Mekanisme Pengaman Optikal Prosedur Automatic power shutdown

Ketiga tipe module OLI tersebut dapat yang berupa OLI standard operation C+L, OLI basic untuk link yang lebih pendek danatau campuran antara basic dan standard. Biasanya module OLI dibuat sama untuk berbagai variant baik untuk booster amplification, inline amplification dan pre- amplification [5].

3.6 Laser Safety

Laser Safety merupakan sistem pengaman laser yang berfungsi secara otomatis melakukan shutdown jika fiber optic putus demi keselamatan kerja.

3.6.1 Mekanisme Pengaman Optikal

Erbium Doped Fiber Amplifiers EDFA pada SURPASS hiT 7500 menghasilkan power output sd +23 dBm, yang berarti masuk dalam kategori Laser Class 3B +27 dBm atau 500 mW menurut ETSI standards. Output power Raman pump juga maximum +27 dBm yang berarti juga termasuk dalam kategori Laser Class 3B. Untuk Laser Class ini, harus ada akses kontrol ke ruangan yang berisi perangkat tersebut, dan harus mekanisme untuk me-reduce output power menjadi Class 1 levels +10 dBm atau 10 mW pada saat optical connectors dibuka. Dalam kaitan dengan implementasi Automatic Power Shutdown APSD dan Automatic Power Reduction APR, Siemens menjamin bahwa selama perangkat operasi normal output power optik masuk dalam kategori Laser Class 1. Hal ini diaplikasikan pada saat traffic berjalan normal, link set-up, fiber break atau amplifierlaser terlalu besar. Selama fiber putus, maka shutdown tehadap semua high power outputs harus sudah bekerja dalam 3 detik. Dengan dilengkapinya penutup sub-rack, sebagaimana distandardkan, maka tidak akan ada sinar yang dipancarkan dari sub-rack. Dan juga petugas tidak bisa mengatur fungsi Automatic Power Shutdown ke disable, demi alasan keselamatan [6].

3.6.2 Prosedur Automatic power shutdown

Universitas Sumatera Utara Ada beberapa situasi yang menyebabkan amplifier pump lasers dan Raman pump lasers shut down, pada umumnya karena fiber pada saluran antara dua SURPASS hiT 7500 NE, OTTU, OLRU, atau OADM putus. Setiap optical amplifier SURPASS hiT 7500 dilengkapi dengan Automatic Power Shut Down APSD dan kemampuan automatic restart. Jika input power pada amplifier turun dibawah standard power threshold yang ditentukan, maka pump lasers pada satu seksi amplifier akan switched off; dan akan restarted lagi jika input power mendapat harga minimum power threshold. Gambar 3.8 menunjukkan suatu link DWDM SURPASS hiT 7500 3.0 C- band Siemens dengan transponders 10 Gbits yang menyediakan signal trafik dengan kanal individual. Pada skenario ini line fiber adalah tetap utuh, dan suatu bit khusus di dalam OSC bit APSD diset ke-0 atau OK pada setiap arah untuk setiap link [5]. Gambar 3.8 Typical C-band SURPASS hiT 7500 3.0 DWDM Link tanpa Fiber Break Jika pada salah satu site yang mempunyai OTTOLROADM, dan pada fiber yang membawa signal datang putus, maka line input akan mendeteksi loss of signal LOS pada kedua signal trafik DWDM dan Optical Supervisory Channel OSC. Pada kondisi ini, fiber break akan men-trigger pump laser di dalam in-line amplifier atau pre-amplifier pada arah yang sama, dan in-line amplifier atau booster amplifier pada arah berlawanan keposisi shutdown. Begitu traffic signal pada arah berlawanan shut down, maka pada saat yang sama, bit APSD di dalam OSC pada arah ini di-set ke 1 untuk mengindikasikan bahwa Universitas Sumatera Utara APSD sedang aktif untuk memberitahukan kepada site terdekat berikutnya. Gambar 3.9 menunjukkan aktivasi power shutdown [5]. Gambar 3.9 Aktivasi Power Shutdown 1 Otomatis Universitas Sumatera Utara

3.7 Sistem TNMS Jaringan Jasuka Backbone