Tinjauan Ekonomi Tanaman Jagung Zea mays L.

Benih jagung merupakan biji tanaman jagung yang tumbuh menjadi tanaman muda. Selanjutnya, tanaman muda tersebut menjadi tanaman dewasa yang dapat menghasilkan bunga dan berbuah. Benih jagung dapat dikatakan pula sebagai ovul biji masak yang terdiri dari embrio tanaman, jaringan cadangan makanan, dan selubung penutup yang berbentuk vegetatif. Untuk menghasilkan tanaman dewasa dengan produksi maksimal, salah satunya melalui penggunaan benih bermutu. Penggunaan mutu benih berkualitas menjadi faktor penting dalam menghasilkan produktivitas tinggi Purnomo dan Hartono, 2007. Untuk mendapatkan tanaman dengan produksi tinggi dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit maka sekarang ini banyak digunakan verietas unggul yang diperoleh dari hasil persilangan dua induk yang bersifat baik. Saat ini verietas unggul jagung sudah cukup banyak. Varietas unggul ini dapat dikelompokan menjadi dua yaitu, varietas bersari bebas dan varietas hibrida. Varietas bersari bebas memiliki sumber genetik yang luas sehingga bersifat mantap dan mempunyai daya adaptasi yang luas. Adapun keuntungan menggunakan varietas bersari bebas adalah harga benih relatif murah dan dapat ditanam beberapa kali tanpa mengalami degenerasi atau perubahan generasi. Sementara keuntungan varietas hibrida adalah potensi hasilnya lebih tinggi serta pertumbuhan dan hasil lebih seragam. Sayangnya harga benih varietas hibrida lebih mahal Najiyarti dan Danarti, 1999.

2.2. Tinjauan Ekonomi Tanaman Jagung Zea mays L.

Produksi jagung yang berupa biji jagung dapat dikomsumsi oleh manusia, baik itu disajikan dalam bentuk makanan, maupun diproses terlebih dahulu Universitas Sumatera Utara menjadi beras ataupun tepung. Sedangkan konsumsi dari produksi jagung yang diperlukan secara tidak langsung oleh manusia ialah jagung untuk makanan ternak Aak, 1993. Kebutuhan jagung dalam negeri tergolong tinggi. Untuk kebutuhan pakan jagung merupakan komponen sumber energi utama yaitu sekitar 40-60 dari komposisi pakan. Untuk menggantikan jagung dengan sumber lain tidak mudah karena perbedaan nutirisi, harga jagung yang relatif murah dibandingkan sumber energi lain dan pasar bahan baku lain kecuali beras belum berkembang sebaik jagung, dengan demikian subtitusi jagung dengan bahan lainnya juga terbatas jumlahnya Amang, 1993. Untuk mengurangi ketergantungan impor dan sekaligus meningkatkan pendapatan petani pemerintah Sumatera Utara berupaya meningkatkan produksi dan produktivitas jagung. Swasembada jagung harus dicapai. Upaya mencapai swasembada jagung dilakukan antara lain dengan mengupayakan produktivitas jagung petani terus meningkat yang bisa diperoleh dari pemakaian bibit berkualitas dan perluasan areal tanaman. Saat ini rata rata produktivitas di Sumut 33,84 kwtahun memang sudah di atas yang dihasilkan secara nasional 33,44 kwtahun. Untuk mengejar swasembada bahkan surplus, Sumut menargetkan produktivitas jagung petani sudah bisa mencapai 70 kwhektar dalam kurun waktu yang tidak lama lagi. Sementara luas areal tanaman jagung juga akan ditingkatkan dari sekitar 200 ribu hektar yang sudah ada pada saat ini Pemprovsu, 2007. Sentra produksi jagung masih didominasi di Pulau Jawa, yaitu sekitar 65, sedangkan di luar pulau Jawa hanya sekitar 35. Hingga tahun 2003, produksi jagung di dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan. Untuk Universitas Sumatera Utara menutupi kekurangannya, pemerintah mengimpor jagung dari beberapa negara produsen. Padahal, sejak tahun 2001 pemerintah telah menggalakkan sebuah program yang dikenal dengan sebutan Gema Palagung Gerakan Mandiri Padi, Kedelai, dan Jagung. Dengan adanya program tersebut, ternyata memang dapat memacu petani untuk meningkatkan produktivitasnya dan terbukti dapat meningkatkan produksi jagung dalam negeri, tetapi tetap belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri Purnomo dan Hartono, 2003. Dari sisi pasar, potensi pemasaran jagung terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya industri peternakan yang pada akhirnya akan meningkatkan permintaan jagung sebagai campuran pakan ternak. Selain bahan pakan ternak, saat ini juga berkembang produk pangan dari jagung dalam bentuk tepung jagung di kalangan masyarakat. Produk tersebut banyak dijadikan bahan baku untuk pembuatan produk pangan. Dengan gambaran potensi pasar jagung tersebut, tentu membuka peluang bagi petani untuk menanam jagung atau meningkatkan produksi jagung. Potensi pasar jagung di Indonesia pun semakin terbuka luas setelah adanya larangan impor jagung dari beberapa negara karena terindikasi membawa bibit penyakit mulut dan kuku Purnomo dan Hartono, 2003. Keuntungan bertanam jagung ternyata sangat besar. Selain biji sebagai hasil utama, batang jagung merupakan bahan pakan ternak yang sangat potensial. Dengan demikian, dalam pengusahaan jagung selain mendapat biji atau tongkol jagung, masih ditambah lagi dengan brangkasannya yang juga memiliki nilai ekonomi tinggi Aak,1993. Universitas Sumatera Utara Hampir seluruh bagian tanaman jagung memiliki nilai ekonomis. Secara umum, beberapa manfaat bagian bagian tanaman jagung dijelaskan sebagai berikut:  Batang dan daun muda untuk pakan ternak.  Batang dan daun tua setelah panen untuk pupuk hijau atau kompos.  Batang dan daun kering untuk kayu bakar.  Batang jagung untuk lanjaran turus.  Batang jagung untuk pulp bahan kertas.  Buah jagung muda untuk sayuran, perkedel, bakwan, dan sambal goreng. Purnomo dan Hartono, 2003.

2.3. Landasan Teori