Tinjauan Agronomi Tanaman Jagung Zea mays L.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Agronomi Tanaman Jagung Zea mays L.

Tanaman jagung termasuk dalam famili graminae, dengan sistematika taksonomi sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Sub divisio : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Poales Famili : Poacea Graminae Genus : Zea Species : Zea mays L. Rahmat Rukmana, 1997. Gambar 2.1 Tanaman Jagung Gambar 2.2 Buah Jagung Universitas Sumatera Utara Sejak ribuan tahun yang lalu tanaman jagung yang berasal dari Amerika sudah ditanam dan telah dibudidayakan di Peru Dan Meksiko, dan berkembang terutama di daerah Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Akhirnya jagung berkembang ke Spanyol, Portugis, Prancis, Italia, dan bagian utara Afrika. Pada awal abad keenam belas menyebar ke India dan Cina. Di Indonesia yang pertama kali membawa tanaman jagung adalah orang-orang Portugis dan Spanyol. Setelah itu jagung merupakan tanaman penting kedua setelah padi dan sebagian besar banyak ditanam di Pulau Jawa, terutama di Jawa Timur Suprapto, 1986. Tanaman jagung cocok ditanam di Indonesia, karena kondisi tanah dan iklim yang sesuai. Di samping itu tanaman jagung tidak banyak menuntut persyaratan tumbuh serta pemeliharaannya lebih mudah, maka wajar jika banyak petani yang selalu mengusahakan lahannya dengan tanaman jagung Aak, 1993. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus, hampir berbagai macam tanah dapat diusahakan untuk tanaman jagung. Tetapi jagung yang ditanam pada tanah gembur, subur dan kaya akan humus dapat memberi hasil dengan baik. Di samping itu drainase dan aerasi yang baik serta pengolahan yang bagus akan membantu keberhasilan usaha pertanaman jagung Aak, 1993. Mutu benih didasarkan pada mutu genetik, fisik, dan fisiologi. Mutu genetik menyangkut kontaminasi dengan benih tanaman atau varietas lain. Mutu fisik benih dicerminkan oleh tingkat kebersihan benih dari sisa tanaman, tangkai, batang, pecahan benih yang ukurannya kurang dari separo benih, atau kerikil. Sementara mutu fisiologi benih diukur dari tingkat viabilitasnya, termasuk daya kecambah dan vigor Adisarwanto dan Erna, 2000. Universitas Sumatera Utara Benih jagung merupakan biji tanaman jagung yang tumbuh menjadi tanaman muda. Selanjutnya, tanaman muda tersebut menjadi tanaman dewasa yang dapat menghasilkan bunga dan berbuah. Benih jagung dapat dikatakan pula sebagai ovul biji masak yang terdiri dari embrio tanaman, jaringan cadangan makanan, dan selubung penutup yang berbentuk vegetatif. Untuk menghasilkan tanaman dewasa dengan produksi maksimal, salah satunya melalui penggunaan benih bermutu. Penggunaan mutu benih berkualitas menjadi faktor penting dalam menghasilkan produktivitas tinggi Purnomo dan Hartono, 2007. Untuk mendapatkan tanaman dengan produksi tinggi dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit maka sekarang ini banyak digunakan verietas unggul yang diperoleh dari hasil persilangan dua induk yang bersifat baik. Saat ini verietas unggul jagung sudah cukup banyak. Varietas unggul ini dapat dikelompokan menjadi dua yaitu, varietas bersari bebas dan varietas hibrida. Varietas bersari bebas memiliki sumber genetik yang luas sehingga bersifat mantap dan mempunyai daya adaptasi yang luas. Adapun keuntungan menggunakan varietas bersari bebas adalah harga benih relatif murah dan dapat ditanam beberapa kali tanpa mengalami degenerasi atau perubahan generasi. Sementara keuntungan varietas hibrida adalah potensi hasilnya lebih tinggi serta pertumbuhan dan hasil lebih seragam. Sayangnya harga benih varietas hibrida lebih mahal Najiyarti dan Danarti, 1999.

2.2. Tinjauan Ekonomi Tanaman Jagung Zea mays L.