjung, maka pengelola perlu melakukan pengembangan-pengembangan terhadap kawasan. Pengembangan-pengembangan tersebut dilakukan untuk melengkapi kekurangan-kekurangan informasi yang tidak tersampaikan karena tidak adanya pemandu kawasan. Pengembangan-pengembangan yang dapat dilakukan pengelola untuk mendukung konsep tersebut antara lain: 1. Memasang papan-papan interpretasi mengenai obyek-obyek wisata di lokasi- lokasi tertentu, 2. Membuat peta kawasan yang dapat dibawa oleh pengunjung selama berwisata, 3. Membuat daftar jenis tumbuhan dan daftar jenis satwaliar serta lokasi-lokasi perjumpaan satwaliar dan waktu perjumpaan, 4. Membuat pusat informasi yang menampilkan seluruh daya tarik dan kondisi kawasan, dan 5. Meningkatkan keamanan kawasan melalui pembangunan pos-pos pengaman di lokasi-lokasi rawan gangguan satwaliar.

3. Konsep perencanaan pengembangan ekowisata pendekatan kebijakan