Karakteristik Demografi Perilaku Nyeri pada Pasien Pasca Bedah ORIF di Rindu B3 Orthopedi RSUP. H. Adam Malik Medan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian serta pembahasan mengenai intensitas nyeri dan perilaku nyeri pada pasien pasca bedah ORIF di Ruang Rindu B3 Orthopedi RSUP. H. Adam Malik Medan.

1. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan mulai tanggal 23 Juli 2010 sampai dengan 31 agustus 2010. Penelitian ini melibatkan sejumlah 34 responden. Penelitian ini memaparkan karakteristik demografi responden, intensitas nyeri pasien pasca bedah ORIF, dan perilaku nyeri pasien pasca bedah ORIF.

1.1 Karakteristik Demografi

Responden penelitian ini berada pada rentang usia 14-61 yang penempatannya ada pada ruang rawatan dewasa M=29,32, SD=12,21, lebih dari setengah responden 64,7 berada pada rentang usia 30-45. Berdasarkan jenis kelamin, responden yang paling banyak adalah laki-laki 61,8, sedangkan perempuan 38,2. Agama yang dianut responden dalam penelitian ini islam 67,6 dan Kristen Katolik 11,8. Menurut kategori suku bangsa, seperdua jumlah responden 52,9 bersuku batak, sedangkan responden bersuku aceh, dan melayu masing-masing memiliki persentase 2,9. Lebih dari seperdua responden 61,8 memiliki tingkat pendidikan SMA dan ressponden yang memiliki tingkat pendidikan SD 2,9. Pekerjaan karyawan, pegawai dan pelajar adalah pilihan terbanyak sebagai jenis pekerjaan keseluruhan responden dengan persentase yang sama yaitu sebanyak 20,6. Tigaperempat dari jumlah responden 73,5 Universitas Sumatera Utara diberikan tindakan bedah ORIF pada ekstremitas bawah, dan pada ekstremitas atas 17,6. Tabel 1 Distribusi Data Responden di Rindu B3 Orthopedi RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010 n = 34 Karakteristk Data Demografi Frekuensi Persentase 1. Usia Tahun 14-29 5 14,7 30-45 22 64,7 46-61 7 20,6 2. Jenis Kelamin Perempuan 13 38,2 Laki-laki 61,8 21 3. Agama Islam 23 67,6 Kristen Protestan 7 20,6 Kristen Katolik 4 11,8 4. Suku Bangsa Jawa 14 41,2 Batak 18 52,9 Aceh 1 2,9 Melayu 1 2,9 Universitas Sumatera Utara 5. Pendidikan SD 2,9 1 SMP 7 20,6 SMA 21 61,8 DIPLOMA 2 5,9 SARJANA 3 8,8 6. Pekerjaan Karyawan 7 20,6 Pegawai 7 20,6 Wiraswasta 6 17,6 Ibu Rumah Tangga 4 11,8 Pelajar 7 20,6 Lain-lain 3 8,8 7. Lokasi ORIF Ekstremitas Atas 6 17,6 Ekstremitas Bawah 25 73,5 Mandibula 3 8,8

1.2 Intensitas Nyeri pada Pasien Pasca Bedah ORIF di Rindu B3 Orthopedi RSUP. H. Adam Malik Medan

Intensitas nyeri responden diukur dengan skala numerik PNRS, yang angka skalanya ditunjuk sendiri oleh responden pada saat peneliti menampilkan skala PNRS. Intensitas nyeri pasien pasca bedah ORIF Universitas Sumatera Utara dikelompokkan menjadi beberapa kategori berdasarkan klasifikasi nilai skala yang ditunjuk pasien, tidak ada nyeri berarti nilai skala yang didapat adalah 0, penilaian skala 1-4 termasuk kategori ringan, sedangkan nilai 5-6 menunjukkan intensitas nyeri sedang dan nilai 7-10 menunjukkan intensitas nyeri berat. Kemudian hasil pengukuran intensitas nyeri langsung dilingkari pada nilai skala PNRS yang ditunjukkan pasien. Dari hasil pada hari ke-2 rawatan adalah hampir seluruh responden 97,1, n=34 termasuk kategori nyeri berat dan hanya satu orang responden dari seluruh jumlah responden 2,9, n=34 termasuk kategori intensitas nyeri sedang. Pada hari ke-3 rawatan didapatkan lebih dari setengah dari jumlah responden 64,7, n=34 termasuk kategori intensitas nyeri sedang dan hanya 2 orang responden dari seluruh jumlah responden 5,9, n=34 termasuk kategori intensitas nyeri ringan. Pada hari ke-4 rawatan sebanyak hampir dari tigaperempat responden 64,7, n=34 termasuk kategori intensitas nyeri ringan dan kurang dari sepertiga jumlah responden 32,4, n=34 termasuk kategori intensitas nyeri sedang. Tabel 2 Distribusi Intensitas Nyeri Pasien Pasca Bedah ORIF di Rindu B3 Orthopedi RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2010 Intensitas Nyeri Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 F f F Tidak ada nyeri 0 Nyeri ringan 1-4 2 5,9 22 64,7 Nyeri sedang 5-6 1 2,9 22 64,7 11 32,4 Nyeri berat 7-10 33 97,1 10 29,4 1 2,9 Universitas Sumatera Utara

