Optical Cross-connect SYNCHRONOUS DIGITAL HIERARCHY SDH DAN DENSE

2.7 Regenerator Optical Amplifier

Adapun yang menjadi bagian dari regeneratorOptical Amplifier dalam DWDM ini yaitu : 1. Pre-amplifier Ditempatkan persis sebelum receiver, untuk menaikkan kekuatan signal; sesuai dengan rentang sensitivitas receiver. 2. Post amplifier menguatkan sinyal pada sisi pengirim, dipasang persis setelah transmitter. 3. In-Line Amplifier ILA Ditempatkan kira-kira setiap 80 sd 100 km media optik, untuk menguatkkan signal yang mengalami redaman selama dalam transmisi untuk mencapai tempat yang dituju, ILA berikutnya atau sisi terminal. ILA bekerja pada daerah optik, dan berfungsi sebagai amplifier 1R. Amplifier dikatagorikan kedalam 1R, 2R, dan 3R: a. 1R : Re-amplify b. 2R : Re-amplify dan reshape c. 3R : Re-amplify, reshape, dan retime Pengembangan jaringan WDMDWDM agar mencakup jarak lebih jauh danatau menambah jumlah node memerlukan penyisipan repeater atau amplifier. Amplifier dapat menyediakan regenerasi 1R hanya untuk menanggulangi redaman daya optik. Repeater dapat menyediakan regenerasi 3R untuk menanggulangi redaman dan disperse. Perangkat 1R hanya menguatkan sinyal yang diterima. Perangkat 2R menyediakan amplification dan reshaping gelombang untuk menyediakan recovery data. Perangkat 3R melakukan amplifications dan reshaping serta memerlukan sumber waktu yang digunakan bagi pewaktuan kembali transponder [5].

2.8 Optical Cross-connect

Tingkat tinggi modularitas jalan, scaling kapasitas, dan fleksibilitas dalam menambahkan atau menjatuhkan saluran di sebuah situs pengguna dapat dicapai dengan memperkenalkan konsep arsitektur cross-terhubung optik dalam struktur jalur fisik lapisan jalan disebut dari suatu optik jaringan. Optikal cross-connect Universitas Sumatera Utara ini OXCs beroperasi tepat di optikal domain dan dapat merutekan kapasitas data data stream WDM yang sangat tinggi melalui jaringan jalur optik saling berhubungan [2]. Gambar 2.25 Arsitektur optikal Cross-connect menggunakan switch optic dan tanpa wavelength conventer Untuk memvisualisasikan operasi OXC, anggap pertama kali bahwa arsitektur OXC yang terlihat pada Gambar 2.25 menggunakan switching tanpa konversi panjang gelombang. Daerah switch dapat dikonstruksikan ke dalam kaskade elektronik terkontrol elemen pasangan direksional optikal atau gerbang switching penguat optikal semikonduktor. Tiap input fiber membawa M panjang gelombang empat, satu atau semua yang mana dapat ditambahkan atau didrop pada sebuah node. Pada input, jumlah sinyal panjang gelombang yang tiba dikuatkan dan dengan pasif dicabangkan ke N jalur oleh penguat splitter. Pemilihan filter kemudian memilih panjang gelombang individual, yang diteruskan ke matrix space switching optic. Kemungkinan, gelombang demultiplexer yang mengganggu dapat digunakan untuk mencabangkan kumpulan masukan ke dalam kanal gelombang individual. Switch matrix meneruskan kanal lainnya ke delapan keluran jika sinyal tersebut dilaluinya atau ke bagian penerima yang berdempet dengan OXC pada output port 9 melalui port 12 jika telah didrop ke user pada node tersebut. Sinyal akan dibangkitkan di tempat itu oleh user untuk Universitas Sumatera Utara menghubungkan elektrik via Digital Cross-connect Matrix DXC ke penerima optikal. Dari sini, masukka n switch matrix, yang membawanya ke output line yang tepat. M output, tiap gelombang pembawa terpisah, diberikan ke multiplexer panjang gelombang ke bentuk kumpulan keluaran single. Sebuah penguat optik menaikkan level sinyal untuk mentransmisikan trunk fiber secara normal yang mengikutinya [2]. Universitas Sumatera Utara

BAB III TOPOLOGI JARINGAN RING PADA JASUKA BACKBONE

3.1 Umum

Sebelum dikembangkan optical amplifier, untuk menguatkan sinyal optik yang mulai melemah dilakukan dengan jalan meregenerasi sinyal tersebut secara elektrik yaitu dengan jalan mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik terlebih dahulu, kemudian diregenerasi dan diubah kembali menjadi sinyal optik dan dipancarkan ke stasiun tujuan. Pada cara ini, setiap panjang gelombang mempunyai regeneratornya sendiri-sendiri. Akan tetapi dengan penerapan DWDM pada teknologi SDH, maka mampu mengurangi perangkat repeater-repeater SDH, dan penghematan pemakaian core optik untuk penggunaan NE SDH yang lebih banyak seperti yang terlihat pada Gambar 3.1 Perangkat SDH dengan DWDM. SDH NE SDH NE Optical Terminal MUX WDM Optical Terminal MUX WDM Optical Amplifier Gambar 3.1 Perangkat SDH dengan WDM Prinsip Kerja Jaringan Transport Optik Dense WDM adalah mentransmisikan trafik dengan kecepatan n x 2,5 Gbps atau n x 10 Gbps dalam bentuk sinyal-sinyal dengan panjang gelombang lambda yang berbeda pada satu fiber. Universitas Sumatera Utara