Ketel Uap Ketel Suling

4

2.2.1 Proses Penyulingan

Pada penyulingan minyak atsiri uap berfungsi untuk mentransmisikan panas. Berbeda dengan cairan, bahan tanaman tidak mampu untuk meneruskan panas ke seluruh bagian tanaman. Energi panas ditransmisikan melalui air mendidih ke dalam bahan dengan cara perendaman bahan, atau dengan melewatkan uap air steam di antara bahan tanaman tersebut. Minyak atsiri yang mudah menguap terdapat dalam kelenjar minyak khusus di dalam kantung minyak atau di ruang antar sel di dalam jaringan tanaman. Minyak atsiri tersebut harus dibebaskan sebelum disuling yaitu dengan merajang atau memotong jaringan tanaman dan membuka kelenjar minyak sebanyak mungkin sehingga minyak dapat dengan mudah diuapkan. Jika bahan tidak dirajang atau dipotong, berarti minyak dalam tanaman harus dibebaskan dengan kekuatan difusi air hidrodiffusion Guenther 1947. Menurut Dowthwaite dan Ranjani 2007, penyulingan terdiri atas : penyulingan air, penyulingan air dan uap, dan penyulingan uap. Penyulingan air yaitu proses penyulingan dimana bahan yang mengandung minyak atsiri mengalami kontak langsung dengan air selama proses penyulingan. Penyulingan air dan uap yaitu proses penyulingan dimana bahan yang mengandung minyak atsiri tidak kontak langsung dengan air selama proses penyulingan. Penyulingan uap yaitu proses penyulingan di mana bahan yang mengandung minyak atsiri tidak kontak langsung dengan air dan uap yang dihasilkan tidak berada satu tempat dengan bahan. Menurut Ketaren 1985, daun nilam sebaiknya disulling dengan uap langsung dengan sumber uap berasal dari ketel uap yang letaknya terpisah. Minyak nilam sukar menguap pada penyulingan dengan tekanan rendah 1 atmosfir sehingga membutuhkan waktu penyulingan yang lebih lama. Minyak yang dihasilkan antara sistem bertekanan tinggi 1atm dan sistem bertekanan rendah mempunyai mutu yang berbeda, karena penyulingan daun pada tekanan tinggi tidak selamanya menghasilkan minyak nilam dengan bermutu baik walaupun lama penyulingannya lebih singkat. Pada penyulingan modern, biasanya proses penyulingan dimulai dari tekanan rendah dan akhirnya tekanan tinggi, sehingga penetrasi uap ke dalam daun dapat berlangsung dengan sempurna.

2.2.2 Ketel Uap

Ketel uap merupakan alat yang berfungsi untuk menghasilkan uap dan ukuran ketel uap yang digunakan tergantung pada jumlah uap yang dibutuhkan Ketaren 1985. Ketel uap pada umumnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu ketel uap pipa air dimana air berada di dalam pipa dan lingkungan sekitar pipa adalah gas panas, ketel uap pipa api dimana air berada di luar pipa sedangkan gas panas berada di dalam pipa, dan gabungan keduanya. Ketel uap paling aman digunakan adalah tipe pipa air karena jumlah air yang lebih sedikit sehingga jumlah uap yang dihasilkan relatif lebih sedikit dan dapat dioperasikan sampai tekanan 2000 psig Wiraatmadja 1989. Ketel uap bertekanan tinggi 100 psia digunakan untuk menghasilkan suhu yang lebih tinggi. Ketel uap bertekanan tinggi lebih efisien untuk penyulingan, karena mempersingkat proses penyulingan. Dalam beberapa hal, dikehendaki uap bertekanan rendah, sehingga minyak yang dihasilkan lebih larut dalam alkohol dan tidak mengandung resin Ketaren 1985.

2.2.3 Ketel Suling

Ketel suling adalah tempat bahan yang akan disuling, dan bahan dapat berhubungan langsung dengan air atau dengan uap Ketaren 1985. Ketel suling berfungsi sebagai tempat air 5 dan atau uap untuk mengadakan kontak dengan bahan, serta untuk menguapkan minyak atsiri. Pada bentuk sederhana, ketel berbentuk silinder atau tangki. Tangki tersebut dilengkapi dengan tutup yang dapat dibuka dan diapitkan pada bagian atas ketel. Pada atau dekat penampang atas tangki dipasang pipa yang berbentuk leher angsa gooseneck untuk mengalirkan uap ke kondensor Guenther 1947. Bahan ketel dapat dibuat dari plat tembaga, plat alumunium, plat besi galvanized iron, baja dan stainless steel. Stainlees merupakan bahan logam yang paling baik, namun harganya cukup mahal, sehingga pada saat sekarang banyak digunakan plat besi.

2.2.4 Kondensor