Kerangka Konsepsi. Kerangka Teori dan Konsepsi

bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan. 34 Teori di atas dianggap tepat apabila peranan industri perbankan sudah sampai pada tahap yang peranannya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sudah berkurang. Teori tersebut lebih tepat bagi negara yang perekonomiannya sudah maju dan berbagai sumber pembiayaan kegiatan usaha dapat dilakukan sendiri oleh kalangan dunia usaha dan pasar modal sudah demikian berkembangnya, sehingga telah mampu menjadai sasaran pengerahan dana yang lebih efektif bagi dunia usaha. Apabila kondisi perekonomian belum mencapai pada tahap tersebut, penerapan sistem pengawasan semacam ini hanya menciptakan distorsi dalam pembangunan ekonomi. 35

2. Kerangka Konsepsi.

Untuk menghindari terjadinya perbedaan dalam penafsiran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, berikut dijabarkan defenisi dari istilah-istilah tersebut, diantaranya sebagai berikut : a. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. 36 Bank sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sestem pembayaran, 34 Lihat Ketentuan Umum Penjelasan Atas Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. 35 Ibid. 36 Pasal 4 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Universitas Sumatera Utara mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort. 37 b. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 38 c. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 39 d. Likuiditas adalah kemampuan untuk memenuhi seluruh kewajiban yang harus dilunasi segera dalam waktu yang singkat, sebuah perusahaan dikatakan likuid apabila mempunyai alat pembayaran berupa harta lancar yang lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya. 40 e. Pengawasan bank adalah pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia baik secara langsung maupun secara tidak langsung. 41 f. Bank bermasalah adalah bank yang mengalami kesulitan keuangan dalam bentuk kesulitan likuiditas danatau kesulitan solvabilitas yang membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. 42 37 Penjelasan atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. 38 Pasal 1 angka 2 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 39 Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. 40 Kamus Ekonomi, http:d.scribd.comdocscdosajogsdr6llzqdxs.pdf , diakses pada 20 Desember 2009. 41 Pasal 27 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Universitas Sumatera Utara g. Bank gagal adalah bank yang mengalami kesulitan keuangan dan membahayakan kelangsungan usahanya serta dinyatakan tidak dapat lagi disehatkan oleh Lembaga Pengawas Perbankan LPP sesuai dengan kewenangan yang dimilikinya. 43 h. Berdampak sistemik adalah suatu kondisi sulit yang ditimbulkan oleh suatu bank, lembaga keuangan bukan bank, danatau gejolak pasar keuangan yang apabila tidak diatasi dapat menyebabkan kegagalan sejumlah bank danatau lembaga keuangan bukan bank lain sehingga menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap sistem keuangan dan perekonomian nasional. 44 i. Fasilitas pembiayaan darurat adalah fasilitas pembiayaan dari Bank Indonesia kepada bank bermasalah yang mengalami kesulitan likuiditas, tetapi masih memenuhi tingkat solvabilitas yang ditetapkan Bank Indonesia, serta berdampak sistemik yang pemberiannya didasarkan pada keputusan rapat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dan pendanaannya menjadi beban pemerintah. 45 j. Jaring pengaman sistem keuangan adalah suatu mekanisme pengamanan sistem keuangan dari krisis yang mencakup pencegahan dan penanganan krisis. 46 42 Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia Nomor 81PBI2006 tentang Fasilitas Pembiayaan Darurat. 43 Pasal 1 angka 7 Undang-undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. 44 Pasal 1 angka 4 Perppu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan. 45 Pasal 1 angka 6 Peraturan Bank Indonesia Nomor: 81PBI2006 tentang Fasilitas Pembiayaan Darurat. 46 Pasal 1 angka 1 Perppu Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan. Universitas Sumatera Utara

G. Metode Penelitian