Hasil Isolasi DNA Identifikasi Primer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Isolasi DNA

Hasil isolasi DNA sampel penelitian menggunakan GenElute menghasilkan pita-pita yang tegas dan murni. DNA genom yang murni atau tidak terdapat kontaminan adalah DNA dapat bermigrasi melalui pori-pori gel agarosa dalam larutan bufer, tidak tertinggal pada sumur dan memperlihatkan pita yang tegas Gambar 5, Lampiran 2. Gambar 5 Visualisasi hasil isolasi DNA pada gel agarosa 0.8. M = marker DNA 1 Kb; 106, 164, 658, 670, 752, 781, dan 934 = nomor sampel.

4.2 Identifikasi Primer

Penanda mikrosatelit digunakan dalam analisis kestabilan genetik ortet kelapa sawit dan klon-klon turunannya karena memiliki sifat polimorfis dan kodominan Saghai-Maroof et al. 1994. Suatu primer mikrosatelit dikatakan bersifat polimorfis apabila hasil amplifikasi primer tersebut memiliki pita-pita yang mampu membedakan populasi sampel. Setiap primer mikrosatelit yang digunakan dalam mengamplifiksi DNA sampel mewakili satu lokus tertentu. Pita DNA yang muncul diasumsikan sebagai satu alel dari suatu lokus tersebut. Pola pita DNA mikrosatelit dari sepuluh individu sampel hasil amplifikasi primer 3000 6000 10000 1000 10000 6000 3000 1000 106 164 658 mEgCIR3886 menghasilkan 2 alel yang berbeda ukurannya, yaitu alel berukuran 244 bp dan 217 bp Gambar 6, Lampiran 3. Gambar 6 Pola pita DNA mikrosatelit 10 individu sampel hasil elektroforesis QIAxcel dengan amplifikasi primer mEgCIR 3886. 90.6 – 90.9 adalah tanaman klon dari ortet 90; 228.5 tanaman klon ortet 228; 120 tanaman ortet; 120.1-120.4 tanaman klon dari ortet 120; Marker 100 bp. Skoring dilakukan dengan membandingkan pita-pita yang muncul pada masing-masing individu dan primer. Berdasarkan primer mEgCIR 3886 hasil skoring individu 90.6, 90.7, 90.8, dan 90.9 adalah 1,1, sedangkan individu 228.5, 120, 120.1, 120.2, 120.3, dan 120.4 adalah 1,0 Gambar 6, Lampiran 4. Penanda mikrosatelit bersifat kodominan sehingga memiliki tingkat heterozigositas yang tinggi, berarti mampu membedakan individu satu dengan yang lain Park et al. 2009. Tanaman klon 90.5 memiliki 2 alel, yaitu alel berukuran 363 bp dan 373 bp pada lokus mEgCIR3886. Sedangkan tanaman klon 10.6 hanya memiliki 2 alel yang berukuran sama, yaitu 369 bp pada lokus mEgCIR3886 sehingga terlihat sebagai satu alel Gambar 7, Lampiran 3. Lokus mEgCIR2414 pada tanaman klon 90.3 tidak menunjukkan adanya pita yang berhasil diamplifikasi oleh primer mEgCIR2414. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kondisi amplifikasi yang kurang optimal atau terjadi perubahan sekuen pada daerah penempelan primer yang menyebabkan primer mEgCIR2414 tidak mengenali daerah tersebut. Berdasarkan hasil analisis pola pita DNA mikrosatelit diperoleh total alel 44 dari seluruh sampel penelitian berdasarkan amplifikasi 14 pasang primer mikrosatelit. Setiap primer mikrosatelit menghasilkan 1 sampai 5 alel Tabel 4. Dari total 14 pasang primer mikrosatelit yang digunakan dalam penelitian, ditemukan hanya sepasang primer 7 yang monomorfis, yaitu primer mEgCIR 244 bp 217 bp 100 bp 1 2 3555. Sedangkan 13 pasang primer yang lain 93 merupakan primer polimorfis. Menurut Zulhermana et al. 2009, primer yang bersifat polimorfis diperlukan untuk menganalisis keragaman genetik populasi dan memperlihatkan keragaman pola pita DNA yang diperoleh dari hasil amplifikasi primer tersebut. Gambar 7 Pola pita DNA mikrosatelit 10 individu sampel hasil elektroforesis QIAxcel dengan amplifikasi primer mEgCIR2414. 90.5, 90.4, 90.3, 90.2, 90.1, dan 90.9 adalah tanaman klon dari ortet 90; 10.6, 10.5, 10.4, dan 10.3 adalah tanaman klon dari ortet 10; Marker 400 bp. Menurut Kaidah et al. 1999, perbedaan tingkat polimorfisme penanda molekular antar tanaman uji disebabkan oleh: 1 perbedaan jumlah dan jenis primer, semakin banyak primer polimorfik yang digunakan dalam analisis maka tingkat polimorfisme yang dihasilkan juga semakin tinggi. Sedangkan jenis primer monomorfik tidak merubah tingkat polimorfisme penanda molecular, 2 jenis dan jumlah populasi tanaman yang diuji. Sehingga pemilihan primer yang dapat menampilkan polimorfisme pita-pita DNA diantara populasi tanaman yang diuji, diperlukan untuk memudahkan interpretasi data. Polimorfisme yang terjadi dalam populasi dapat disebabkan oleh: 1 perubahan ukuran sekuen DNA yang diamplifikasi sebagai akibat dari insersi atau delesi, 2 tidak munculnya sekuen DNA, sebagai akibat dari substitusi nukleotida yang mengubah homologi primer dan DNA genom sehingga tidak terjadi amplifikasi Singh et al. 2007; Setiyo et al. 2001.

4.3 Analisis Kemiripan Genetik antar Ortet

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Indeks Keragaman Jenis Serangga pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) di Kebun Rambutan

1 58 50

Kemampuan AntiFungi Bakteri Endofit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Ganoderma boninenese Pat

5 53 66

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Perubahan Pola Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq) Dengan Pemberian ZPT Atonik Pada Media Campuran Pasir Dengan Blotong Tebu Di Pre Nursery

4 33 67

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75

Molecular Analysis of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq) Flowering Associated Genes and their Potential Application in Breeding Programmes

0 4 109

INTRA- AND INTER-POPULATION GENETIC DIVERSITY OF OIL PALM (Elaeis guineensis Jacq.) PISIFERA CLONES ORIGINATED FROM NIGERIA BASED ON SSR MARKERS ANALYSIS

0 5 8

Keragaman Genetik Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Asal Angola Menggunakan Marka SSR Genetic Diversity of the Angola-originated Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) Using SSR Markers

0 0 7