2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MINYAK NILAM
Minyak nilam adalah minyak yang diperoleh dari penyulingan daun dan ranting tanaman nilam. Minyak nilam memiliki wangi yang khas, sehingga banyak digunakan sebagai
pewangi parfum dan zat fiksatif pengikat. Zat pengikat adalah suatu persenyawaan yang mempunyai daya menguap yang lebih rendah dari pada zat pewangi, sehingga kecepatan
penguapan zat pewangi dapat dikurangi atau dihambat Ketaren 1985. Menurut Luthony dan Rahmayati 1994, peranan minyak nilam sebagai fiksatif belum tergantikan oleh senyawa
sintesis apapun sehingga sangat penting dalam dunia perfumery. Selain sebagai fiksatif dalam parfum, minyak nilam dapat digunakan sebagai obat anti infeksi Santoso 1990. Sifat minyak
nilam yang lain yaitu sulit tercuci, dapat larut dalam alkohol, dan dapat dicampur dengan minyak atsiri yang lain Guenther 1947.
2.1.1 Komposisi Minyak Nilam
Minyak nilam mengandung komponen-komponen seperti : patchouli alkohol, patchouli camphor, eugenol, benzaldehid, cinnamic aldehid, dan cadinen. Aroma yang khas pada
minyak nilam disebabkan karena minyak nilam tersusun dari campuran persenyawaan terpen dengan alkohol-alkohol. Menurut Maryadi 2007, minyak nilam mengandung lebih dari 30 jenis
komponen kimia, diantaranya adalah 4 hidrokarbon monoterpen, 9 hidrokarbon seskwiterpen, 2 oxigenated monoterpen, 4 epoksi, 5 seskwiterpen alkohol, 1 non seskwiterpen alkohol, 2
seskwiterpen keton dan 3 seskwiterpwn ketoalkohol. Minyak nilam tersusun dari komponen utama mayor konstituen dan komponen kecil
minor konstituen. Komponen utama menurut Lawrence et al dalam PROSEA 1999 yaitu patchouli alkohol, bulnesen, seychellen, patchoulen, caryophyllen, kadinen, pogostol,
caryophyllen oksida, norpatchoulenol, elemen, gurjunen, pinen, α-bulenesen, cycloseychellen,
dan α-guainen. Sedangkan komponen kecil antara lain azulene, eugenol, benzanaldehide,
sinnamaldehide, keton, dan senyawa seskwiterpen lainnya Santoso 1990. Tabel 1. Konsentrasi senyawa komponen minyak nilam pada penelitian di laboratorium dan
industri rakyat
Komponen Formula
Titik Didih °C
konsentrasi komponen minyak nilam Penelitian
Industri rakyat
Patchouli alkohol C
15
H
26
O 280,37
40,98 23,47
Bulnesen C
14
H
22
242,26 22,78
19,61 α-guaien
C
14
H
22
O 242,24
13,17 17,56
α-patchoulen C
15
H
24
245,23 9,15
13,12 Norpatachoulenol
C
15
H
26
O 268,88
8,07 1,92
β-patchoulen C
15
H
24
248,83 1,57
1,85 Pogostol
C
14
H
24
O 274,43
0,34 1,45
Sumber : Sari dan Sundari 2009 Komposisi minyak nilam yang dihasilkan di laboratorium dan yang dihasilkan para
penyuling di daerah memiliki nilai yang berbeda. Hal ini terlihat dari hasil penelitian Sari dan
3
Sundari 2009 yang membandingkan hasil minyak nilam yang disuling di laboratorium dan disuling oleh industri rakyat yang berada di daerah Sumatra Barat. Hasil penelitian tersebut
terlihat pada Tabel 1. Berdasarkan komponen kimianya minyak nilam dibagi menjadi dua golongan utama,
yaitu golongan terpen dan terpen-O. Komponen- komponen golongan terpen diantaranya α-
bulnesen, seychellen, α-patchoulen, dan δ-kadinen. Komponen-komponen yang termasuk dalam golongan terpen-O disebut juga sebagai komponen-komponen berat diantaranya norpatchoulol,
patchouli alkohol, dan pogostol Manitto 1981.
2.1.2 Mutu Minyak Nilam