dievaluasi. Jika sinyal terima pada worker path melebihi treshold kualitas, maka sinyal akan dialihkan ke protection path. Kriteria switching diletakkan masing-
masing selama konfigurasi perangkat evaluasi dari path overhead. Menggunakan path protection, tiap sinyal data signal ditransmisikan dua
kali: satu di worker path dan di protection path. Oleh karenanya kapasitas
transmisi tambahan mesti disediakan pada koneksi jalur yang terpakai.
3.12 Bit error rate BER
Dalam prakteknya, ada beberapa standart ukuran rata-rata error yang terjadi pada urutan data digital. Salah satunya adalah untuk membagi error Ne
yang terjadi pada interval waktu tertentu t dengan jumlah pulsa Nt satu dan nol yang dikirimkan pada interval ini. Disebut juga sebagai error rate atau bit error
rate, yang biasa disingkat dengan BER [2].
Bt Ne
Nt Ne
BER =
=
...........................................1 Dimana B=1Tb adalah bit rate rata-rata pulsa transmisi. Error rate
ditunjukkan dalam jumlah, seperti 10
-9
, sebagai contoh yang diuraikan dalam bentuk rata-rata, satu error yang mewakili setiap milyar pulsa yang terkirim. Tipe
error rate pada sistem telekomunikasi serat optik berada diantara 10
-9
sampai 10
- 12
. Error rate ini bergantung pada signal-to-noise ratio SNR pada penerima pembanding daya sinyal dengan daya noise. Sistem error rate memenuhi syarat
dan level noise penerima diatur pada batas terendah pada level daya sinyal optik yang dibutuhkan pada photodetector [2].
Jika diasumsikan bahwa probabilitas pulsa 0 dan 1 sama-sama mungkin, maka bit error rate BER atau probabilitas error Pe akan menjadi:
∫
∞ −
= =
2
2
1
Q dx
x
e Q
Pe BER
π
Q e
Q erf
Q 2
2
2 1
2 1
2 1
−
≈
−
=
π ...............................2
3.10 Probabilitas Availability
Universitas Sumatera Utara
Probabilitas yang dihasilkan memungkinkan untuk menghitung angka keandalan reliability dan ketersediaan availability. Sistem availability As t
dihitung dengan menggunakan persamaan:
∑
Ω ∈
=
g i
t Pi
t As
……………………...……..3 Dimana Ast : sistem availability pada waktu t
i : indeks state system
g Ω : pengaturan state yang diinginkan pada sistem
Pit : probabilitas state i pada waktu t
Steady state availability akan dikalkulasikan menggunakan steady state probabilitas dan probabilitas steady state unavailability sebagai Us = 1-As [9].
MTTF dikalkulasikan dengan menggunakan steady state availability As dan steady state frekuensi kegagalan Vf pada sistem MTTF = AsVf. Frekuensi
kegagalan yang berada pada seluruh state yang gagal akan dirumuskan sebagai berikut:
∑
Ω ∈
=
f i
i f
t V
t V
.........................................4 Hampir semua perhitungan mengasumsikan sebuah konstanta failure rate
λ dan waktu perbaikan Trep untuk failure unit. Hal ini akan mengabaikan efek dari infant mortality yang dapat dihilangkan dengan mem-burning dan
memakainya yang biasanya tidak diketahui dan merupakan pilihan yang pragmatis memungkinkan teknik statistik yang akan diterapkan relatif sederhana
[10]. λ
adalah tingkat kegagalan unit sering dinyatakan sebagai nilai FIT atau rate, dimana F tepatnya adalah rata-rata unit F kegagalan per 10
9
jam pada perangkat
μ adalah jumlah kegagalan yang diharapkan untuk N perangkat dan jangka
waktu T μ = λ N T
P j adalah probabilitas kegagalan j, dalam hal ini kasus yang diberikan oleh rumus Poisson
P j = e- μ μj J
Universitas Sumatera Utara
Untuk menghitung probabilitas working path dan protection path maka dapat digunakan persamaan berikut:
Pw = MTTR Mean Time to Repair x FIT SLTM x 2 + WME x 2 +
Submarine LTE dengan repeater x 2 + Submarine LTE tanpa repeater x 2 + Terrestrial LTE x 10 + STM-64 SIE x 14 + Terrestrial Repeater x
7 x 10
-9
Ps = MTTR x FIT SLTM x 2 + WME x 2 + Submarine LTE dengan repeater
x 2 + Submarine LTE tanpa repeater x 2 + Terrestrial LTE x 10 + STM- 64 SIE x 14 + Terrestrial Repeater x 7 x 10
-9
Dengan probabilitas ring : Pring= Pw x Ps Waktu yang terbuang selama perbaikan dalam setahun:
Toutage = Pring10
-9
Availability = 1 – Pring x 100 Keterangan :
a. Pw path working merupakan probabilitas jalur sistem yang sedang
beroperasi. b.
Ps path protection merupakan probabilitas jalur sistem proteksi. c.
Pring merupakan probabilitas ring secara keseluruhan dimana Pring = Pw x Ps.
d. Toutage merupakan probabilitas waktu yang terpakai dalam setahun
selama gangguan berlangsung. e.
Availability ketersediaan merupakan persentasi dari probabilitas ring, dimana mengacu pada kualitas kinerjanya.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA KINERJA TOPOLOGI JARINGAN RING
TERHADAP SDH DAN DWDM JASUKA BACKBONE
4.1 Umum
Dalam tugas akhir ini akan dianalisa kinerja Topologi Ring terhadap SDH dan DWDM pada Jasuka Backbone. Adapun hal-hal yang akan dianalisis adalah
probabilitas Ring yaitu mencakup path working dan path protection serta probabilitas Time Outage untuk selang waktu yang terpakai jika terjadi kegagalan.
Bentuk hasil pengukuran dapat berupa tampilan TNMS Telecomunication Network Management System yang merupakan suatu managemen jaringan yang
ditetapkan perusahaan demi keefektifan kinerja atau kriteria kualitas kerja dengan tampilan monitoring pengukuran.
4.2 Pengukuran Level Transmit Medan
Untuk mengetahui performansi dari sistem transmisi optik dapat dilakukan dengan cara memonitor output power optik dan receive power optik. Untuk
mengetahui apakah output power maupun receive power masih berada dalam range yang diperkenankan, maka hasil monitoring tersebut dibandingkan dengan
nilai power pada waktu uji terima dan nilai power minimum yang masih diperbolehkan.
Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 merupakan TNMS pengukuran transmit Medan. Dengan menggunakan Amplifier EDFA yang memiliki 3 tingkatan
penguat optikal.
Universitas Sumatera Utara