Segment Kabel Darat Terrestrial Optical Amplifier Sistem TNMS Jaringan Jasuka Backbone

Gambar 3.5 Konfigurasi Sistem JASUKA Ring I SS1 dan SS2 PFE terdapat di station Tanjung Pandan, Tanjung Pakis dan Batam, sedangkan untuk Pontianak berada dekat dengan lokasi Beach Man Hole. Jumlah repeater Qty untuk Sub-segment1 berjumlah 3 repeater, sedangkan untuk Sub- segment2 berjumlah 6 repeater. Seperti yang terlihat pada Gambar 3.6 berikut merupakan Straight Line Diagram SLD Repeater. Tiap repeater akan terpasang pada jarak 80-100 km [7]. Gambar 3.6 Straight Line Diagram SLD Repeater

3.4 Segment Kabel Darat Terrestrial

Untuk segment terrestrial menggunakan teknologi DWDM SIEMENS Ultra High Capacity UHC dengan nama SIEMENS SURPASS hiT7500 dan SURPASS hiT 7070. Jumlah kanal DWDM sebesar 32 lambda kanal dengan masing-masing bitrate 10 Gbps. Sistem tersebut meliputi Optical Transport Universitas Sumatera Utara Terminal OTT dan Optical Line Repeater OLR. Jumlah station Sistem Terrestrial JASUKA Ring I dan Ring II adalah 42 station yang terdiri dari 24 terminal dan 18 station repeater. Terminal station menggunakan OTT SIEMENS SURPASS hiT7500 dan SIE SIEMENS SURPASS hiT7070 untuk menyediakan tributary interface PDH dan STM-n. Berikut Gambar 3.7 Peta Segment Terrestrial JASUKA [7] Gambar 3.7 Peta Segment Terrestrial JASUKA

3.5 Optical Amplifier

Module-module Optical Line Interface OLI adalah module aktif mempunyai local card controller sendiri yang fungsi utamanya adalah sebagai optical amplification dan mengontrol sinyal trafik DWDM utama. Optical amplification ini adalah Erbium Doped Fiber Amplifier EDFA. SURPASS hiT 7500 dan SURPASS hit 7070 menggunakan broadband EDFA sehingga semua channel optik dikuatkan secara bersamaan optically amplified. Ada tiga tipe umum dari OLI module : 1. Optical preamplifier pada sisi penerima optical path 2. Optical booster pada sisi transmit optical path 3. Optical inline amplifier sebagai regenerators sepanjang saluran. Universitas Sumatera Utara Ketiga tipe module OLI tersebut dapat yang berupa OLI standard operation C+L, OLI basic untuk link yang lebih pendek danatau campuran antara basic dan standard. Biasanya module OLI dibuat sama untuk berbagai variant baik untuk booster amplification, inline amplification dan pre- amplification [5].

3.6 Laser Safety

Laser Safety merupakan sistem pengaman laser yang berfungsi secara otomatis melakukan shutdown jika fiber optic putus demi keselamatan kerja.

3.6.1 Mekanisme Pengaman Optikal

Erbium Doped Fiber Amplifiers EDFA pada SURPASS hiT 7500 menghasilkan power output sd +23 dBm, yang berarti masuk dalam kategori Laser Class 3B +27 dBm atau 500 mW menurut ETSI standards. Output power Raman pump juga maximum +27 dBm yang berarti juga termasuk dalam kategori Laser Class 3B. Untuk Laser Class ini, harus ada akses kontrol ke ruangan yang berisi perangkat tersebut, dan harus mekanisme untuk me-reduce output power menjadi Class 1 levels +10 dBm atau 10 mW pada saat optical connectors dibuka. Dalam kaitan dengan implementasi Automatic Power Shutdown APSD dan Automatic Power Reduction APR, Siemens menjamin bahwa selama perangkat operasi normal output power optik masuk dalam kategori Laser Class 1. Hal ini diaplikasikan pada saat traffic berjalan normal, link set-up, fiber break atau amplifierlaser terlalu besar. Selama fiber putus, maka shutdown tehadap semua high power outputs harus sudah bekerja dalam 3 detik. Dengan dilengkapinya penutup sub-rack, sebagaimana distandardkan, maka tidak akan ada sinar yang dipancarkan dari sub-rack. Dan juga petugas tidak bisa mengatur fungsi Automatic Power Shutdown ke disable, demi alasan keselamatan [6].

