Perilaku responden Perilaku operant

3Gerakan Tubuh: gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari dan tangan 4Kontak dengan orang laininteraksi social: menghindari percakapan, menghindari kontak social, penurunan rentamg perhatian, dan fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri.

3.2 Jenis-jenis Perilaku Nyeri

Perilaku nyeri kronis secara khusus berdasarkan atas dasar pikiran sekurang-kurangnya di bagi dua jenis yaitu: perilaku responden dan perilaku operant Harahap, 2007

3.2.1 Perilaku responden

Perilaku responden merupakan salah satu jenis perilaku refleks sebagai respon terhadap stimulus Kats, 1998 dalam Harahap, 2007 yang muncul kapanpun Fordyce, 1976 dalam Harahap, 2007. Stimulus yang muncul biasanya spesifik dan dapat diprediksi Fordyce, 1976 dalam Harahap, 2007. Perilaku responden merupakan perilaku secara spontan. Ketika stimulus muncul dengan adekuat seperti stimulus nosiseptif, respon perilaku kemungkinan akan terjadi. Dalam perbandingan, ketika stimulus muncul tidak dengan adekuat, perilaku yang nampak tidak akan terjadi. Oleh karena itu, perilaku responden secara keras merupakan faktor-faktor dari stimuli Harahap, 2007. Dalam nyeri kronik, ketika nyeri itu muncul, pasien kemungkinan merespon terhadap nyeri tersebut dengan beberapa cara seperti penjagaan guarding, menggosok rubbing, meringis grimacing, menahan nyeri bracing, dan perilaku nyeri terdengar atau sentuhan yang sering sekali dipengaruhi dari bagian-bagian tubuh. Pelajaran sebelumnya telah menunjukkan Universitas Sumatera Utara bahwa perilaku nyeri secara positif telah menghubungkan dengan intensitas nyeri dan nyeri hebat. Ahles et all, 1983 dalam Harahap, 2007.

3.2.2 Perilaku operant

Perilaku operant biasanya tidak berhubungan dengan spesifik respon terhadap stimulus Kats, 1998 dalam Harahap, 2007. Ini akan muncul sebagai respon secara langsung dan otomatis terhadap stimulus yang muncul, sama juga sebagai perilaku responden. Tetapi perilaku operant mungkin muncul karena perilaku-perilaku tersebut telah diikuti dengan positif atau konsekuensi yang kuat Fordyce, 1976 dalam Harahap, 2007. Perilaku operant sering kali tidak berhubungan dengan spesifik respon terhadap stimulus yang muncul Kats, 1998 dalam Harahap, 2007. 3.3 Respon perilaku nyeri Pada saat nyeri dirasakan, pada saat itu juga dimulai suatu siklus. Apabila tidak diobati atau tidak dilakukan upaya untuk menghilangkannya, dapat mengubah kualitas kehidupan individu secara bermakna PotterPerry, 2005. Respons perilaku yang timbul pada klien yang mengalami nyeri dapat bermacam- macam. Menurut Brunner dan Suddart 2003 bahwa, respon perilaku yang biasa terhadap nyeri mencakup:

3.3.1 Pernyataan verbal Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas,