Industri Pengolahan Ikan Kajian produksi hasil tangkapan didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar Kabupaten Banyuwangi sebagai bahan baku industri pengolahan

kemudian transaksi jual beli ikan yang dilakukan antara nelayanpemilik kapal dengan pedagang pengumpul, distribusi ikan ke luar pelabuhan yang juga melibatkan eksportir, hingga perusahaan jasa pendukung seperti penyewaan cold storage, truk, dan sejenisnya Direktorat Pelabuhan Perikanan, 2005a. Menurut Lubis et al. 2010, kualitas pemasaran produksi perikanan merupakan hal penting yang berkaitan dengan pengelolaan suatu pelabuhan perikanan karena kualitas pemasaran ini akan berkaitan dengan harga. Untuk mengetahui apakah kualitas pemasaran hasil tangkapan bagus atau tidak dibandingkan dengan rata-rata kualitas pemasaran di tingkat propinsi atau nasional, dapat dilakukan melalui pendekatan indeks relatif nilai produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks relatif nilai produksi hasil tangkapan adalah bergantung pada banyak variabel, antara lain metode penangkapan, tipe pemasaran lokal, nasional, ekspor, tipe spesies ikan hasil tangkapan, penanganan hasil tangkapan di kapal dan di pelabuhan.

2.5 Industri Pengolahan Ikan

Di dalam suatu pelabuhan perikanan yang besar umumnya terdapat aktivitas industri, yaitu industri penangkapan dan industri pengolahan ikan. Industri pengolahan terkait dengan aktivitas-aktivitas pengolahan ikan seperti pemindangan, pengasinan, pembuatan terasi, pembekuan ikan, dan aktivitas- aktivitas terkait lainnya Hanafiah dan Saefudin, 1983 vide Sumiati, 2008. Menurut Pane 2007, aktivitas-aktivitas yang ada di pelabuhan perikanan dapat dikelompokkan menjadi tujuh kelompok, yaitu: 1 Kelompok aktivitas yang berhubungan dengan hasil tangkapan, antara lain aktivitas penanganan, pendaratan, pemasaran atau pelelangan ikan dan pendistribusiannya. 2 Kelompok aktivitas yang berhubungan dengan pengolahan ikan, antara lain aktivitas pembekuan ikan, pengolahan ikan, serta pemasaran dan distribusi hasil olahan. 3 Kelompok aktivitas yang berhubungan dengan unit penangkapan ikan. 4 Kelompok aktivitas yang berhubungan dengan penyediaan kebutuhan melaut. 5 Kelompok aktivitas yang berhubungan dengan kelembagaan pelaku aktif. Pelaku aktif di sini adalah nelayan atau pengusaha penangkapan, ABK, nahkoda, pengolah ikan, pedagang, pembeli, buruh pengangkut, dan lainnya. 6 Kelompok aktivitas yang berhubungan dengan kelembagaan penunjang pelabuhan perikanan. 7 Kelompok aktivitas yang berhubungan dengan pengelolaan pelabuhan perikanan. Selanjutnya dikatakan bahwa industri perikanan di pelabuhan perikanan, disebut industri kepelabuhanan perikanan IKP, terdiri atas tiga kelompok, yaitu industri penangkapan ikan, industri pengolahan ikan, dan industri tambahan atau pendukung. Batasan dari industri pengolahan ikan adalah kelompok usaha di pelabuhan perikanan yang aktivitasnya bersifat terkait langsung dengan upaya menghasilkan produk olahan ikan dalam arti luas: ikan, krustasea, moluska, binatang air lainnya dan tumbuhan air dari hasil tangkapan atau eksploitasi alami dan hasil budidaya dalam jumlah besar. Aktivitas dari industri pengolahan ikan terdiri atas pembekuan ikan ikan, udang, dan lain-lain dan pengolahan ikan. Pengolahan ikan dalam arti luas terdiri atas: a pengolahan tradisional, seperti pemindangan ikan, pengeringan ikan, pengasapan ikan, fermentasi ikan terasi, petis, kecap ikan, dan lain-lain, kerupuk ikan, dan lain-lain; b pengolahan semi modern, seperti pengalengan ikan, filet ikan, pembuatan makanan jadi berbahan ikan bakso ikan, fish nugget, supi, dan lain-lain, dan lain-lain; c pengolahan modern, seperti surimi, industri tingkat tiga dari rumput laut bahan kosmetik, kesehatan, obat-obatan, dan lain-lain. Jenis olahan yang umumnya terdapat di pelabuhan perikanan Indonesia kecuali Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman Jakarta, masih bersifat tradisional dan kiranya belum memperhatikan kualitas ikan, sanitasi dan cara pengepakan yang baik antara lain jenis pengolahan pengasinan dan pemindangan. Jenis industri olahan lainnya yang sering dijumpai di lingkungan luar pelabuhan seperti pengalengan ikan, kerupuk, dan terasi Lubis, 2006. Menurut Pane 2007, penetapan jenis industri di suatu pelabuhan perikanan dilakukan dengan mempertimbangkan: 1 Bahan baku utama, antara lain ikan basah segar dan ikan basah tidak segar ..... kurang sampai tidak segar. 2 Jenis ikan yang tersedia. 3 Ukuran ikan yang tersedia. 4 Prasarana atau infrastruktur serta jenis sarana yang tersedia dan yang akan dibangun di pelabuhan perikanan danatau di sekitar pelabuhan perikanan. 5 Bahan-bahan penunjang atau tambahan yang tersedia, seperti kaleng dan tomat untuk industri ikan kaleng, serta es pabrik es untuk filet ikan. 6 Pelayanan yang tersedia di pelabuhan perikanan, mencakup jenis dan cara pelayanan bahan baku industri, jenis dan cara pelayanan fasilitas, serta pelayanan pengurusan kemudahan perijinan ekspor dan sebagainya. Selanjutnya dikatakan bahwa penetapan jenis industri di suatu pelabuhan perikanan sangat penting karena akan berdampak kepada ketertarikan investor untuk masuk ke pelabuhan perikanan dan kepada pengembangan industri di pelabuhan perikanan. Prinsip menarik investor berinvestasi di pelabuhan perikanan antara lain menyediakan kebutuhan industri sesuai dengan kebutuhan industri, biaya-biaya sewa dan biaya-biaya pelayanan yang terjangkau dan kompetitif dengan pelabuhan lain, serta memberikan kemudahan yang keseluruhannya mampu memberikan atau menciptakan daya saing yang tinggi bagi industri di pelabuhan perikanan. Penetapan lokasi industri di dalam pelabuhan perikanan dilakukan dengan mempertimbangkan jenis industri atau pabrik yang akan dibangun, luasan rata-rata atau skala per jenis industri yang akan dibangun, luas lahan pelabuhan yang tersedia, kedekatan lokasi industri dengan bahan baku utama dan tambahan, kedekatan lokasi industri dengan fasilitas- fasilitas pelabuhan yang ada, serta kedekatan lokasi industri dengan pelayanan- pelayanan pelabuhan perikanan. Jenis industri pengolahan ikan yang sudah berkembang di Muncar adalah industri pengalengan, pindang, gaplek ikan, tepung ikan, minyak ikan, dan kerupuk ikan. Kondisi ini menunjukkan sudah berkembangnya kegiatan agro- industri pengolahan ikan hasil tangkapan baik dalam bentuk pengolahan tradisional maupun modern Mira, Sari YD, dan Koeshendrajana S, 2007. 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian