Pengolahan Data Kehilangan Loss Minyak

15 Metode pengukuran kadar air yang digunakan adalah Bidwell-Sterling. Sebanyak 10 gram bahan dimasukan ke dalam labu berukuran 500 ml, dan ditambahkan 200 ml toluene sampai bahan terendam. Labu dipasangkan pada aufhauser yang dilengkapi dengan pendingin tegak kondensor dan dididihkan selama 1 jam sampai semua air dalam bahan tersuling. Jika air tidak bertambah lagi maka penyulingan dihentikan. Jika air dan toluene telah terpisah secara sempurna, hitunglah volume dan persentase air dalam bahan. � � ��� = �� ℎ �� 100 Rendemen. Rendemen minyak dihitung berdasarkan perbandingan antara volume minyak yang dihasilkan dari penyulingan dengan berat bahan yang disuling dan dinyatakan dalam satuan persen. Rendemen wb adalah perbandingan jumlah minyak nilam dengan berat bahan tanpa dikurangi kadar air. Rendemen db adalah perbandingan jumlah minyak nilam yang tersuling dengan berat bahan yang telah dikurangi kadar air. � = � � ℎ � 100 � = � � ℎ � 1 − � �� 100 Kadar Minyak. Analisa kadar minyak ditujukan untuk mengetahui jumlah kandungan minyak sebenarnya yang terdapat dalam daun dan batang nilam. Prinsip analisis kadar minyak adalah menyuling nilam kering dengan jumlah sedikit sehingga seluruh minyak yang terdapat dalam bahan dapat tersuling dengan baik. Volume minyak yang terukur dibagi dengan bobot bahan baku yang telah dikurangi kadar air sehingga kadar minyak yang dihitung merupakan kadar minyak berdasarkan basis kering db. Prosedur penentuan kadar minyak adalah sebanyak 50 gram bahan dimasukan dalam labu berukuran 1 liter, kemudian ditambahkan air sebanyak 3-6 kali berat bahan. Hubungkan pipa dengan kondensor dan tambahkan air sampai memenuhi pipa. Panaskan labu selama 5-6 jam sampai tidak terdapat tetesan minyak. Hitung jumlah volume minyak atsiri yang diperoleh ml. � � �� = � ℎ �� � �� 1 − � �� 100

3.3.4 Pengolahan Data

Pengolahan data yang digunakan adalah pengolahan secara deskriptif yang menjelaskan kondisi hasil pengamatan dengan menghitung rataan dari data yang teramati dan menampilkannya dalam sebuah grafik atau diagram batang. Data - data yang diolah ke dalam bentuk grafik dan diagram meliputi : a. Persentase selisih kadar minyak dan rendemen db b. Perubahan suhu distilat selama proses penyulingan c. Perbandingan suhu air pendingin masuk, air pendingin keluar, dan suhu distilat d. Perbandingan suhu distilat masuk, distilat keluar, dan suhu separator e. Perubahan laju distilat selama proses penyulingan f. Perbandingan jumlah loss dari setiap percobaan g. Pengaruh laju distilat terhadap loss minyak h. Pengaruh suhu distilat terhadap loss minyak 16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 UJI

KINERJA DAN EVALUASI KELAYAKAN PROTOTIPE SEPARATOR IPB

4.1.1 Kondisi Umum Penyulingan

Secara umum kondisi penyulingan IKM Wanatiara sudah menggunakan peralatan yang memenuhi standar. Peralatan yang digunakan dalam penyulingan adalah ketel suling dari bahan stainless steel, pipa dan bak kondensor, serta separator. Metode penyulingan yang digunakan adalah sistem kukus. Tempat penyulingan ini memiliki tiga ketel suling yang memiliki kapasitas masing-masing 380 kg, 300 kg, dan 220 kg nilam kering per batch. Kapasitas produksi totalnya adalah 900 kg nilam kering per hari sedangkan ketel yang digunakan selama penelitian adalah ketel suling yang memiliki kapasitas 380 kg. Bahan baku IKM Wanatiara sebagian besar berasal dari Kabupaten Kuningan dan sekitarnya yang pada umumnya sudah bekerja sama menjadi pemasok bahan baku rutin. Proses penyulingan rata-rata berlangsung 10 jam. Selama proses penyulingan, air dari bak pendingin selalu dialirkan ke dalam ketel. Jumlah air di dalam ketel dikontrol dengan memperhatikan pipa indikator ketinggian air yang terletak di sebelah ketel suling. Proses penyulingan akan dihentikan ketika tidak ada butiran minyak yang terlihat pada distilat. Bahan bakar yang digunakan IKM Wanatiara adalah kayu bakar. Ampas penyulingan nilam jarang digunakan karena menyulitkan operator dalam mengatur api dan kondisi ampas terkadang masih basah sehingga sulit terbakar. Akan tetapi ampas penyulingan nilam masih bisa dijual dengan memilah daunnya saja. Pengujian yang dilakukan pada uji prototipe separator IPB dilakukan sebanyak 20 kali. Dari 20 data yang dikumpulkan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A yang memiliki laju distilat dibawah 1,5 litermenit terdiri atas uji ke-1 sampai uji ke-15 dan kelompok B yang memilki laju distilat diatas 1,5 litermenit terdiri atas uji ke-16 sampai uji ke-20.

a. Rendemen Minyak Nilam

Perbandingan jumlah bobot minyak yang dihasilkan dengan jumlah bobot bahan baku yang diolah disebut rendemen Harris 1993. Rendemen yang dihasilkan peralatan penyulingan yang digunakan berkisar antara 0,96 - 2,05 dengan rata-rata 1,33 db. Tinggi rendahnya jumlah minyak yang tersuling dipengaruhi oleh jenis dan kualitas bahan baku yang digunakan. Pada saat melakukan uji kinerja prototipe separator IPB di bulan Desember 2010 bahan baku yang digunakan didominasi bahan baku yang berkadar minyak rendah dan relatif basah. Hal ini terlihat pada Tabel 4 dimana rata-rata kadar air bahan melebihi kadar air yang diharapkan yaitu 12-15 Suryani 2007. Nilai kadar air ini relatif lebih baik jika dibandingkan dengan kadar air bahan baku pada penelitian sebelumnya yang mencapai 37. Tetapi kadar minyak pada penelitian ini lebih rendah 0,5 dibandingkan kadar minyak pada penelitian sebelumnya. Tabel 4. Perbandingan rendemen db, kadar minyak, dan kadar air Rendemen db Kadar Minyak Kadar air Ahmad 2010 1,61 ± 0,69 2,29 ± 0,75 37,11 ± 11,41 Kelompok A 1,29 ± 0,29 1,75 ± 0,4 26,02 ± 5,64 Kelompok B 1,43 ± 0,15 1.81 ± 0,24 19,72 ± 4,10