Rendemen Minyak Nilam HASIL DAN PEMBAHASAN

16

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 UJI

KINERJA DAN EVALUASI KELAYAKAN PROTOTIPE SEPARATOR IPB

4.1.1 Kondisi Umum Penyulingan

Secara umum kondisi penyulingan IKM Wanatiara sudah menggunakan peralatan yang memenuhi standar. Peralatan yang digunakan dalam penyulingan adalah ketel suling dari bahan stainless steel, pipa dan bak kondensor, serta separator. Metode penyulingan yang digunakan adalah sistem kukus. Tempat penyulingan ini memiliki tiga ketel suling yang memiliki kapasitas masing-masing 380 kg, 300 kg, dan 220 kg nilam kering per batch. Kapasitas produksi totalnya adalah 900 kg nilam kering per hari sedangkan ketel yang digunakan selama penelitian adalah ketel suling yang memiliki kapasitas 380 kg. Bahan baku IKM Wanatiara sebagian besar berasal dari Kabupaten Kuningan dan sekitarnya yang pada umumnya sudah bekerja sama menjadi pemasok bahan baku rutin. Proses penyulingan rata-rata berlangsung 10 jam. Selama proses penyulingan, air dari bak pendingin selalu dialirkan ke dalam ketel. Jumlah air di dalam ketel dikontrol dengan memperhatikan pipa indikator ketinggian air yang terletak di sebelah ketel suling. Proses penyulingan akan dihentikan ketika tidak ada butiran minyak yang terlihat pada distilat. Bahan bakar yang digunakan IKM Wanatiara adalah kayu bakar. Ampas penyulingan nilam jarang digunakan karena menyulitkan operator dalam mengatur api dan kondisi ampas terkadang masih basah sehingga sulit terbakar. Akan tetapi ampas penyulingan nilam masih bisa dijual dengan memilah daunnya saja. Pengujian yang dilakukan pada uji prototipe separator IPB dilakukan sebanyak 20 kali. Dari 20 data yang dikumpulkan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A yang memiliki laju distilat dibawah 1,5 litermenit terdiri atas uji ke-1 sampai uji ke-15 dan kelompok B yang memilki laju distilat diatas 1,5 litermenit terdiri atas uji ke-16 sampai uji ke-20.

