maka dapat terjadi ketidakseimbangan antara volume produksi dengan jumlah pembeli sehingga harga ikan turun. Hal-hal yang harus diantisipasi oleh
pengelola suatu PPPPI bila produksi hasil tangkapan yang didaratkan sedikit antara lain pihak pelabuhan harus cepat tanggap dengan cara menganalisis
penyebab produksi sedikit danatau menurun, dari mana produk bisa didapatkan kembali, serta usaha-usaha apa yang harus dilakukan agar kapal mau datang ke
PPPPI. Sebaliknya apabila produksi hasil tangkapan yang didaratkan banyak, maka pengelola pelabuhan harus mencari ide untuk dapat memanfaatkan produksi
yang melimpah dalam bentuk olahan atau menyimpannya dalam cold storage. Produksi perikanan yang didaratkan di suatu pelabuhan menurun, antara
lain karena harga ikan di PPPPI tidak layak, lokasi PPPPI berjauhan dengan lokasi perumahan nelayan untuk perikanan skala kecil, daerah pemasarannya
jauh atau terdapat permasalahan dalam pendistribusian ikan setelah didaratkan di PPPPI, potensi perikanan di fishing ground-nya sudah menurun, tidak
terdapatnya fasilitas yang diperlukan dan atau beberapa fasilitas yang ada sudah rusak, serta tidak terdapatnya pengorganisasian aktivitas yang baik di PPPPI
Lubis et al., 2010. Peningkatan produksi secara tidak langsung dapat meningkatkan
kesejahteraan nelayan. Hal ini tergantung pada mekanisme pasar apakah dapat mewujudkan harga yang menguntungkan bagi nelayan dan masih berada dalam
jangkauan pembeli Direktorat Jenderal Perikanan, 1981 vide Aziza, 2000.
2.4 DistribusiPemasaran
Pelabuhan perikanan juga berfungsi sebagai tempat untuk menciptakan mekanisme pasar yang menguntungkan baik bagi nelayan maupun bagi pedagang.
Dengan demikian maka sistem pemasaran dari tempat pelelangan ikan ke konsumen harus diorganisir secara baik dan teratur. Pelelangan ikan adalah
kegiatan awal dari pemasaran ikan di pelabuhan perikanan untuk mendapatkan harga yang layak khususnya bagi nelayan. Proses pemasaran berawal dari ikan-
ikan yang telah didaratkan dibawa ke gedung pelelangan ikan untuk dicatat jumlah dan jenisnya. Setelah itu ikan disortir dan diletakkan pada keranjang atau
basket plastik, selanjutnya dilaksanakan pelelangan dan dicatat hasil transaksinya.
Namun sering terjadi pada banyak pelabuhan di Indonesia, penyortiran telah dilakukan di atas kapal sehingga setelah ikan sampai di tempat pelelangan, ikan
tidak perlu disortir lagi. Pedagang atau bakul ikan mengambil ikan-ikan yang telah dilelang atau dibeli secara cepat, kemudian ikan diberi es untuk
mempertahankan mutunya. Selanjutnya ikan dipasarkan dalam bentuk segar dan diangkut dengan truk-truk atau mobil-mobil bak terbuka danatau mobil-mobil
yang telah dilapisi dengan styrofoam atau dilengkapi dengan sarana pendingin Lubis, 2006.
Dalam pendistribusian hasil tangkapan dari pelabuhan perikanan ke hinterland-nya dapat melalui transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi
darat sendiri dapat menggunakan mobil maupun kereta api Lubis et al., 2010. Barang hasil perikanan berupa bahan makanan mempunyai sifat cepat atau mudah
rusak perishable, oleh karena itu pengangkutannya perlu dilaksanakan dengan alat pengangkutan yang dilengkapi dengan alat atau mesin pendingin Hanafiah
dan Saefuddin, 2006. Menurut Misran 1985 yang diacu dalam Aziza 2000, sistem rantai
pemasaran yang terdapat di beberapa pelabuhan perikanan atau pangkalan pendaratan ikan di Indonesia, yaitu:
1 TPI → pedagang besar → pedagang lokal → pengecer → konsumen.
2 TPI → pedagang besar → pedagang lokal → konsumen.
3 TPI → pengecer → konsumen.
Menurut Hanafiah dan Saefuddin 1983 yang diacu dalam Yundari 2005, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kelancaran pemasaran atau penyaluran
hasil perikanan adalah: 1 pembongkaran ikan dari perahu atau kapal tidak berjalan lancar,
2 macam-macam pungutan yang dibebankan kepada nelayan dan pedagang ikan, 3 penyampaian informasi pasar yang sangat minim, dan
4 banyaknya barang subtitusi yang relatif murah. Pemasaran produk perikanan adalah suatu kegiatan ekonomi yang
memindahkan produk dari sektor produksi ke sektor konsumsi yang umumnya melibatkan berbagai lembaga pemasaran di pelabuhan perikanan. Mulai dari
proses awal pemindahan ikan dari kapal ke darat yang melibatkan institusi bakul,
kemudian transaksi jual beli ikan yang dilakukan antara nelayanpemilik kapal dengan pedagang pengumpul, distribusi ikan ke luar pelabuhan yang juga
melibatkan eksportir, hingga perusahaan jasa pendukung seperti penyewaan cold storage, truk, dan sejenisnya Direktorat Pelabuhan Perikanan, 2005a.
Menurut Lubis et al. 2010, kualitas pemasaran produksi perikanan merupakan hal penting yang berkaitan dengan pengelolaan suatu pelabuhan
perikanan karena kualitas pemasaran ini akan berkaitan dengan harga. Untuk mengetahui apakah kualitas pemasaran hasil tangkapan bagus atau tidak
dibandingkan dengan rata-rata kualitas pemasaran di tingkat propinsi atau nasional, dapat dilakukan melalui pendekatan indeks relatif nilai produksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks relatif nilai produksi hasil tangkapan adalah bergantung pada banyak variabel, antara lain metode penangkapan, tipe
pemasaran lokal, nasional, ekspor, tipe spesies ikan hasil tangkapan, penanganan hasil tangkapan di kapal dan di pelabuhan.
2.5 Industri Pengolahan Ikan