Penularan Pencegahan dan Pemberantasan Aedes sp.

nyamuk betina di alam bebas kira-kira 10 hari sedangka n di laboratorium mencapai 2 bulan Soedarmo, 1988.

2.3. Sifat-sifat Nyamuk Aedes sp.

Aedes sp. berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Masa menggigitnya yang aktif ialah pada awal pagi yaitu dari pukul 8 hingga 10 dan dari pukul 3 hingga 5 Judarwanto, 2007. Nyamuk ini mempunyai kebiasaan istirahat serta menggigit di dalam rumah, hinggap di tempat yang bergantungan dan menyukai warna gelap. Kemampuan terbang nyamuk ini 40 meter untuk betina, dengan daya maksimal 100 meter. Secara pasif oleh angin dapat terbawa lebih jauh Satari, 2005. Tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. adalah: 1. Penampungan air sehari-hari bak mandi, drum, tempayan, ember. 2. Penampungan air bukan untuk sehari-hari vas bunga, tempat minum burung. 3. Penampungan air alami lubang pohon, kubangan, batok kelapa.

2.4. Penularan

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus betina. Cara penularan penyakit DBD adalah melalui gigitan nyamuk Aedes sp. yang mengigit penderita DBD kemudian ditularkan kepada orang sehat. Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musimalam serta perilaku manusia Wahono, 2004. Nyamuk betina menghisap darah manusia untuk mendapatkan protein bagi keperluan pembiakannya. Tiga hari selepas menghisap darah, ia akan menghasilkan hingga 100 butir telur yang halus seperti pasir. Nyamuk dewasa akan terus menghisap darah dan bertelur lagi. Apabila nyamuk betina menggigit atau menghisap darah orang yang menagalami infeksi dengue, virus akan masuk ke dalam tubuh nyamuk. Diperlukan waktu sembilan hari oleh virus dengue untuk Universitas Sumatera Utara hidup dan membiak di dalam air liur nyamuk. Apabila nyamuk yang terjangkit menggigit manusia, ia akan memasukkan virus dengue yang berada di dalam air liurnya ke dalam sistem aliran darah manusia. Setelah empat hingga enam hari atau yang disebut sebagai periode inkubasi, penderita akan mulai mendapat demam yang tinggi. Penularan mekanik juga dapat terjadi apabila nyamuk Aedes sp. betina sedang menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue diganggu, dan nyamuk itu segera akan menggigit orang lain pula. Hal ini menyebabkan virus yang terdapat di dalam nyamuk tersebut akan masuk ke dalam peredaran darah orang kedua tanpa memerlukan masa inkubasi. Seekor nyamuk yang sudah terjangkit akan membawa virus itu di dalam badannya sampai berakhir kehidupannya Judarwanto, 2007.

