Topologi Jaringan Transmisi SDH

SDH digunakan dalam Transit Exchanges, dimana semua input dan output adalah terhubung ke exchanges yang lain. 2. SDH Add-Drop Multiplexer – SDH Add-Drop Multiplexer ADM dapat menambahkan atau mengurangi setiap frame yang dimultiplexkan sehingga menjadi 1.544Mb. Di bawah level ini, standard TDM dapat dibentuk . SDH ADMs juga dapat berfungsi untuk SDH Crossconnect dan juga digunakan pada End Exchanges dimana channel-channel dari subscriber-subscriber dihubungkan ke core PSTN network [1].

2.2.1 Topologi Jaringan Transmisi SDH

Ada 2 level penggunaan elemen-elemen jaringan SDH dalam jaringan transmisi: 1. Jaringan Akses Access Network untuk mengkombinasikan dan mendistribusikan layanan-layanan yang menggunakan semua jenis bit rate 64 kbps, VC-12, VC-3, VC-4 dan dengan bit rate transmisi STM-1, STM-4, STM-16 dan STM-64. 2. Level Transport untuk transmisi sinyal-sinyal STM-1 STM-4, STM-16 dan STM-64 serta node-node jaringan dengan sistem Cross-Connect yang menggunakan semua jenis bit rate VC-12, VC-3 dan VC-4. Elemen jaringan SDH terdiri perangkat terminal Multiplexer, ADDDrop Multiplxer, Digital Cross Connect, sejumlah regenerator, dan sepasang core serat optik TX dan RX. Topologi jaringan SDH dapat dilihat pada Gambar 2.2 [1]. Gambar 2.2 Topologi Jaringan SDH Universitas Sumatera Utara Berbagai macam aplikasi yang digunakan dalam SDH yaitu: 1. Aplikasi terminal point to point end Gambar 2.3 berikut merupakan Topologi point-to-point yang hanya cocok untuk trafik rendah dan pelanggan yang terkonsentrasi atau tidak menyebar. Kelemahan dari topologi ini adalah tidak adanya proteksi yang cukup. Gambar 2.3 Topologi Point to point tanpa Proteksi Untuk meningkatkan keamanan jaringan bisa dilakukan peningkatan kehandalan sistem yaitu dengan menggunakan 1 + 1 MSP Protected point-to- point seperti yang terlihat pada Gambar 2.4. Jika jarak antar terminal cukup jauh sehingga daya optik turun sampai di bawah sensistifitas detektor optik, maka perlu ditambahkan Optical Amplifier atau regenerator optik [1]. Gambar 2.4 Konfigurasi Jaringan 1+1 MSP Protected Point-to-Point 2. Aplikasi Linear AddDrop Linear Add drop ini digunakan apabila sebuah jaringan terdapat lebih dari 2 terminal. Sinyal dari perangkat terminal asal selain diturunkan di terminal Universitas Sumatera Utara berikutnya oleh terminal ini pula diteruskan ke terminal selanjutnya. Konfigurasi jaringan Linear AddDrop dapat dilihat pada Gambar 2.5 [1]. Gambar 2.5 Konfigurasi Jaringan Linear AddDrop 3. Aplikasi Jaringan Ring Tipuan Folded Apabila terminal akhir dalam suatu jaringan dihubungkan kembali dengan serat optik pada kabel yang sama ke stasiun awal, maka seolah-olah membentuk jaringan Ring atau Ring tipu-tipuan Folded Ring. Berikut Gambar 2.6 Konfigurasi Jaringan Folded Ring [1]. Gambar 2.6 Konfigurasi Jaringan Folded Ring 4. Aplikasi Ring Perangkat ADM 161 ini mampu memberikan Jaringan Ring dengan jumlah nodes 2 sampai dengan 16. Gambar 2.7 Konfigurasi Jaringan Ring [1]. Gambar 2.7 Konfigurasi Jaringan Ring Universitas Sumatera Utara

2.2.2 Sistem Proteksi 2-Fiber MS-SP Ring