Pengertian Perilaku Nyeri Perilaku Nyeri

jaringan lunak diantara fragmen tulang dapat terlibat kerusakan pembuluh darah dan persyarafan. Dalam Brunner Suddart, 2002 dijelaskan sasaran kebanyakan pembedahan ortopedi adalah memperbaiki fungsi dengan mengembalikan gerakan dan stabilitas, mengurangi nyeri, dan stabilitas. Walaupun pada dasarnya setelah pembedahan otopedi nyeri mungkin sangat berat, edema, hematoma dan spasme otot merupakan penyebab nyeri yang dirasakan. Beberapa pasien mengatakan bahwa nyerinya lebih ringan dibandingkan sebelumnya pembedahan, dan hanya memerlukan jumlah analgetik yang sedikit saja. Tingkat nyeri pasien dan respons terhadap upaya teraupetik harus dipantau ketat. Harus diupayakan segala usaha untuk mengurangi nyeri dan ketidaknyamanan. Nyeri yang terus bertambah dan tak terkontrol perlu dilaporkan ke dokter bedah ortophedi untuk dievaluasi Brunner Suddart, 2002.

3. Perilaku Nyeri

3.1 Pengertian Perilaku Nyeri

Perilaku nyeri merupakan suatu aspek dari pengalaman nyeri. Ini merupakan perilaku jelas dan kelihatan seperti lemah atau ekspresi wajah yang meringis Fordyce 1976 dalam harahap 2007. Nyeri yang muncul sering ditandai dengan beberapa jenis perilaku dari kelihatan atau kedengaran yang ditafsirkan sebagai perilaku nyeri Pilowski, 1994 dalam harahap, 2007. Perilaku nyeri mungkin atau juga tidak mungkin dianggap sebagi kesesuaian untuk tingkatan dari ilmu penyakit tubuh yang diobservasi Lofvander, 2002 dalam harahap, 2007 Universitas Sumatera Utara Perilaku nyeri merupakan beberapa dan semua produksi-produksi dari individu yang mana observasi itu layak akan digolongkan sebagai nyeri yang berkesan seperti: 1Gerakan Tubuh, 2Ekspresi Wajah ,3Pernyataan Verbal, 4 Perebahan badan, 5 Minum obat, 6Pencarian resep obat dan 7 Penerima kerugian. Perilaku-perilaku nyeri adalah tindakan-tindakan yang berhubungan dengan ketidakmampuan kecacatan dan kegelisahan contoh: kejang, lemas, aktivitas yang menurun dan telah muncul untuk memainkan peranan penting di dalam penurunan fungsi dari tingkatan yang dimiliki individu dan menambah kondisi nyeri Fordyce, 1976 dalam harahap, 2007. Perilaku nyeri merupakan tanda-tanda dari nyeri dan kekuatan dalam memperoleh perhatian dan respon dari yang lain. Anderson, Keefe, dan Bradkley dan koleganya telah mengobervasi bahwa pasien dengan penderita nyeri sering sekali menunjukkan penjagaan guarding, menggosok pasif passive rubbing dan kekakuan rigidity sebagai ekspresi-ekspresi dari rasa nyeri mereka. Perilaku nyeri ini mungkin dipelihara, paling sedikit sebagian, oleh konsekuensi kekebelannya mungkin luar biasa, seperti perilaku rasa khawatir dari yang lain, atau fakta dari pengalaman menentang, seperti situasi pekerjaan yang tertekan atau konflik dengan kepentingan lainnya. Mengobservasi langsung perilaku nyeri merupakan cara pengukuran nyeri yang menghasilkan nilai yang akurat Fordyce, 1974 dalam Brannon Feist, 2007. Menurut Turk, Wack, dan Kerns 1985 dalam Dimatteo, 1991 perilaku nyeri yang dapat diobservasi yaitu: 1Pernyataan Verbal: mengaduh, menangis, sesak nafas dan mendengkur, 2Ekspresi Wajah: meringis, menggeletukkan gigi, dan menggigit bibir Universitas Sumatera Utara 3Gerakan Tubuh: gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari dan tangan 4Kontak dengan orang laininteraksi social: menghindari percakapan, menghindari kontak social, penurunan rentamg perhatian, dan fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri.

3.2 Jenis-jenis Perilaku Nyeri