a. Rendemen Minyak Nilam

Perbandingan jumlah bobot minyak yang dihasilkan dengan jumlah bobot bahan baku yang diolah disebut rendemen Harris 1993. Rendemen yang dihasilkan peralatan penyulingan yang digunakan berkisar antara 0,96 - 2,05 dengan rata-rata 1,33 db. Tinggi rendahnya jumlah minyak yang tersuling dipengaruhi oleh jenis dan kualitas bahan baku yang digunakan. Pada saat melakukan uji kinerja prototipe separator IPB di bulan Desember 2010 bahan baku yang digunakan didominasi bahan baku yang berkadar minyak rendah dan relatif basah. Hal ini terlihat pada Tabel 4 dimana rata-rata kadar air bahan melebihi kadar air yang diharapkan yaitu 12-15 Suryani 2007. Nilai kadar air ini relatif lebih baik jika dibandingkan dengan kadar air bahan baku pada penelitian sebelumnya yang mencapai 37. Tetapi kadar minyak pada penelitian ini lebih rendah 0,5 dibandingkan kadar minyak pada penelitian sebelumnya. Tabel 4. Perbandingan rendemen db, kadar minyak, dan kadar air Rendemen db Kadar Minyak Kadar air Ahmad 2010 1,61 ± 0,69 2,29 ± 0,75 37,11 ± 11,41 Kelompok A 1,29 ± 0,29 1,75 ± 0,4 26,02 ± 5,64 Kelompok B 1,43 ± 0,15 1.81 ± 0,24 19,72 ± 4,10 17 8 16 24 32 40 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 P er se n tas e S el is ih Uji ke- 8 16 24 32 40 16 17 18 19 20 P er se n tas i S el is ih Uji ke- Berdasarkan penelitian Uzwatania 2009 jumlah minyak yang tersuling pada jam pertama mencapai 50 dari total minyak yang diperoleh selama proses penyulingan. Sedangkan pada penyulingan IKM Wanatiara jumlah minyak mencapai 50 dari total minyak yang tersuling terjadi setelah 3 jam. Hal ini dikarenakan perbedaan kapasitas produksi yang digunakan. Pada penelitian Uzwatania kapasitas ketel suling hanya 40 kg berarti sepersepuluh dari kapasitas ketel suling yang digunakan pada penelitian ini. Komponen minyak nilam bertitik didih rendah jumlahya lebih banyak dan komponen yang pertama kali akan teruapkan adalah senyawa minyak nilam dengan titik didih rendah sehingga minyak yang tersuling pada jam-jam awal jumlahnya relatif lebih banyak dibandingkan pada jam-jam berikutnya. Gambar 10 menunjukkan persentase selisih kadar minyak dan rendemen db selama uji kelompok A nilainya fluktuatif. Rendemen minyak nilam sangat dipengaruhi oleh kualitas proses penyulingan dan kualitas bahan baku. Kualitas bahan baku dapat dilihat dari kadar minyaknya sedangkan kualitas proses penyulingan dapat dilihat dari selisih kadar minyak dari sampel yang diuji di labarotorium dengan rendemen minyak yang dihasilkan di penyulingan. Persentase selisih kadar minyak dan rendemen db adalah perbandingan dari nilai selisih kadar minyak dan rendemen db dengan nilai kadar minyaknya dan dikalikan dengan 100 persen. Nilai rata-rata persentase selisih kadar minyak dan rendemen db pada uji kelompok A adalah 25,83 dengan nilai tertinggi terjadi pada uji ke-1 yaitu 35,83 dan nilai terendah terjadi pada uji ke-7 dengan nilai 15,09. Gambar 10. Persentase selisih kadar minyak dan rendemen db kelompok A Dari hasil evaluasi prototipe separator IPB untuk uji kelompok B Gambar 11, data yang dihasilkan relatif lebih stabil dan nilai rata-rata selisih kadar minyak dan rendemen db lebih rendah dibandingakan selisih dari kelompok A yaitu 20,66 . Selisih terbesar terjadi pada uji ke-19 dengan 21,3 dan selisih terkecil terjadi pada uji ke-16 dengan 13,13. Gambar 11. Persentase selisih kadar minyak dan rendemendb kelompok B 18 27 30 33 36 39 42 30 120 210 300 390 480 570 S u h u °C Menit Ke- percobaan 6 percobaan 7 percobaan 8 percobaan 9 percobaan 10 27 30 33 36 39 42 30 120 210 300 390 480 570 S u h u °C Menit ke- percobaan 1 percobaan 2 percobaan 3 percobaan 4 percobaan 5 Tabel 5. Perbandingan persentase selisih kadar minyak dan rendemen db Ahmad 2010 Kelompok A Kelompok B Persentase selisih 25,55 ± 15,41 25,83 ± 5,20 20,66 ± 4,65 Jika dibandingkan dengan penelitian Ahmad 2010 kualitas penyulingan di IKM Wanatiara saat ini relatif lebih bailk dan stabil hal ini terlihat pada Tabel 5 dimana persentasi selisih kadar minyak dengan rendemen rata-rata pada tahun 2010 memiliki nilai yang relatif sama 20-25 tetapi memiliki simpangan baku lebih besar tiga kali lipat. Jika yang dibandingkan adalah nilai dari selisih kadar minyak dan rendemendb terlihat sangat signifikan yaitu 0,68 untuk penelitian Ahmad ; 0,46 untuk kelompok A dan 0,38 untuk kelompok B. Semakin banyak minyak yang tersuling maka semakin tinggi pula kemungkinan minyak yang terbuang pada proses pemisahan di dalam separator.

b. Suhu Distilat