LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN METODE PENELITIAN .1. Uji Kinerja dan Evaluasi Kelayakan Prototipe Separator IPB Proses Penyulingan

12 40 cm 45 cm 15 cm E C F A B D H 70 cm Keterangan : A. Corong inlet distilat B. Silinder dalam C. Silinder luar D. Kaca pengamat minyak E. Pipa outlet minyak F. Pipa pengatur outlet air G. Termometer H. Drain langsung dengan air. Arah aliran distilat masuk dari bawah separator dengan pipa mengarah ke atas membuat lapisan minyak yang telah terbentuk tidak terganggu oleh laju distilat yang masuk. Gambar 7. Separator IKM Separator IKM memiliki prinsip kerja yang sama yaitu mengalirkan distilat yang telah didinginkan oleh kondensor ke silinder dalam separator sehingga distilat yang masuk tidak bercampur dengan air yang telah dipisahkan dengan minyak yang berada di silinder luar. Kedua separator ini memiliki diameter silinder dalam yang sama tetapi volume total dan tinggi silinder dalam yang dilewati distilat nilainya berbeda. Tinggi silinder dalam separator IKM 40 cm, volume silinder dalam 7 liter dan volume total separator 80 liter. Distilat masuk dari bagian tengah silinder sehingga waktu tinggal distilat sebenarnya lebih singkat dari seharusnya. Selain itu juga diperlukan peralatan pengukuran dalam proses penyulingan, yaitu: a. Termometer digital untuk mengukur suhu pemisahan minyak nilam dan air, suhu distilat dan suhu air dingin b. Stopwatch untuk menghitung waktu laju distilat dan laju air pendingin c. Gelas ukur 1 L untuk mengukur laju distilat d. Kain Monel untuk memisahkan minyak dan air

3.2 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi yang dipilih untuk melaksanakan penelitian merupakan sebuah tempat penyulingan daun nilam Industi Kecil Menengah IKM milik Bapak H. Tarsa di Desa Sumurwiru, Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Waktu penelitian dimulai pada awal bulan November 2010 sampai bulan Februari 2011. 3.3 METODE PENELITIAN 3.3.1. Uji Kinerja dan Evaluasi Kelayakan Prototipe Separator IPB Prosedur dalam melakukan uji kinerja prototipe separator IPB dan separator IKM diambil dari informasi penelitian Shafeeg Ahmad pada tahun 2010. Dua faktor yang digunakan meliputi suhu distilat dan laju distilat dengan respon berupa kehilangan loss minyak nilam. Tahapan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 13

a. Proses Penyulingan

Data proses penyulingan adalah data inti yang akan digunakan sebagai acuan pada tahap penelitian selanjutnya. Berdasarkan waktu pengambilannya data inti dibagi menjadi dua kelompok, yaitu data yang diambil satu kali setiap proses penyulingan dan data yan diukur secara periodik setiap 30 menit selama proses penyulingan berlangsung. Sedangkan data kondisi penyulingan yan meliputi : kapasitas ketel suling, kondisi kondensor, dan separator yang digunakan telah diperoleh ketika proses survei sebelum penelitian ini dimulai. Data tunggal yang diambil satu kali selama proses penyulingan meliputi : 1. Lama penyulingan, waktu yang terhitung dari mulai pertama kali minyak keluar sampai dinyatakan minyak yang terkandung dalam distilat habis. 2. Bobot bahan baku, penghitungan dilakukan dengan memasukan bahan baku nilam kedalam karung-karung plastik dan menimbangnya sebelum dimasukan kedalam ketel. 3. Massa minyak nilam hasil penyulingan, pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan. Data periodik yang diukur setiap 30 menit selama proses penyulingan adalah : 1. Debit air pendingin, pengukuran dilakukan dengan cara menghitung waktu yang dibutuhkan untuk mengisi gelas ukur 1 L. 2. Suhu air pendingin masuk dan keluar, pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer digital. 3. Laju distilat, pengukuran dilakukan dengan menampung air buangan separator selama 20 detik dalam gelas ukur 1 L. 4. Suhu distilat masuk T des1 dan keluar T des2 , pengukuran dengan termometer digital. 5. Suhu pemisahan T s air dan minyak dalam separator, pengukuran dilakukan dengan termometer yang terpasang di dalam separator.

b. Kehilangan Loss Minyak