Mekanisme Kerja Obat Analgetik Instrumen Pengukur Nyeri

Gambar 2. Skematik preemptif analgesik dengan penekanan pada pencegahan sensitisasi sistem saraf selama perioperatif. Tipe nyeri tanpa intervensi ditunjukkan pada gambar A, dimana tergambar nyeri saat awal pembedahan dan selanjutnya berkembang menjadi hipersensitifiti. Gambar B, analgesia diberikan setelah sensitisasi dapat menurunkan nyeri sedikit tetapi tidak memiliki keuntungan jangka panjang. Pada gambar C, analgesia diberikan sebelum pembedahan membatasi nyeri dari mulai rangsangan dan menurunkan hipersensitifiti selanjutnya. Yang paling efektif adalah gambar D.

2.9. Mekanisme Kerja Obat Analgetik

Obat analgetik dibagi dalam 2 golongan utama, yaitu yang bekerja di perifer dan yang bekerja di sentral. Obat golongan Anti Inflamasi Nonsteroidal AINS bekerja di perifer dengan cara menghambat pelepasan mediator sehingga aktifitas enzim siklooksigenase terhambat dan sintesa prostaglandin tidak terjadi. Pada golongan analgetik opioid. bekerja di sentral dengan cara menempati reseptor di kornu dorsalis medula spinalis sehingga terjadi penghambatan pelepasan transmiter dan perangsangan ke saraf spinal tidak terjadi. 9 Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Mekanisme kerja obat analgetik Universitas Sumatera Utara inflamasi Kerusakan saraf AINS Pelepasan mediator Algogen Sitokoin, neurokin Kontrol dari peptide, reseptor, dll Lokal anastesi Eksitasi sensori neuron Gambar 4. Tempat kerja obat analgetik 32 Obat anti inflamatori nonsteroid menghambat siklooksigenase, tanpa menghambat proses lipooksigenese. Obat AINS menginduksi peningkatan ambilan asam arakhidonat yang dilepaskan oleh membran polinuklear, dengan tujuan mengurangi fraksi-fraksi utama yang dapat dimetabolisme oleh enzim lipooksigenase. 52 Perangsangan saraf spinal Eksitasi transmisi neuron Pelepasan transmiter di kornu dorsalis NYERI Opiat Universitas Sumatera Utara MEMBRAN FOSFOLIPID + - Fosfolipase A2 Kortikosteroid ASAM ARAKHIDONAT Enzim siklooksigenase Enzim lipooksigenase - AINS PGE2 Prostasiklin Tromboksan A2 Leukotrien Ket + = memperkuat, - = penghambatan Gambar 5. Pengaruh obat AINS dan Kortikosteroid 53 Universitas Sumatera Utara

