Mikrosatelit atau Simple Sequence Repeat SSR

Random Amplification of Polymorphic DNA Munir et al. 2011; Sianipar 2008, dan SSR atau Simple Sequence Repeat Singh et al. 2007; Zulhermana 2009. Prado et al. 2010, mengemukakan terjadinya perubahan pada lokus mikrosatelit sebagai konsekuensi variasi somaklonal pada Vitis vinifera.

2.4 Mikrosatelit atau Simple Sequence Repeat SSR

Mikrosatelit atau Simple Sequence Repeat SSR merupakan sekuen DNA yang bermotif pendek dengan 2 sampai 5 unit basa nukleotida dan diulang secara berurutan dan melimpah tersebar di seluruh genom eukariotik Powell et al. 1996. Misalnya, sekuen DNA dengan motif ATT 10 berarti terdapat sekuen tiga nukleotida ATT yang berulang sebanyak 10 kali sehingga diperoleh sekuen DNA ATTATTATTATTATTATTATTATTATTATT. Beberapa alasan pemakaian mikrosatelit sebagai penanda genetik untuk analisis molekular, yaitu: ditemukan melimpah dalam genom Saghai-Maroof et al. 1994; Cheah et al. 1995, bersifat kodominan sehingga tingkat heterozigositasnya tinggi yang berarti memiliki daya pembeda antar individu sangat tinggi, diketahui lokasinya pada DNA sehingga dapat mendeteksi keragaman alel, dihasilkan dengan cepat melalui PCR, relatif sederhana untuk dianalisis, dan mudah diakses oleh laboratorium lain melalui publikasi sekuen primer Saghai-Maroof et al. 1994. Bahkan Powell et al. 1996 membuktikan bahwa dari empat penanda molekular yang diuji RFLP, RAPD, AFLP, dan mikrosatelit, marka mikrosatelit memiliki kemampuan untuk membedakan genotipe yang paling tinggi untuk mengevaluasi plasma nutfah kedelai dibandingkan dengan marka molekular yang lain. Penanda Mikrosatelit telah digunakan pada tanaman kelapa sawit. Billotte et al. 2001 melaporkan hasil pengembangan marka SSR kelapa sawit mulai dari penapisan pustaka SSR yang diperkaya dengan unit pengulangan GAn, GTn, dan CCGn, sampai kepada karakterisasi akhir 21 lokus SSR. Zulhermana 2009, melaporkan bahwa penanda mikrosatelit lebih efektif dalam menganalisis keragaman genetik dari sembilan aksesi kelapa sawit Pisifera asal Nigeria dibandingkan penanda RAPD. Sanputawong dan Te-chato 2011, mengemukakan bahwa penanda mikrosatelit mampu mengidentifikasi tanaman klonal dan memonitor keseragaman tanaman klonal.

2.5 Analisis Korelasi

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Indeks Keragaman Jenis Serangga pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) di Kebun Rambutan

1 58 50

Kemampuan AntiFungi Bakteri Endofit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Ganoderma boninenese Pat

5 53 66

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Perubahan Pola Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq) Dengan Pemberian ZPT Atonik Pada Media Campuran Pasir Dengan Blotong Tebu Di Pre Nursery

4 33 67

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75

Molecular Analysis of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq) Flowering Associated Genes and their Potential Application in Breeding Programmes

0 4 109

INTRA- AND INTER-POPULATION GENETIC DIVERSITY OF OIL PALM (Elaeis guineensis Jacq.) PISIFERA CLONES ORIGINATED FROM NIGERIA BASED ON SSR MARKERS ANALYSIS

0 5 8

Keragaman Genetik Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Asal Angola Menggunakan Marka SSR Genetic Diversity of the Angola-originated Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) Using SSR Markers

0 0 7