5.1.2 Pendistribusian hasil tangkapan
Proses distribusi berawal dari hasil tangkapan yang telah disortir di atas kapal kemudian didaratkan ke dermaga tempat pembeli yang telah menunggu,
atau dibawa ke TPI untuk dijual kepada pedagang pengumpul. Selanjutnya dilakukan transaksi dengan harga yang sesuai dengan mutu ikan.
Ikan yang telah terjual diberi es oleh bakul untuk mempertahankan mutunya. Ada pula pedagang yang memberi es pada ikan setelah ikan dibeli dari
nelayan keesokan harinya. Terkadang para bakul menambahkan air kolam pelabuhan ke dalam wadah hasil tangkapan. Mereka berpendapat bahwa
menambahkan air kolam ke dalam wadah dapat mempertahankan mutu ikan dan untuk mengambil air dari kolam tidak memerlukan waktu yang lama. Hal ini
tentunya tidak benar karena menambahkan air kolam pelabuhan yang tidak bersih justru akan semakin mempercepat penurunan mutu hasil tangkapan. Di Eropa,
tahap-tahap penanganan hasil tangkapan tersebut telah diatur dalam Peraturan Uni Eropa yang berisi tentang peraturan kesehatan bagi nelayan di kapal, kondisi
untuk penanganan ikan di kapal, kondisi untuk penanganan saat pendaratan, serta kondisi untuk pengolahan dan pengepakan Le Ry, 2007.
Hasil tangkapan yang sudah rusak atau rendah mutunya setelah didaratkan di PPP Muncar dijual ke pabrik penepungan, baik skala modern maupun
tradisional. Tidak dilakukan penanganan terhadap jenis hasil tangkapan tersebut. Bahkan terkadang pedagang tidak menggunakan wadah untuk ikan tersebut,
hanya diletakkan di lantai dermaga atau langsung dimasukkan ke truk bila jumlahnya banyak. Sebaiknya hasil tangkapan yang kondisinya rusak tersebut
tidak didaratkan di PPP agar tidak menimbulkan bau busuk melainkan langsung masuk ke pabrik penepungan seperti di negara-negara Eropa, misalnya Prancis
Lubis 2010, komunikasi pribadi. Proses selanjutnya, yaitu hasil tangkapan yang kualitasnya baik diangkut ke
tempat industri dengan menggunakan becak, becak motor, sepeda motor, atau truk. Dalam menaikkan ikan ke truk, digunakan alat bantu tangga yang terbuat
dari kayu dan menyerupai tanjakan untuk mempermudah dan mempercepat proses pemindahan hasil tangkapan. Kendaraan jenis becak dan becak motor adalah
kendaraan yang banyak beroperasi dan disewa di pelabuhan. Menurut Lubis et al.
2010, jenis angkutan yang digunakan harus memenuhi syarat antara lain tidak boleh terkena sinar matahari, sedangkan kendaraan-kendaraan di PPP Muncar
yang digunakan untuk mengangkut hasil tangkapan tidak memiliki pendingin ataupun atap sebagai pelindung hasil tangkapan agar tidak terkena cahaya
matahari langsung, oleh karena itu pembongkaran dan pendaratan hasil tangkapan dilakukan pada malam dan pagi hari.
Pendistribusian hasil tangkapan ke luar kota dilakukan dengan meng- gunakan truk jenis container yang berpendingin. Daerah tujuan distribusi tersebut
antara lain Jakarta, Surabaya, Magelang, Madura dan Bali. Menurut Lubis et al. 2010, prasarana transportasi yang digunakan cukup menggunakan styrofoam
untuk daerah distribusi yang berjarak kurang dari 50 km, sedangkan untuk tujuan nasional atau lebih jauh dari 50 km maka jenis angkutan yang digunakan adalah
angkutan berpendingin agar ikan tetap segar. Salah satu karakteristik pelabuhan perikanan pantai berdasarkan Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.16MEN2006 adalah tidak ada ekspor ikan. PPP Muncar tidak melakukan ekspor ikan segar, sebaliknya
melakukan ekspor ikan olahan oleh industri besar yang berada di wilayah sekitar pelabuhan. Negara tujuan ekspor tersebut antara lain ke Jepang, Thailand, Korea
dan Cina. Terdapat beberapa cara pendistribusian ikan di PPP Muncar, yaitu:
1 Nelayan menjual hasil tangkapan langsung ke industri tanpa melalui perantara. 2 Nelayan menjual hasil tangkapan melalui perantara atau supplier, yang
kemudian dijual ke industri, selanjutnya pihak industri menjual ke konsumen yang dipasarkan baik secara lokal, nasional, maupun ekspor.
3 Nelayan menjual hasil tangkapan ke pedagang kecil atau ”belantik”, kemudian belantik menjualnya ke konsumen, pedagang besar atau ”pengepul”, supplier,
atau langsung ke industri. 4 Nelayan menjual hasil tangkapannya langsung ke pedagang besar atau
pengepul, kemudian pedagang besar menjualnya ke industri. 5 Nelayan menjual hasil tangkapannya langsung ke konsumen.
Secara detail, alur distribusi hasil tangkapan dapat dilihat pada Gambar 20.
5 1
3 2
2 4
Gambar 19 Alur distribusi hasil tangkapan di PPP Muncar tahun 2009. Kendala yang terjadi dalam pendistribudian hasil tangkapan ke luar PPP
Muncar antara lain rusaknya prasarana jalan di sekitar pelabuhan, terutama di depan gerbang pelabuhan sampai puluhan meter jaraknya. Hal ini mempersulit
kendaraan yang harus melewati jalan tersebut dan proses distribusi hasil tangkapan ke luar pelabuhan menjadi kurang lancar.
5.2 Kebutuhan Bahan Baku Utama Industri Pengolahan Ikan di Dalam .