2.10. Instrumen Pengukur Nyeri

Untuk bisa mengobati nyeri pada anak dengan baik, penilaian secara periodik terhadap nyeri serta derajat rasa sakit yang dirasakan dan respons anak terhadap pengobatan perlu selalu diperhatikan. Untuk menilai rasa nyeri pada anak telah tersedia berbagai perangkat penilaian yang dapat dipercaya, valid, dan sensitif. Semua perangkat itu mempunyai kemampuan untuk digunakan pada anak baik neonatus maupun dewasa muda. Di rumah sakit, nyeri dan respons terhadap pengobatan termasuk reaksi ikutan pada pengobatan, harus dipantau secara berkala dan dilaporkan secara baik. 5-7 Nyeri dapat dinilai atau diperiksa dengan menggunakan beberapa perangkat, antara lain berupa laporan pasien,observasi prilaku, pengukuran fisiologis, tergantung pada usia anak dan kemampuan komunikasinya. Akurasi penilaian rasa nyeri akut pada anak membutuhkan pertimbangan atau perhatian khusus terhadap fluktuasi dan kemajemukan persepsi anak terhadap rasa sakit. Karena respons terhadap rasa nyeri merupakan tampilan yang subjektif, biasanya laporan atau keluhan pasien lebih disukai, namun perlu diperhatikan bahwa anak umur antara 3-7 tahun mempunyai kemampuan untuk menyatakan keluhan bahkan sebelum kita tanyakan rincian lokasi, kualitas, intensitas dan toleransinya sampai selesai ditelusuri. 5-7,54,55 Ekspresi nyeri menunjukkan status fisik dan emosi, pola reaksi dan kadang-kadang juga merupakan gaya seseorang dalam bereaksi yang mungkin saja menimbulkan salah pengertian penilai. Nyeri yang dirasakan oleh anak dengan masalah kesehatan tertentu atau gangguan perkembangan sering sulit dinilai dengan tepat. Penilaian yang hati-hati dan teliti perlu dilakukan saat berkomunikasi dengan anak bermasalah, misalnya pada anak dengan gangguan kognitif, gangguan emosi berat, atau anak dengan gangguan motorik atau sensorik. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa penilaian nyeri pada anak harus mencakup beberapa Universitas Sumatera Utara aspek nyeri, yaitu lokasi, karakteristik, durasionset, frekuensi, kualitas, intensitas dan adanya faktor pencetus. 5-7,54,55 Perangkat penilaian rasa nyeri pada anak terdiri atas beberapa jenis, seperti: 5,54-55 a Keluhan laporan sendiri ‐ Deskripsi rasa sakit berupa jenis dan intensitas nyeri ‐ Peringkat nyeri dengan skala tertentu b Pemeriksaan dengan skala observasi ‐ Verbalisasi ‐ Ekspresi wajah ‐ Bahasa tubuh ‐ Status emosional c Penilaian parameter fisiologik ‐ Frekuensi denyut nadi jantung ‐ Frekuensi nafas ‐ Tekanan darah d Laporan orang tua dan perawat ‐ Terdapat banyak variasi dari laporan orang tua atau perawat ‐ Penting atau berguna untuk anak dengan gangguan kognitif yang tidak memungkinkan baginya memberikan keluhan yang jelas. Penilaian dan pemeriksaan nyeri pada anak seharusnya dilakukan dengan menyesuaikan pada tahap perkembangan anak. Semua pasien anak perlu dilakukan penilaian, dan diharapkan rasa nyeri pada anak dapat dikomunikasikan dengan kata-kata, ekspresi dan atau perilaku menangis, melindungi satu bagian tubuhnya atau menyeringai. Prinsip penilaian nyeri QUEST Baker dan Wong, 1987 banyak membantu proses penilaian nyeri pada anak. Prinsip ini meliputi: 5,7,54-55 ‐ Question the child Universitas Sumatera Utara ‐ Use pain rating scales ‐ Evaluate behavior and physiological changes ‐ Secure parents involvement ‐ Take cause of pain into account Pada anak yang lebih besar dapat digunakan beberapa cara antara lain: 5,54-55 ‐ Anak kurang dari 3 tahun atau yang sulit untuk berkomunikasi dapat digunakan skala observasi FLACC Faces, Legs, Activity, Cry, dan Consolability ‐ Anak diatas 3 tahun dapat digunakan skala wajah Wong-Baker ‐ Anak diatas 5 tahun mungkin dapat menggunakan kata-kata seperti kena api, atau seperti dicubit, dan lain-lain ‐ Sedangkan pada anak diatas 6 tahun yang diharapkan dapat mengerti konsep urutan atau tingkatan, dapat digunakan skala numerik, warna atau kata untuk menyatakan derajat rasa sakitnya. Skala Nyeri Skala ini sebaiknya dibuat dan secara fisik serta emosional sesuai untuk pasien yang akan diperiksa. Dikenal banyak skala yang dapat digunakan, namun pada umumnya digunakan perangkat dengan skala 0- 10, dapat berupa: 5,54-55 ‐ Skala visual yang banyak menggunakan gambar anatomi baik wajah atau lainnya untuk menerangkan lokasi dan derajat rasa sakit seperti skala Wong-Baker . Skala ini penting untuk mereka yang tidak mampu menyatakan perasaannya dengan kata-kata. Skala wajah Wong-Baker banyak digunakan untuk anak-anak, khususnya yang berusia diatas 3 tahun. Skala ini juga banyak digunakan pada anak lebih besar bahkan untuk orang dewasa dimana mereka sulit menyatakan rasa sakitnya karena kendala bahasa. Perlu dijelaskan pada pasien bahwa setiap wajah Universitas Sumatera Utara menyatakan seseorang yang menyatakan “tidak sakit”, “sedikit sakit” atau “sakit sekali”. ‐ Skala verbal digunakan dengan memakai kata-kata tidak sakit, sedang atau sangat sakit untuk membantu menyatakan intensitas atau derajat beratnya sakit. Penilaian ini berguna karena parameter yang digunakan bersifat relatif dan penilai harus menilai sendiri fokus yang paling menonjol. ‐ Skala numerik memberikan kuantifikasi pada rasa sakit dengan melakukan penggolongan terhadap rasa sakit, dengan sistem skor atau dikombinasikan dengan kata-kata.

2.11. Parasetamol