BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Vektor
Aedes aegypti merupakan vektor utama Demam Berdarah Dengue DBD di Indonesia sedangkan Aedes albopictus adalah vektor sekunder.
Aedes sp. berwarna hitam dan belang-belang sehingga sering disebut sebagai nyamuk harimau, lebih banyak menggigit manusia sehingga disebut bersifat
antropofilik. Nyamuk Aedes sp. sebagai vektor DBD sangat efektif, di samping rentan terhadap virus dengue juga bersifat multiple feeding yaitu mempunyai
kebiasaan menggigit beberapa orang secara berganti-ganti dalam jangka waktu yang singkat Sukowati, 2007.
2.2. Morfologi dan Siklus Hidup
Nyamuk Aedes sp. dewasa berukuran kecil, berwarna hitam dengan bintik putih di seluruh badan, kaki, dan sayap. Telurnya seperti sarang tawon, diletakkan
sedikit dibawah permukaan air jernih dengan jarak + 2,5 cm dari dinding tempat perindukan. Telur mempunyai dinding bergaris-garis dan gambaran kain kasa.
Telur dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu -2—42
Aedes sp. mengalami metamorfosis sempurna yaitu: telur-jentik- kepompong-nyamuk. Nyamuk betina menghisap darah untuk mematangkan telur
agar dapat dibuahi sperma. Telur yang dibuahi dapat menetas selama 3 hari. Setiap kali menghisap darah nyamuk ini mampu menelurkan 100 butir, 24 jam
kemudian nyamuk ini akan menghisap darah lagi dan kembali bertelur. Pada umumnya telur menetas dalam waktu + 2 hari, menjadi jentik, 6—8 hari,
berikutnya akan masuk ke stadium pupa, disusul 2—4 hari menjadi nyamuk. Pertumbuhan dari telur menjadi nyamuk dengan periode 9—10 hari. Umur
C, sedangkan larvanya mempunyai pelana yang terbuka dan gigi sisir berduri lateral. Jentik Aedes sp.
berukuran 0,5—1 cm, selalu bergerak aktif dalam air, pada waktu istirahat memiliki posisi hampir tegak lurus permukaan air.
Universitas Sumatera Utara
nyamuk betina di alam bebas kira-kira 10 hari sedangka n di laboratorium mencapai 2 bulan Soedarmo, 1988.
2.3. Sifat-sifat Nyamuk Aedes sp.
Aedes sp. berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Masa menggigitnya yang aktif ialah pada awal pagi
yaitu dari pukul 8 hingga 10 dan dari pukul 3 hingga 5 Judarwanto, 2007. Nyamuk ini mempunyai kebiasaan istirahat serta menggigit di dalam
rumah, hinggap di tempat yang bergantungan dan menyukai warna gelap. Kemampuan terbang nyamuk ini 40 meter untuk betina, dengan daya maksimal
100 meter. Secara pasif oleh angin dapat terbawa lebih jauh Satari, 2005. Tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. adalah:
1. Penampungan air sehari-hari bak mandi, drum, tempayan, ember. 2. Penampungan air bukan untuk sehari-hari vas bunga, tempat minum burung.
3. Penampungan air alami lubang pohon, kubangan, batok kelapa.
2.4. Penularan