Tindakan Responden Pembahasan 1. Karakteristik Responden

penduduk sekitarnya. Data dari Puskesmas Medan Area Selatan menunjukkan bahwa program penyuluhan DBD terhadap penduduk sekitar dilakukan sekurang- kurangnya dua kali dalam satu bulan Yulianti, 2009. Pengetahuan tentang pencegahan dan pemberantasan Aedes sp. ini harus diketahui oleh masyarakat sejalan dengan penelitian yang menyatakan masyarakat membutuhkan pengetahuan yang lengkap mengenai DBD meliputi penyebab, gejala penyakit dan penularannya sehingga dapat melakukan pencegahan sederhana dirumah masing-masing Wahono, 2004. Hasil ini juga sesuai dengan penelitian oleh Laksmono 2008 dimana 72,3 responden di Kelurahan Grondol Wetan, Semarang memiliki pengetahuan yang baik tentang DBD dan pencegahannya. Semakin tinggi pengetahuan responden , semakin sedikit ditemukan larva Aedes sp. di kontainer mereka Erupsiana, 2007. Hasil analisis data dari wawancara mendalam yang dilakukan pada informan menggambarkan pengetahuan dan sikap responden dalam upaya pencegahan dan pemberantasan Aedes sp.. Pada dasarnya responden memiliki pengetahuan tentang cara pencegahan penyakit DBD dengan cukup baik, dan tahu bahwa gigitan nyamuk Aedes sp. yang menjadi sumber penularan penyakit ini. Walaupun demikian, pengetahuan tentang syarat dilakukan pengasapan atau fogging masih rendah dimana tidak ramai responden yang tahu bahwa pengasapan ini bukanlah tindakan rutin yang akan dikerjakan di sesuatu daerah, ianya hanya dilakukan diatas indikasi seperti terdapat minimal 2 orang positif terkena DBD di daerah tersebut, lebih 3 orang positif demam dan ditemukan jentik, atau adanya pasien meninggal akibat DBD di daerah itu.

5.2.3. Tindakan Responden

Walaupun umumnya responden telah memiliki pengetahuan yang baik, namun belum seluruh responden mengiringinya dengan tindakan yang baik pula. Keadaan ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran dari masyarakat masih kurang untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan nyamuk Aedes sp. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Suyasa 2006 yang mengatakan bahwa mempunyai pengetahuan yang baik, tidak berarti dapat diprediksikan tindakan Universitas Sumatera Utara yang bakal dilakukan akan baik. Hal ini bisa dilihat masih adanya tindakan masyarakat yang jarang melakukan kegiatan gotong-royong untuk membersihkan lingkungan di sekitar rumah. Hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Veronika 2001 di Kelurahan Padang Bulan serta Laksmono 2008 yang menyatakan bahwa sebagian besar responden memiliki tindakan yang sedang. Tindakan masyarakat dalam perlakuan 3M secara umum adalah baik karena di Indonesia sendiri, program PSN dengan kegiatan 3M, yakni Mengubur, Menguras dan Menutup benda-benda yang dapat menjadi media perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. sudah lama disosialisasikan yaitu sejak tahun 1992 lagi Kusriastuti, 2004. Banyak responden melaksanakan kegiatan menguras lebih dari dua minggu, hal ini dikarenakan bak mandi responden yang berukuran besar sehingga responden hanya akan menguras bak mandi ketika sudah terlihat keruh dan kotor Nugroho, 2009. Apabila kegiatan tindakan PSN DBD dilakukan oleh seluruh masyarakat secara terus-menerus dan berkesinambungan maka keberadaan jentik Aedes sp. dapat dibasmi, sehingga resiko penularan DBD dapat dikurangi. Untuk itu maka perlu dilakukan kegiatan- kegiatan di dalam masyarakat seperti kegiatan bulan bakti gerakan 3M, pemeriksaan jentik berkala dan penyuluhan kepada keluarga atau masyarakat Depkes RI, 2005. Mengingat nyamuk Aedes sp. tersebar luas di seluruh tanah air baik di rumah maupu n tempat-tempat umum maka untuk memberantasnya diperlukan tindakan peran serta seluruhnya masyarakat Siregar, 2004. Diharapkan sikap masyarakat untuk menguras TPA haruslah disertai dengan kesadaran sebagai tindakan menghilangkan jentik nyamuk Aedes aegypti, bukan sekadar untuk mengganti atau membuang air yang telah kotor karena nyamuk Aedes menyukai tempat perindukan pada lingkungan air yang bersih Soegijanto, 2004. Selain itu, diperlukan adanya peningkatan kesadaran masyarakat dengan penyuluhan terhadap ibu rumah tangga serta adanya kerjasama lintas program dan lintas sektor dalam melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk Sucipto, 2005. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan

2 87 83

Partisipasi Masyarakat dalam Program Keluarga Berencana (KB) Nasional di Kelurahan Sei Rengas Permata Kecamatan Medan Area Kota Medan

0 41 83

Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pemakaian Kondom Dalam Upaya Pencegahan Penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) Di Kota Medan Tahun 2010

3 40 99

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Wanita usia 20-65 tahun yang berada di Kelurahan Sei Rengas I Medan mengenai SADARI.

1 64 92

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pap Smear di Kelurahan Sei Kera Hilir II Medan Tahun 2010

2 48 70

Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit Tuberkulosis Pada Masyarakat Kelurahan Tanjung Rejo-Medan Tahun 2010

0 29 58

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit Tuberkulosis di rw 04 Kelurahan Lagoa Jakarta Utara Tahun 2013

5 35 128

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kelurahan Dayu.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kelurahan Dayu.

0 2 16

Tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat mengenai pencegahan penyakit demam berdarah dengue di kelurahan aur kuning bukittinggi.

0 1 74