4.1.2 Keadaan umum perikanan Kabupaten Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi memiliki wilayah potensi perikanan dan kelautan yang meliputi wilayah laut di Selat Bali seluas 1500 mil
2
dengan potensi lestari 66.000 ton per tahun dan didominasi ikan permukaan pelagis, serta Samudera
Hindia seluas 2000 mil
2
dengan potensi lestari 212.500 ton per tahun dan didominasi ikan dasar demersal di samping ikan pelagis. Wilayah pesisir dan
pantai sepanjang 175 km juga dimiliki oleh Kabupaten Banyuwangi, yang merupakan lahan potensial bagi budidaya air payau atau tambak dan pembenihan
udang windu. Selain itu terdapat 81 sungai dengan panjang keseluruhan mencapai 735 km yang berfungsi antara lain untuk pertanian, perikanan, dan air minum.
Beberapa sungai tersebut bermuara di Selat Bali, yaitu Sungai Lo, Sungai Setail, Sungai Kalibaru, Sungai Sepanjang, dan Sungai Kempit. Selain sungai juga
terdapat tujuh waduk dengan luas mencapai 4 ha serta dua rawa yang luasnya mencapai 1,5 ha Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi, 2008.
Selanjutnya dikatakan bahwa sesuai dengan potensi sumberdaya perikanan yang tersedia, maka peningkatan kontribusi sub sektor Perikanan dan Kelautan di
Kabupaten Banyuwangi dilaksanakan melalui peningkatan usaha-usaha yang meliputi usaha penangkapan di laut, budidaya air tawar, budidaya air payau, dan
penangkapan di perairan umum, serta rehabilitasi hutan mangrove dan terumbu karang. Pengembangan produksi tersebut dilakukan untuk memenuhi konsumsi
dan bahan baku industri dalam negeri, sedangkan komoditas-komoditas yang mempunyai pasaran baik di luar negeri diarahkan untuk ekspor.
Pengembangan usaha penangkapan di perairan pantai yang masih potensial dilaksanakan melalui motorisasi dan modernisasi unit penangkapan. Jenis alat
tangkap yang dikembangkan adalah trammel net, gillnet, pancing rawai, dan mini purse seine dengan menggunakan perahu motor tempel dan kapal motor.
Disamping itu akan ditempuh pula usaha diversifikasi melalui perbaikan teknis penangkapan dan penggunaan beberapa jenis alat tangkap pada setiap unit
penangkapan untuk meningkatkan efisiensi usaha Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi, 2008.
Tabel 2 Perkembangan armada perikanan Kabupaten Banyuwangi tahun 2006- 2007
No Kecamatan
2006 2007
PTM PMT
PTM PMT
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Muncar
Pesanggaran Purwoharjo
Wongsorejo Kalipuro
Banyuwangi Kabat
Rogojampi Tegaldlimo
121 54
45 36
48 40
17 50
30 1.074
596 408
411 516
445 345
265 355
96 54
45 36
48 40
17 50
30 1.401
596 408
411 516
445 345
265 355
Jumlah 441
4.415 416
4.742
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi, 2008
Armada perikanan Kabupaten Banyuwangi mengalami perkembangan sebesar 6,2 pada tahun 2007, yaitu bertambah 302 unit dari tahun 2006. Jumlah
armada perikanan terbanyak terdapat pada Kecamatan Muncar. Jumlah perahu tanpa motor PTM di Muncar berkurang 25 unit, sedangkan perahu motor tempel
PMT bertambah 327 unit. Jumlah armada untuk kecamatan lainnya di Kabupaten Banyuwangi cenderung tetap.
Tabel 3 Jumlah alat tangkap di Kabupaten Banyuwangi tahun 2007
N o
Kecamatan Jenis alat tangkap
Purse seine
Pa- yang
Jaring insang
Ra- wai
Pan- cing
Bagan tancap
Sero Lain-
lain Jumlah
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Muncar
Pesanggaran Purwoharjo
Wongsorejo Kalipuro
Banyuwangi Kabat
Rogojampi Tegaldlimo
185 4
11 -
- -
- -
- 44
30 22
16 30
24 16
- -
255 162
157 116
80 82
38 62
85 181
48 35
- -
- -
- -
395 337
63 125
315 275
256 175
75 129
- -
- -
- -
- -
142 -
- -
- -
- -
45 617
- -
154 91
64 35
30
148 1.948
581 288
411 516
445 345
267 353
Jumlah 200
182 1.037
264 2.016
129 187
1.139 5.154
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi, 2008
Alat tangkap yang paling dominan di Kabupaten Banyuwangi adalah alat tangkap pancing dengan jumlah 2.016 unit atau 39,1 dari jumlah keseluruhan
alat tangkap. Berdasarkan hasil wawancara, pancing merupakan alat tangkap yang
paling digemari
oleh nelayan
Kabupaten Banyuwangi
karena
penggunaannya yang mudah dan harganya yang relatif murah dibandingkan alat tangkap lainnya.
Tabel 4 Jumlah nelayan di Kabupaten Banyuwangi tahun 2006-2007 No
Kecamatan 2006
2007 1
2 3
4 5
6 7
8 9
Muncar Pesanggaran
Purwoharjo Wongsorejo
Kalipuro Banyuwangi
Kabat Rogojampi
Tegaldlimo 11.685
1.026 2.691
1.148 357
771 132
1.602 405
12.762 1.026
1.464 918
357 192
132
1.602 285
Jumlah 19.817
18.738
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi, 2008
Jumlah nelayan di Kabupaten Banyuwangi secara keseluruhan mengalami perkembangan -5,4 pada tahun 2007, yaitu berkurang sebesar 1.079 jiwa dari
tahun 2006. Berkurangnya jumlah nelayan tersebut dijelaskan oleh petugas setempat dikarenakan berkurangnya nelayan pendatang, yaitu nelayan yang
bersifat musiman dan berasal dari daerah luar Banyuwangi seperti dari Madura. Tabel 5 Perkembangan volume produksi hasil tangkapan Kabupaten Banyuwangi
tahun 2006-2007 No
Kecamatan 2006
2007 Volume
produksi kg
Nilai produksi
Rp x 1000 Volume
produksi kg
Nilai produksi
Rp x 1000 1
2 3
4 5
6 7
8 9
Muncar Pesanggaran
Purwoharjo Wongsorejo
Kalipuro Banyuwangi
Kabat Rogojampi
Tegaldlimo 58.730.442
2.572.122 408.788
159.794 130.982
19.313 31.962
133.053 17.825
86.017.378,5 4.520.367,6
325.598,0 963.758,1
311.277,4 58.608,5
190.377,8 667.571,4
105.105,0 59.884.951
1.171.200 260.432
151.229 137.300
8.904 25.739
150.347 11.275
82.402.023,7 1.705.059,3
338.910,4 994.011,0
418.800,0 35.032,5
165.111,0 853.800,0
79.085,0 Jumlah
62.204.281 93.179.042,3
61.801.431 86.988.832,9
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi, 2008
Nilai produksi penangkapan ikan di laut Kabupaten Banyuwangi mengalami penurunan sebesar 6,6 atau Rp6.190.209.350. Hal tersebut seiring dengan
penurunan volume produksinya yang sebesar 0,6 atau 402.850kg. Menurut petugas Dinas Perikanan dan Kelautan Banyuwangi, penurunan tersebut
merupakan dampak dari kenaikan harga BBM yang menyebabkan biaya operasional melaut semakin tinggi.
4.2 Keadaan Umum Perikanan Tangkap Muncar 4.2.1 Letak PPP Muncar