Dearah Jasuka Backbone Segment Kabel Laut Submarine

Dense Wavelength Division Multiplexing DWDM adalah suatu metoda untuk menyisipkan sejumlah kanal atau panjang gelombang melalui satu fiber optik. DWDM mengoptimalkan penggunaan fiber yang terpasang dan memungkinkan service baru secara cepat dan mudah disediakan pada infrastruktur fiber eksisting. DWDM menawarkan multiplikasi bandwidth bagi operator pada pasangan fiber yang sama [6]. Adapun prinsip kerja DWDM sebagai berikut: a. Bandwidth dari laser yang dimodulasi adalah: 10-50 MHz b. Tipe Guard band : 0.4 –1.6 nm c. 80 nm atau14 THz 1300 nm band d. 120 nm atau 15 THz 1550 nm e. Bentuk discrete wavelengths dari tiap kanal dapat dimodulasi, routed dan switched secara individu Operasi ini membutuhkan perangkat pasif dan aktif yang berbeda-beda. Keuntungan-keuntungan dalam penerapan DWDM antara lain: 1. Penghematan penggunaan sumber daya core optik, terutama jaringan kabel optik yang hanya memiliki kapasitas core yang kecil. 2. Kemampuan penyaluran transport network yang sangat tinggi, sehingga mampu menekan biaya investasi dan pemeliharaan perangkat. Transparansi format dan bit rate tidak merubah formatbit rate, hanya menyalurkan sehingga penyaluran data, gambar dan suara tetap menggunakan jaringan transpor yang umum [6].

3.2 Dearah Jasuka Backbone

Jasuka Backbone merupakan tulang punggung transmisi serat optik yang meliputi Jawa-Sumatera-Kalimantan. Jaringan transport backbone teknologi DWDM yang diimplementasikan dengan kapasitas maksimum 32 lambda λ dengan bit rate = 10 Gbps STM-64 λ dan initial kapasitas 2λ. Gambar 3.2 Peta Jasuka Ring 1 dan Ring 2. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 Peta JASUKA Ring I dan II Ring I meliputi : Semanggi – Tanjung Pakis – Tanjung Pandan – Pontianak – Batam - Dumai – Duri - Pekanbaru – Rengat - Jambi – Palembang – BatuRaja – Bandar Lampung – Cikupa – Jakarta. Terrestrial DWDM system diaplikasikan di Dumai – Duri - Pekanbaru – Rengat - Jambi – Palembang – Batu Raja - Bandar Lampung – Cikupa – Semanggi - Tanjung Pakis. Ring-2 meliputi : Medan – Pematang Siantar – Balige – Sibolga – Padang Sidempuan – Kotanopan – Lubuk Sikaping – Lubuk Basung – Padang – Bukit Tinggi – Pekan Baru – Rantau Prapat – Kisaran – Tebing Tinggi – Medan. Peta rute JASUKA Ring I, dimana terdapat dua segment SKKL Sistem Komunikasi Kabel Laut baru yaitu antara Batam – Pontianak sebagai Sub- Segment 2 dan Tanjung Pandan - Tanjung Pakis sebagai Sub-Segment 1. Gambar 3.3 Diagram Hubungan antara Jasuka Ring 1 dan Ring 2 dengan titik terminal berada pada Pekan Baru. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3 Diagram hubungan antara JASUKA Ring I dan Ring II Daftar singkatan nama station : BTM : Batam MDN : Medan DMI : Dumai TBT : Tebing Tinggi DRI : Duri PMS : Pematang Siantar PBR : Pekanbaru BLG : Balige RGT : Rengat SBG : Sibolga JB : Jambi PDS : Padang Sidempuan PG : Palembang KNP : Kotanopan BTA : Batu Raja LBS : Lubuk Basung BDL : Bandar Lampung LSK : Lubuk Sikaping CKA : Cikupa PD : Padang SMI-2 : Semanggi 2 BKT : Bukit Tinggi Tj- PK : Tanjung Pakis KIS : Kisaran TJP : Tanjung Pandan PTK : Pontianak

3.3 Segment Kabel Laut Submarine

Gambar 3.4 menunjukkan diagram sistem kabel laut Ring I JASUKA dengan menggunakan teknologi DWDM 10 Gbps per lambda. Kapasitas total per fiber pair sebesar 16 lambda 160 Gbps, dengan kapasitas desain total ultimate 320 Gbps dengan menggunakan 2 fiber pair. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.4 Peta SKKL JASUKA Ring I LTE Line Terminal Equipment yang digunakan untuk JASUKA segment laut adalah NEC T160M yang mampu menyediakan kapasitas 16 lambda. LTE NEC T160M menyediakan fungsi Multilpex Demultiplex lambda dan transponder yang dilengkapi error correction function FEC pada modul Submarine Line Terminating Modules SLTM [7]. Di station Tanjung Pandan, Pontianak dan Batam, modul SLTM dihubungkan ke interface SIE SIEMENS STM-64. Proteksi MS-Spring disediakan melalui SIE SIEMENS tersebut untuk mendapatkan realibilitas sistem yang tinggi. JASUKA dilengkapi Wet Plan Supervisory System untuk memonitor kondisi serat optik dan repeater yang digunakan, Power Feeding Equipment PFE NEC – NPW1000 untuk menyediakan catuan DC untuk repeater, dan Element Management System EMS. Network Management System NMS digabung bersama perangkat SIE digunakan untuk control dan mengatur manage bagian – bagian dari sistem SKSOSKKL JASUKA. Gambar 3.5 menunjukkan Konfigurasi Sistem JASUKA Ring I SS1 dan SS2 [7]. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.5 Konfigurasi Sistem JASUKA Ring I SS1 dan SS2 PFE terdapat di station Tanjung Pandan, Tanjung Pakis dan Batam, sedangkan untuk Pontianak berada dekat dengan lokasi Beach Man Hole. Jumlah repeater Qty untuk Sub-segment1 berjumlah 3 repeater, sedangkan untuk Sub- segment2 berjumlah 6 repeater. Seperti yang terlihat pada Gambar 3.6 berikut merupakan Straight Line Diagram SLD Repeater. Tiap repeater akan terpasang pada jarak 80-100 km [7]. Gambar 3.6 Straight Line Diagram SLD Repeater

3.4 Segment Kabel Darat Terrestrial