3.6.2 Prosedur Automatic power shutdown

Universitas Sumatera Utara Ada beberapa situasi yang menyebabkan amplifier pump lasers dan Raman pump lasers shut down, pada umumnya karena fiber pada saluran antara dua SURPASS hiT 7500 NE, OTTU, OLRU, atau OADM putus. Setiap optical amplifier SURPASS hiT 7500 dilengkapi dengan Automatic Power Shut Down APSD dan kemampuan automatic restart. Jika input power pada amplifier turun dibawah standard power threshold yang ditentukan, maka pump lasers pada satu seksi amplifier akan switched off; dan akan restarted lagi jika input power mendapat harga minimum power threshold. Gambar 3.8 menunjukkan suatu link DWDM SURPASS hiT 7500 3.0 C- band Siemens dengan transponders 10 Gbits yang menyediakan signal trafik dengan kanal individual. Pada skenario ini line fiber adalah tetap utuh, dan suatu bit khusus di dalam OSC bit APSD diset ke-0 atau OK pada setiap arah untuk setiap link [5]. Gambar 3.8 Typical C-band SURPASS hiT 7500 3.0 DWDM Link tanpa Fiber Break Jika pada salah satu site yang mempunyai OTTOLROADM, dan pada fiber yang membawa signal datang putus, maka line input akan mendeteksi loss of signal LOS pada kedua signal trafik DWDM dan Optical Supervisory Channel OSC. Pada kondisi ini, fiber break akan men-trigger pump laser di dalam in-line amplifier atau pre-amplifier pada arah yang sama, dan in-line amplifier atau booster amplifier pada arah berlawanan keposisi shutdown. Begitu traffic signal pada arah berlawanan shut down, maka pada saat yang sama, bit APSD di dalam OSC pada arah ini di-set ke 1 untuk mengindikasikan bahwa Universitas Sumatera Utara APSD sedang aktif untuk memberitahukan kepada site terdekat berikutnya. Gambar 3.9 menunjukkan aktivasi power shutdown [5]. Gambar 3.9 Aktivasi Power Shutdown 1 Otomatis Universitas Sumatera Utara

3.7 Sistem TNMS Jaringan Jasuka Backbone

Sistem Ring 1 yang meliputi daerah Batu Raja – Pekan Baru – Rengat – Jambi – Talang Kelapa – Batu Raja – Bandar Lampung – Cikupa – Gambir - Jakarta – Semaggi – Tanjung Pakis – Tanjung Pandan – Pontianak – Dangas – Dumai – Duri – Pekan Baru. Dengan titik terminal di Pekan Baru. Berikut Gambar 3.10 TNMS Ring 1 DWDM. Gambar 3.10 Ring 1 Jasuka Backbone Dalam topologi jarigan ring ini, sistem kerjanya menggunakan West to East, yang berputar searah jarum jam. Pada Gambar 3.10 Ring 1 ini, yang Universitas Sumatera Utara merupakan titik terminal berada di Pekan Baru. Titik terminal ini akan dihubungkan ke Ring lainnya yang berdekatan dengan Ring 1 ini. Dalam jaringan ini, terdapat ring-ring kecil yang berhubungan. Hal ini merupakan salah satu proyek PT. Telkom dengan managemet yang telah ditetapkan agar dapat dikembangkan pada daerah-daerah tertentu yang belum yang terjangkau. Dengan menggunakan perangkat SurpasshiT 7070 mampu membawa wavelength untuk bandwith yang lebar dengan kapasitas 10 GHz yang biasa digunakan pada sistem DWDM ini. Network Element NE yang berwarna merah yaitu kota Dumai, menunjukkan bahwa stasiun dalam keadaan rusak atau terjadi gangguan. Sedangkan yang berwarna Kuning untuk kota Pekan Baru segment 1 dan Pekan Baru segment 2, Batu Raja segment 2, Semanggi-Jakarta, Dumai segment 1 merupakan stasiun yang masih dalam kondisi idle siap pakai, masih dirancang dan belum digunakan. Untuk NE yang berwarna hijau adalah sistem yang sedang beroperasi. Dengan sistem Proteksi Bidirectional Self Healing Ring BSHR telah menjaga keamanan layanan jaringan, sehingga jika terjadi gangguan atau jaringan terputus yang biasa disebut backlist, sistem proteksi akan mengambil alih sistem dengan memberikan route back, memutar kembali arah jalur transmit dimana setiap saluran akan proteksi dengan satu saluran yang lain pada arah berlawanan. Dalam hal ini bandwidth hanya berkurang minimum dengan delay maks 25 mikrosekon. Sehingga kecil kemungkinan bahwa koneksi akan terputus. Selama BSHR Protection berfungsi maka layanan tetap dapat berjalan. Adapun titik terminal terletak pada Pekan Baru menggunakan multiplex hiT7070 yang menggabungkan seluruh saluran pada ring 1 untuk kemudian ditransfer ke ring 2. Gambar 3.11 menunjukkan Sistem TNMS untuk jaringan Ring 2 DWDM. Yang meliputi daerah Balige – Pematang Siantar – Medan Centrum – Tebing Tinggi – Kisaran – Rantauprapat – Duri – Bukit Tinggi – Padang – Lubuk Basung – Lubuk Sikaping – Kotanopan – Padang Sidempuan – Sibolga. Universitas Sumatera Utara Untuk Network Element NE yang berwarna hijau yaitu pada kota Pemantangsiantar, Medan Centrum, Kisaran, Rantauprapat, Lubuk Basung, Lubuk Sikaping dan Kotanopan merupakan stasiun-stasiun yang sedang beroperasi. Daerah idle yaitu Tebing Tinggi, Duri, Bukit Tinggi dan Padang segment 1. Terjadi gangguan pada Padang segment 2. Di setiap stasiun ini, masing-masing telah menggunakan perangkat SurpasshiT 7070, termasuk multiplexernya. Gambar 3.11 Ring 2 Jasuka Backbone Gambar 3.12 berikut Jaringan sederhana DWDM dari Medan - Tebing Tinggi - Pematang Siantar. Menggunakan Perangkat SurpasshiT 7500, untuk stasiun Medan Universitas Sumatera Utara Gambar 3.12 Jaringan Sederhana DWDM

3.8 Alarm Display pada TNMS CT