pedagang pengumpul. Petani yang menjual jagung kepada agen disebabkan petani terikat dalam hal pinjaman modal baik berupa uang, maupun input-input produksi.
Dalam hal ini terjadi hubungan timbal balik antara petani dengan agen dimana petani meminjam modal untuk usahatani jagung dari agen dan harus menjual
jagung kepada agen untuk melunasi hutang-hutangnya. Sedangkan peranan kilang gudang dalam mata rantai pemasaran jagung
didaerah penelitian adalah : 1.
Sebagai tempat penampung jagung 2.
Sebagai jasa pemipilan jagung 3.
Sebagai jasa penyimpanan 4.
Kadang sebagai pemberi pinjaman Saprodi bagi petani jagung. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan terdapat 4 jenis saluran
pemasaran jagung di daerah penelitian.
a. Saluran I
Keterangan : = Pelaksanaan fungsi pemasaran
Gambar 5.1. Saluran I Pemasaran Jagung
Pada saluran pertama Gambar 5.1, petani terlebih dahulu membawa jagung ke kilang untuk dipipil. Kemudian petani menjual jagung pipil kering ini
kepada agen. Agen menjual jagung pipil kepada pedagang pengumpul. Dari Petani
Jagung Kilang
Ped. Pengecer
PT. Pokhan Charoen
Agen Pedagang
Pengumpul
Pedagang Besar
Konsumen
Universitas Sumatera Utara
pedagang pengumpul jagung pipil ini di jual kepada pedagang besar. Dari pedagang besar jagung dijual ke PT. Pokphan di Medan. Di pabrik ini jagung
pipil kering diolah menjadi pakan atau ransum. Oleh pabrik pengolahan jagung pipilan kering tersebut diolah dengan bahan tambahan lain suplemen seperti
dedak 10, kedelai 21,5, bungkil kelapa 3, tepung ikan 10, mineral 0,5, namun jagung merupakan komposisi utama sebanyak 55 .
Selanjutnya pabrik menjual pakan ternak kepada distributor atau pedagang pengecer di dalam dan di luar kota Medan. Pedagang pengecer masing-masing
kota menjual ransum atau pakan ternak ini kepada konsumen. Untuk mengetahui biaya dari masing-masing lembaga pemasaran, dapat dilihat berdasarkan saluran
pemasaran jagung yang ada. Umumnya petani tidak menjual jagung langsung kepada pabrikan karena
takut terjadi monopoli harga dari perusahaan. Yang menjadi pabrik pengolahan dari pemasaran jagung pada saluran I ini adalah PT. Pokphan Charoen. Pabrikan
ini membeli jagung dari kelurahan Tigabinanga melalui pedagang besar yang telah memiliki kontrak kerjasama terlebih dahulu dengan perusahaan. Pembelian
ini dilakukan dengan membuat kontrak perjanjian antara pabrik sebagai pembeli dengan pedagang besar. Di dalam kontrak perjanjian tertera syarat-syarat jagung
yang akan dibeli dan biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh pabrik. Dari pabrik jagung yang telah diolah menjadi ransum di jual ke pedagang pengecer untuk di
salurkan ke konsumen.
Universitas Sumatera Utara
b. Saluran II
Keterangan : = Pelaksanaan fungsi pemasaran
Gambar 5.2. Saluran II Pemasaran Jagung
Pada saluran ke dua Gambar 5.2, petani terlebih dahulu membawa jagung ke kilang untuk dipipil. Kemudian petani menjual jagung pipil kering ini
kepada agen. Agen menjual jagung pipil kepada pedagang pengumpul. Dari pedagang pengumpul jagung pipil ini di jual ke pedagang besar.
Pada saluran dua ini, pedagang besar menjual jagung pipil ke pabrik penggilingan untuk diolah menjadi tepung kagung, jagung giling ataupun jagung
bulat. Berbeda dengan Pokphan pabrik penggilingan ini mengolah jagung tanpa menggunakan bahan tambahan. Pedagang besar tidak memiliki kontrak untuk
menjual jagung tersebut ke pabrik penggilingan ini. Selanjutnya, pedagang pengecer membeli jagung olahan dari pabrikan dan menjualnya kepada
konsumen. Petani
Jagung Kilang
Ped. Pengecer
Pabrik Penggilingan
Agen Pedagang
Pengumpul
Pedagang Besar
Konsumen
Universitas Sumatera Utara
c. Saluran III