30
E. Validitas Alat Ukur
Menurut Azwar 2000 Validitas adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan mempunyai validitas tinggi
apabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau data yang dihasilkan relevan dengan tujuan pengukurannya.
Adapun dalam penelitian ini, konsep validitas yang hendak dicapai oleh alat ukur adalah validitas internal khususnya validitas isi melalui analisis rasional terhadap isi alat ukur.
Suryabrata 2008 menyatakan bahwa validitas isi ditegakkan pada langkah telaah dan revisi butir pertanyaan atau pernyataan, berdasarkan pendapat profesional profesional judgement.
Validitas isi bertujuan untuk mengungkap sejauhmana aitem-aitem dalam alat ukur tersebut mencakup keseluruhan kawasan isi yang diukur. Selain itu, peneliti juga berupaya untuk
memperkuat validitas muka alat ukur seperti tampilan fisik alat ukur yang rapi dan bersih, penggunaan bahasa yang sederhana agar lebih mudah dipahami oleh subjek penelitian.
F. Uji Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Alat Ukur
Tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat ukur menunjukkan
kecermatan pengukuran Azwar, 2000. Uji coba skala dilakukan dengan menyebarkan skala kepada responden uji coba yang memiliki karakteristik hampir sama dengan karakteristik
subjek penelitian.
1. Uji Daya Beda Aitem Sebelum melakukan pengujian reabilitas, hendaknya terlebih dahulu melakukan
prosedur seleksi aitem dengan cara menguji karakteristik masing-masing aitem yang menjadi bagian tes yang bersangkutan. Aitem-aitem yang tidak memenuhi syarat
Universitas Sumatera Utara
31 kualitas yang baik tidak boleh diikutkan menjadi bagian tes Azwar, 2000. Pengujian
daya beda aitem menghendaki dilakukannya komputasi korelasi antara distribusi skor aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu distribusi skor skala itu sendiri.
Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total r
it
yang dikenal dengan sebutan parameter daya beda aitem. Sebagai kriteria pemilihan aitem
berdasarkan korelasi aitem total, biasanya digunakan batasan r
ix
≥ 0, 30. Namun apabila jumlah aitem yang lolos ternyata masih tidak mencukupi jumlah aitem yang
diinginkan, peneliti dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batasan kriteria 0,30, sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai. Harus pula
diketahui bahwa tingginya korelasi skor aitem dengan skor skala, sekalipun berperanan dalam meningkatkan reliabilitas skala, namun tidak selalu akan
meningkatkan validitas skala. Oleh karena itu, parameter daya diskriminasi aitem hendaknya tidak dijadikan patokan tunggal dalam menentukan aitem mana yang
akhirnya diikutkan sebagai bagian skala dalam bentuk final dikarenakan di samping korelasi aitem total tersebut masih ada pertimbangan lain yang juga tidak kalah besar
perannya dalam menentukan kualitas skala Azwar, 1999.
2. Reliabilitas
Pengujian reliabilitas terhadap hasil ukur skala dilakukan bila aitem-aitem yang terpilih lewat prosedur analisis aitem telah dikompilasi menjadi satu. Reliabilitas
mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 1999.
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali pengenaan tes tunggal pada sekelompok
individu sebagai subjek dengan tujuan untuk melihat konsistensi antar aitem atau antar
Universitas Sumatera Utara
32 bagian dalam skala. Teknik ini dipandang ekonomis dan praktis Azwar, 2000. Teknik
yang digunakan adalah teknik reliabilitas Alpha dari Cronbach. Semakin tinggi nilai reliabilitas yang diperoleh mendekati angka 1,0 maka semakin baik reliabilitasnya.
Penghitungan daya beda aitem dan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 16.0 For Windows.
G. Hasil Uji Coba