29
Suhu distilat akan berpengaruh terhadap nilai densitas dari minyak dan air. Densitas merupakan besaran turunan yang dapat berubah karena perubahan suhu dan tekanan. Densitas
berbanding terbalik dengan suhu. Saat suhu naik maka densitas akan turun dan begitupula sebaliknya. Rata-rata suhu distilat dari semua sampel yang ada adalah 34°C sedangkan suhu
distilat yang diharapkan pada saat merancang separator ini adalah 45°C. semakin rendah suhu distilat maka semakin sulit minyak dan air pada distilat untuk terpisah. Pada Tabel 12 terlihat
bahwa kecepatan partikel minyak nilam pada suhu 45°C memiliki nilai hampir dua kali lipat dari minyak nilam pada suhu 35°C. Kondisi ini dapat menyebabkan semakin tingginya jumlah loss
walaupun nilai laju distilat dibawah laju optimal. Tabel 12 . Kecepatan butiran minyak nilam naik melewati air
Suhu distilat °C Kecepatan butiran minyak
naik melewati air mmmnt 30
6 35
8 40
11 45
14 50
16 55
19 60
22,5 Sumber : Soesanto 2010
4.1.3 EVALUASI KELAYAKAN PROTOTIPE SEPARATOR IPB
Kelayakan prototipe separator ditentukan dari jumlah minyak terbuang yang terbawa air buangan. Minyak yang hilang dihitung berdasarkan jumlah minyak yang tertangkap oleh spon
yang digantungkan di pipa air buangan separator. Batas kelayakan separator yang telah ditentukan adalah tidak melebihi 0,5 dari total minyak yang telah tersuling. Dari tiga kelompok uji yang
dilakukan kepada porototipe separator menunjukkan jumlah loss minyak yang terukur masih dibawah 0,5 sehingga sampai saat ini prototipe masih dianggap layak untuk kondisi suhu
distilat 36-50°C dan laju maksimum 1,78 litermenit. Tabel 13. Pengaruh laju dan suhu distilat terhadap jumlah loss
Laju distilat litermenit
Suhu distilat °C Rata-rata Loss
Ahmad 2010 1,02-1,28
40-50 0,16 ± 0,054
Kelompok A 1,19-1,47
30-35 0,20 ± 0,086
Kelompok B 1,65-1,78
36-41 0,48 ± 0,090
Laju dan suhu distilat prototipe separator IPB pada kelompok A dengan rentang nilai laju distilat 1,19-1,47 Lmenit pada suhu 30-35°C memiliki loss rata-rata 0,2 dan kelompok B
dengan rentang nilai laju 1,65-1,78 Lmenit pada suhu 36-41°C memiliki loss rata-rata 0,48. Perubahan laju distilat yang lebih signifikan dibandingkan perubahan suhu distilat menyebabkan
nilai loss terlihat lebih terpengaruhi oleh laju distilat. Terlihat ketika suhu distilat kelompok B lebih tinggi Tabel 13 tetapi nilai loss minyaknya tetap lebih besar, hal ini berbeda dengan
kondisi biasanya dimana suhu distilat berbanding terbaik dengan jumlah loss. Sedangkan untuk penelitian Ahmad karena kondisi penyulingan yang berbeda sehingga perbandingan laju distilat
dan suhu ditilat berbeda jauh dengan hasil pengamatan pada kelompok A dan B. Penelitian Ahmad memiliki suhu distilat tertinggi dan laju distilat terendah dibandingkan dua kelompok uji
yang lain sehingga menghasilkan jumlah loss yang paling rendah.
30
5 10
15 20
25
1 2
3 4
5 6
P er
se n
tas e
S el
is ih
Uji ke-
4.2 UJI KINERJA SEPARATOR IKM 4.2.1 Kondisi Umum Penyulingan