2.5. Pencegahan dan Pemberantasan Aedes sp.

Pendekatan terpadu terhadap pengendalian nyamuk sekarang ini adalah dengan menggunakan metode yang tepat lingkungan, biologi dan kimiawi yang aman, murah dan ramah lingkungan. Kegiatan pemberantasan vektor penular penyakit DBD meliputi: − penyelidikan epidemiologi, − penanggulangan fokus, − larvasiding, − pemeriksaan jentik berkala, − pemberantasan sarang nyamuk. 1. Penyelidikan Epidemiologi Penyelidikan Epidemiologi PE adalah kegiatan pencarian penderita atau tersangka DBD lainnya serta pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di rumah penderita atau tersangka dan rumah-rumah sekitarnya dengan radius sekurang- kurang 100 meter ± 20 rumah, serta tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penularan penyakit lebih lanjut. Kegiatan ini dilakukan oleh petugas Puskesmas. Universitas Sumatera Utara 2. Penanggulangan Fokus Penanggulangan fokus adalah kegiatan penyemprotan insektisida dan PSN-DBD serta penyuluhan pada masyarakat sekitar kasus dengan radius 200 meter, dilaksanakan 2 siklus dengan interval 7 hari oleh petugas. Penanggulangan fokus ini dilakukan dengan maksud untuk mencegah atau membatasi penularan penyakit. 3. Larvasiding Larvasiding adalah pemberantasan jentik dengan bahan kimia dengan menaburkan bubuk larvasida. Pemberantasan jentik Aedes sp. dengan bahan kimia terbatas untuk wadah peralatan rumah tangga yang tidak dapat dimusnahkan, dibersihkan, dikurangi atau diatur. Dalam jangka panjang penerapan kegiatan larvasiding sulit dilakukan dan mahal. Kegiatan ini tepat digunakan apabila surveilans penyakit dan vektor menunjukkan adanya periode berisiko tinggi dan di lokasi dimana wabah mungkin timbul. Menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk pelaksanaan larvasiding sangat penting untuk memaksimalkan efektifitasnya. Terdapat 2 jenis larvasida yang dapat digunakan pada wadah yang dipakai untuk menampung air minum TPA yakni: temephos Abate 1 dan Insect growth regulators pengatur pertumbuhan serangga Kegiatan larvasiding meliputi: • Abatisasi selektif Abatisasi selektif adalah kegiatan pemeriksaan tempat penampungan air TPA baik didalam maupun diluar rumah pada seluruh rumah dan bangunan di desa atau kelurahan endemis dan sporadik dan penaburan bubuk abate larvasida pada TPA yang ditemukan jentik dan dilaksanakan 4 kali setahun. Pelaksana abatisasi adalah kader yang telah dilatih oleh petugas Puskesnas. Tujuan pelaksanaan abatisasi selektif Universitas Sumatera Utara adalah sebagai tindakan sweeping hasil penggerakan masyarakat dalam PSN-DBD. • Abatisasi massal Abatisasi massal adalah penaburan abate atau altosid larvasida secara serentak diseluruh wilayah atau daerah tertentu disemua TPA baik terdapat jentik maupun tidak ada jentik di seluruh rumah atau bangunan. Kegiatan abatisasi massal ini dilaksanakan dilokasi terjadinya KLB DBD. Dalam kegiatan abatisasi massal masyarakat diminta partisipasinya untuk melaksanakan pemberantasan Aedes sp. di wilayah masing-masing. Tenaga diberi latihan sebelum melaksanakan abatisasi. 4. Pemeriksaan Jentik Berkala Kegiatan Pemeriksaan Jentik Berkala PJB merupakan kegiatan pengamatan dan pemberantasan terhadap vektor penular DBD. Definisi operasional PJB adalah kegiatan pemeriksaan pada tempat penampungan air dan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes sp. untuk mengetahui adanya jentik nyamuk tersebut yang dilakukan secara teratur 3 bulan sekali. Sasaran wilayah kegiatan PJB adalah rumah dan tempat umum. 5. Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN DBD Cara memberantas nyamuk Aedes sp. yang tepat guna ialah dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN yaitu kegiatan memberantas jentik di tempat berkembangbiaknya baik dengan cara kimia, yaitu dengan larvasida, biologi dengan cara memelihara ikan pemakan jentik atau dengan bakteri ataupun dengan cara fisik yang kita kenal dengan kegiatan 3M Menguras, Menutup, Mengubur yakni menguras bak mandi, menutup TPA rumah tangga tempayan, drum serta mengubur atau memusnahkan barang-barang bekas. Utama, 2007 Universitas Sumatera Utara

2.6. Kebijakan pemerintah

Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan

2 87 83

Partisipasi Masyarakat dalam Program Keluarga Berencana (KB) Nasional di Kelurahan Sei Rengas Permata Kecamatan Medan Area Kota Medan

0 41 83

Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan Pemakaian Kondom Dalam Upaya Pencegahan Penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) Di Kota Medan Tahun 2010

3 40 99

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Wanita usia 20-65 tahun yang berada di Kelurahan Sei Rengas I Medan mengenai SADARI.

1 64 92

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Pap Smear di Kelurahan Sei Kera Hilir II Medan Tahun 2010

2 48 70

Tingkat Pengetahuan Tentang Penyakit Tuberkulosis Pada Masyarakat Kelurahan Tanjung Rejo-Medan Tahun 2010

0 29 58

Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan penyakit Tuberkulosis di rw 04 Kelurahan Lagoa Jakarta Utara Tahun 2013

5 35 128

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kelurahan Dayu.

0 1 18

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Masyarakat Terhadap Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kelurahan Dayu.

0 2 16

Tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan masyarakat mengenai pencegahan penyakit demam berdarah dengue di kelurahan aur kuning bukittinggi.

0 1 74