Fase ini terjadi saat nyeri sudah berkurang atau hilang. Pada fase ini klien masih membutuhkan kontrol dari perawat, karena nyeri bersifat
krisis, sehingga dimungkinkan klien mengalami gejala sisa pasca nyeri. Apabila klien mengalami episode nyeri berulang, maka respon akibat aftermath dapat
menjadi masalah kesehatan yang berat. Perawat berperan dalam membantu memperoleh kontrol diri untuk meminimalkan rasa takut akan kemungkinan nyeri
berulang.
3.4 Klasifikasi Perilaku Nyeri
Perilaku Nyeri pada Pasien Pasca Bedah Open Reduction and Internal Fixation ORIF
Banyak faktor fisiologi motivasi, afektif, kognitif, dan emosional mempengaruhi pengalaman nyeri total pasien. Temuan riset telah mengarah pada
pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana faktor-faktor persepsi, pembelajaran, kepribadian, etnik dan budaya, dan lingkungan dapat
mempengaruhi ansietas, depresi, dan nyeri. Tingkat keparahan nyeri pasca operasi tergantung pada anggapan fisiologi dan psikologi individu, toleransi yang
ditimbulkan untuk nyeri, letak insisi, sifat prosedur, kedalaman trauma bedah dan bagaimana agens tersebut diberikan Brunner Suddart, 2002.
Universitas Sumatera Utara
4. Bedah ORIF
4.1 Defenisi Bedah ORIF
Reduksi terbuka adalah tindakan reduksi dan melakukan kesejajaran tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi atau pemajanan tulang
yang patah. Fiksasi interna adalah stabilisasi tulang yang sudah patah yang telah direduksi dengan skrup, plat, paku dan pin logam. Maka, dapat ditarik kesimpulan
Open Reduksi Internal Fiksasi ORIF adalah sebuah prosedur bedah medis, yang tindakannya mengacu pada operasi terbuka untuk mengatur tulang, seperti yang
diperlukan untuk beberapa patah tulang, fiksasi internal mengacu pada fiksasi sekrup dan piring untuk mengaktifkan atau memfasilitasi penyembuhan
BrunnerSuddart, 2003.
4.2 Tindakan Pembedahan ORIF Open Reduction And Internal Fixation a. Reduksi Terbuka
Insisi dilakukan pada tempat yang mengalami cedera dan diteruskan sepanjang bidang anatomi menuju tempat yang mengalami fraktur. Fraktur
diperiksa dan diteliti. Fragmen yang telah mati dilakukan irigasi dari luka. Fraktur direposisi agar mendapatkan posisi yang normal kembali. Sesudah reduksi
fragmen-fragmen tulang dipertahankan dengan alat ortopedik berupa: pin, skrup, plate, dan paku Wim de Jong,m, 2000.
1. Keuntungan
Reduksi Akurat, stabilitas reduksi tertinggi, pemeriksaan struktur neurovaskuler, berkurangnya kebutuhan alat imobilisasi eksternal, penyatuan
sendi yang berdekatan dengan tulang yang patah menjadi lebih cepat, rawat inap
Universitas Sumatera Utara