2.6. Kebijakan pemerintah
Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit DBD, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah:
a. Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien yang menderita DBD.
b. Meminta direktur rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta
membebaskan seluruh biaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program PKPS-BBM atau program kartu sehat. SK Menkes
No. 143MenkesII2004 tanggal 20 Februari 2004. c. Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD.
d. Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena DBD. Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan
pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru pemantau jentik e. Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3 M
Menguras, Menutup, Mengubur. f. Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu RS di daerah , yang terdiri
dari unsur-unsur : - Ikatan Dokter Anak Indonesia
- Persatuan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia - Asosiasi Rumah Sakit Daerah
g. Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing Rp. 500 juta, di luar bantuan gratis ke rumah sakit.
h. Mengundang konsultan WHO untuk memberikan pandangan, dan bantuan teknis.
i. Menyediakan call center j. Melakukan Kajian Sero-Epidemiologis untuk mengetahui penyebaran virus
dengue Wahono, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior. Karena itu dari pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Notoatmodjo
mengungkapkan pendapat Rogers bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,
yakni: a. Awareness kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek b. Interest merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap
subjek sudah mulai terbentuk c. Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa
perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut di atas Notoatmodjo, 2007.
2.8. Tindakan