1.2.1 Intensitas Nyeri pada Pasien Pasca Bedah ORIF di Rindu B3

Orthopedi RSUP. H. Adam Malik Medan Berdasarkan Lama Hari Rawatan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh bahwa terdapat penurunan nilai skala intensitas nyeri yang ditunjukkan oleh responden dari hari ke hari masa rawatan. Semakin banyak hari rawatan semakin turun nilai skala intensitas nyeri yang ditunjukkan responden. Penurunan intensitas nyeri ini diperoleh dari pengukuran intensitas nyeri menggunakan skala numerik PNRS. Pengukuran ini dilakukan selama 3 hari berturut-turut, yaitu hari ke-2, 3 dan ke-4. Pengukuran intensitas nyeri dilakukan pada hari ke-2 karena banyak pertimbangan yang dianut oleh peneliti, salah satunya adalah kondisi dan kesedian responden, pada hari pertama rawatan banyak responden yang tidak setuju untuk diwawancarai. Adapun hasil pengukuran intensitas nyeri yang didapatkan pada hari ke-2 rawatan adalah hampir seluruh responden mengalami intensitas nyeri kategori berat dan hanya satu orang responden dari seluruh jumlah responden termasuk kategori intensitas nyeri sedang M=7,9, SD=0,9. Pada hari ke-3 rawatan didapatkan lebih dari setengah dari jumlah responden termasuk kategori intensitas nyeri sedang dan hanya 2 orang responden dari seluruh jumlah responden yang termasuk kategori intensitas nyeri ringan M=5,9, SD=1,3. Pada hari ke-4 rawatan sebanyak hampir dari tiga per empat dari jumlah responden termasuk kategori intensitas nyeri ringan dan kurang dari sepertiga jumlah responden termasuk kategori intensitas nyeri sedang M=4, SD=1,4. Universitas Sumatera Utara Tabel 3 Distribusi intensitas nyeri pada pasien pasca bedah ORIF di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2010 berdasarkan lama hari rawatan Intensitas Nyeri Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 F f F Tidak ada nyeri 0 Nyeri ringan 1-4 2 5,9 22 64,7 Nyeri sedang 5-6 1 2,9 22 64,7 11 32,4 Nyeri berat 7-10 33 97,1 10 29,4 1 2,9 M=7,9 SD=0,9 M=5,9 SD=1,3 M=4 SD=1,4

1.3 Perilaku Nyeri pada Pasien Pasca Bedah ORIF di Rindu B3 Orthopedi RSUP. H. Adam Malik Medan

Prilaku nyeri responden diukur dengan the Ppain behavior observation protocol, adalah salah satu instrument yang dapat mengobservasi perilaku nyeri pasien. Perilaku Nyeri akan diobservasi selama 10 menit laporan aktivitas, yaitu duduk selama satu menit dan selanjutnya duduk 2 menit, berbaring tiap satu menit, dilanjutkan berdiri selama satu menit kemudian dua menit, dan selanjutnya berjalan dua kali masing-masing satu menit. Perilaku nyeri akan diobservasi dan di beri penilaian dengan ketentuan: nilai 0 menunjukkan tidak ada perilaku nyeri, nilai 1 menunjukkan ada perilaku nyeri tetapi tidak sering terjadi, nilai 2 menunjukkan perilaku nyeri sering terjadi dan mendominasi. Dari hasil pengukuran perilaku nyeri pada hari ke-2 rawatan adalah lebih dari setengah dari jumlah responden 64,7, n=34 termasuk kategori Universitas Sumatera Utara perilaku nyeri tinggi dan kurang dari setengah dari seluruh jumlah responden 35,3, n=34 termasuk kategori perilaku intensitas nyeri sedang. Pada hari ke-3 rawatan didapatkan hampir dari seluruh jumlah responden 94,1, n=34 termasuk kategori perilaku nyeri sedang dan masing-masing 1 orang jumlah responden 2,9, n=34 termasuk kategori perilaku nyeri tingi dan rendah. Pada hari ke-4 rawatan lebih dari setengah jumlah responden 64,7, n=34 termasuk kategori perilaku nyeri sedang dan hanya 1 orang responden 2,9, n=34 termasuk kategori perilaku nyeri kategori tinggi. Tabel 3 Distribusi Perilaku Nyeri pada Pasien Pasaca Bedah ORIF di RSUP. H. Adam Malik Medan Tahun 2010 Perilaku Nyeri Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 F f F Rendah 0-3 1 2,9 11 32,4 Sedang 4-7 22 64,7 32 94,1 22 64,7 Tinggi 8-10 12 35,3 1 2,9 1 2,9

1.4 Perilaku Nyeri pada Pasien Pasca Bedah ORIF di Rindu B3